Kebakaran yang melanda rumah toko disekitar jembatan merah terjadi tadi malam senin sekitar pukul 20.00 akibat konsleting listrik. Kebakaran diawali dari Toko Modern yang kemudian merembet ke toko sebelahnya yaitu Toko buku Naga mulya dan toko emas. Sebanyak 6 mobil damkar turut memadamkan api yang berkobar begitu besar dikarenakan juga angin yang bertiup saat itu begitu kencang. Kobaran api yang besar bisa dipadamkan memakan waktu hampir tiga jam. Toko lainnya dan rumah penduduk pun turut panik karena khawatir terkena kobaran api yang begitu besar.

Bila mendengar pertokoan di sekitar jembatan merah, jadi teringat akan masa kecil ku. Sekitar tahun 1969 hingga 1974 sekitar pertokoan Meita, toko buku 88 hingga toko Ria busana, dulu merupakan perumahan dinas pendidikan bidang olah raga serta rumah pribadi penduduk. Sekitar lima tahin aku tinggal diperumahan dinas yang sangat luas dilengkapi dengan lapangan bulu tangkis dan kebun cengkeh dan kebun pisang. Bila hujan turun menjelang sore aku dengan saudara ku dan juga tetangga menikmati hujan-hujanan diluar atau memanjat pohon cengkeh.

Pertokoan sekitar itu belum ada sedangkan pertokoan lainnya mulai dari toko Srisura, wisma batik hingga toko yang saat ini terbakar sudah ada sejak tahun 70 an. Apalagi toko buku Naga mulya yang ikut terbakar, dulu merupakan toko buku yang begitu terkenal dan sangat laris karena belum ada saingan toko lainnya. Karena perkembangan zaman dan meningkatnya perekonomian di kota Bogor yang menyebabkan banyaknya mall mall besar seperti Botani Square, Pusat Grosir Bogor, Transmart, Yogya Junction, Swalayan dan lain-lain, dampaknya bagi pertokoan jembatan merah menjadi sepi pengunjung. Namun walau sudah berdiri selama 40 tahunan lebih rumah toko di sekitar itu tetap membuka usahanya.

Semoga di era virus corona ini tidak ada bencana lainnya yang menimpa masyarakat dimana pun berada