Pentigraf. Kasih sayang Ibu Tiri (tantangan hr ke 80)
Hasni selalu merenung sejak kematian ibunya. Ia selalu mengingat-mengingat kebersamaan dengan ibunya yang begitu perhatian dan menyayanginya. Tak terasa satu tahun ibunya sudah berada di alam yang berbeda. Tiba-tiba ayahnya berkata: "Hasni, sejak kematian ibu yang sudah satu tahun yang lalu ayah punya rencana untuk menikah kembali. Bagaimana menurut mu nak ?". Dengan perasaaan kaget, Hasni menjawab : " Baik, ayah, kira-kira kapan peresmiannya, yah?". "Sekitar bulan depan, mudah-mudahan Hasni bisa menerima ibu baru dengan lapang dada ya, nak ". Harapan ayah Hasni yang begitu kuat.
Peresmian pernikahan ayah Hasni dengan ibu Sinta berlangsung dengan khidmat dan lancar. Lengkaplah sudah menjadi sebuah keluarga. Hari demi hari , Hasni mulai merasakan ada perubahan terhadap ayahnya. Manakala ayahnya sedang berdua dengan ibu tirinya baik ketika sedang berbincang-bincang atau sedang bercengkerama atau sedang menonton tv, timbul perasaaan Hasni yang merasa kehilangan perhatian ayahnya. Terkadang untuk mencari perhatian, Hasni meminta sesuatu. "Bu, Hasni lapar tapi di meja makan sudah tidak ada apa-apa". "Oh, iya nanti ibu masak ayam balado kesukaan Hasni, kan", jawab ibu dengan segera melangkah pergi ke dapur. "Terimakasih bu", jawab Hasni yang mulai memperhatikan ibunya bersedia meninggalkan obrolan dengan ayahnya. Untuk kegiatan lainnya pun ibu Sinta selalu melayani Hasni dengan ihklas misalnya dalam membantu mengerjakan pekerjaan rumah (PR) bila ada kesulitan, menyiapkan kebutuhan sekolah, kebutuhan pakaian dan sebagainya. Tapi bila Hasni melihat kedekatan ayahnya saat berdua dengan ibu sinta selalu muncul perasaan sedih bahkan tidak suka karena ingat akan ibunya. "Hasni, ayah perhatikan kalau ayah sedang berdua dengan ibu, selalu saja kamu mencari-cari perhatian dengan meminta sesuatu atau menyuruh yang lainnya, kenapa, nak?" Tanya ayah suatu ketika. "Iya, ayah mohon maaf, Hasni sampai sekarang belum bisa melupakan ibu dan selalu cemburu kalau melihat ayah berdua", jawab Hasni dengan terus terang. " Ayah paham nak, tapi Hasni juga harus benar-benar bisa menerima ibu Sinta dengan hati yang lapang karena ibu Sinta juga sangat baik, nak", pinta ayah dengan jelas. Hasni bertutur, "Baik, ayah".
Ketika pulang sekolah dan mengikuti ekstrakurikuler seni dan drama, Hasni pulang ke rumah dalam keadaan sakit dengan suhu badan yang panas. Ibu Sinta yang hanya sebagai ibu rumah tangga merasa kaget. " Hasni, kenapa nak?". "kok mukanya pucat dan badannya panas", tanya ibu sinta sambil meraba kening Hasni. "Iya bu tadi di sekolah Hasni kecapean habis latihan drama setelah pulang sekolah", jawab Hasni sambil merebahkan badannya di sofa ruang tamu. Dengan segera ibu menelpon ayah memberitahukan kondisi kesehatan Hasni. Seketika itu ayah pulang dan membawa Hasni ke rumah sakit. Hasil pemeriksaan dokter ternyata Hasni terkena demam berdarah dengan suhu tubuh mencapai 40 derajat. Dengan sabarnya Hasni harus menjalani perawatan inap di rumah sakit selam satu minggu. "Hasni, ayo dimakan buburnya" , pinta ibu sambil menyuapi Hasni. "Setelah makan harus rajin minum obat ya nak, agar cepat sembuh dan suhunya menjadi turun", tutur ibu dengan penuh perhatian dan kasih sayang. Hasni begitu merasakan perhatian ibunya. Setelah tiga hari di rumah sakit suhu badan Hasni mulai menurun menjadi 38 derajat. Tiba-tiba ayah berkata: "Hasni, besok ayah harus keluar kota karena ada pekerjaan kantor selama tiga hari, nak". "Hasni ditemani oleh ibu saja ya nak". Dengan hati yang kuat, Hasni menjawab : "baik, ayah". Selama tiga hari kemudian tanpa ayah, Hasni ditemani dan diurus oleh ibu tirinya yang ternyata begitu baik hati seperti mengurus anak kandung nya sendiri dan Hasni begitu merasakannya sehingga saat ayah nya sudah pulang kembali dari luar kota, kesehatan Hasni semakin membaik suhu tubuhnya kembali normal dan rumah sakit memperbolehkan pulang ke rumah. Saat mempersiapkan untuk pulang ke rumah. Hasni mengeluarkan isi perasaannya di depan ibu dan ayahnya. "Ibu...maafkan Hasni ya, ketika Hasni sehat sering menyuruh ibu macam-macam padahal ibu sedang asyik berbicara dengan ayah". Lalu sekarang Hasni sakit tak berdaya di rumah sakit, ibu dengan ikhlas dan perhatiannya mengurus Hasni hingga sembuh total. " Ibu benar-benar sayang dengan Hasni walau Hasni bukan anak kandung ibu". Dengan berteriak, "Hasni ingin peluk ibu". Ibu Sinta dengan segera memeluk Hasni dengat erat. Seraya berkata : "Ibu sangat sayang sekali, nak seperti putri kandung ibu juga". Ayah yang melihat perilaku Hasni dan ibu Sinta begitu terharu, senang dan bahagia.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren tapi sedikit kepanjangan, Bun.SEMULABagaimana menurut mu nak ?". Dengan perasaaan kaget, Hasni menjawab : " Baik, ayah, kira-kira kapan peresmiannya, yah?".MENJADIBagaimana menurutmu, Nak?" Agak kaget, Hasni menjawab, "Baik, Ayah. Kapan peresmiannya, Yah?"
Ok betul trimaksih masukannya. Maklum br kali ini bikin pentigraf
Keren Bun
Trimakasih bun...masih belajar
Keren bun pentigrafnya...
Trimakasih bun
Semangat bu.. .Salam literasi
Trimakasih bun...Salam.literasi kembali
Keren bu
Trimakasih bun
Keren pentigrafnya bu. Sangat mengispirasi sekali.
Trimalasih bun support nya
Kereen pentigraf nya Bun... ditunggu pentigraf beikutnya yg lebih gregett semangaat...
He he nuhun bun....inshaallah klu dpt ide
ibu tiri yang baik. Mantap bu
Trimakasih bun...salam literasi