Dua Cahaya di Belantara Jiwa (2)
#Tagur hari ke-380
Tantangan Gurusiana
Sudah seminggu ini aku tidak mau menyapa ayah dan ibu. Aku masih menyimpan kecewa. Kecewa dengan ayah dan ibu. Cemburu pada Kayla.
Siang itu panas sangat terik. Panas sampai ke ubun-ubun, apalagi pelajaran olahraga kami sehabis sholat zuhur. Tepat ketika sang raja siang bertahta di istananya. Keringat membanjiri tubuhku, namun cerahnya tidak bisa menyembunyikan sendu di wajahku. Sahabatku Mia membaca galau hatiku, ketika mendapatiku menyendiri di lapangan olahraga sekolah kami.
“Dara, kenapa kamu melamun saja dari tadi? apa ada masalah? aku mau kok mendengar curhatmu,” ucap Mia serius. Sejenak aku ragu. Bimbang. Trauma dengan sikap Indah, kalau sama saja nanti responnya. Namun, pada saat yang sama aku memang butuh tempat curhat. Akhirnya kuputuskan untu bercerita.
“Jadi begini Mia, buku pelajaran dan buku novel kesayanganku rusak oleh adikku. Disobek dan diceburkan ke dalam kolam ikan hias, karena adikku buta. Aku terus diejek-ejek oleh temanku karena aku mempunyai adik yang buta. Di rumah aku tidak diperlakukan dengan adil oleh ayah dan ibuku. Bahkan sampai hari ini aku tidak mau menyapa ayah dan ibuku,”Ucapku sendu.
“Apa...? tidak bersapaan dengan ibumu?” seru Mia kaget. “Sudah berapa lama kamu tidak bertegur sapa dengan ibumu Dara?” tanya Mia. Sudah seminggu ini.” Jawabku. “Tiga hari saja tidak bersapaan, tidak diterima ibadah kita Dara, apalagi seminggu. Apa kamu lupa pelajaran agama kita?” tegur Mia.
“Apalagi tidak bertegur sapa dengan ayah dan ibu sendiri yang telah begitu banyak berkorban untukmu. Ibumu hebat Dara. Dia begitu sabar menghadapi sikapmu dan begitu tabah dengan cobaan penyakit adikmu,” lanjut Mia. Hormatilah ibumu karena di telapak kakinya surgamu,” nasihat Mia.
“Bersykurlah kamu masih mempunyai kedua orang tua. Sementara aku adalah anak piatu semenjak aku lahir. Sampai sekarang tidak pernah aku merasakan kasih sayang seorang ibu. Ibuku meninggal karena pendarahan saat melahirkanku,” tambahnya.
“Dara, kamu itu jangan merasa malu karena kekurangan adikmu, karena di balik kekurangan ada juga kelebihannya. Pasti ada hikmah di balik peristiwa ini. Ayah dan ibumu itu lebih menyayangi Kayla karena dia juga ingin Kayla merasakan kasih sayang orang tua. Apalagi dalam kondisi dia tidak bisa melihat,” ulas Mia.
“Terima kasih Mia, sudah menasihatiku. Sekarang aku sadar bahwa aku salah tidak menghormati orang tuaku. Kamu adalah sahabat terbaik yang telah mengingatkanku agar aku menjadi lebih baik lagi,” ujarku.
Hembusan angin sore membelai pipiku. Tiba-tiba datang pamanku dan berkata kepada ibuku, “Leli, sebaiknya Kayla dioperasi, biar dia bisa melihat seperti kita dan orang-orang lain di luar sana. Lebih cepat lebih baik.”
“Iya Uda, aku akan bilang sama suamiku agar dia mau mendengarkan omonganku dan Kayla dioperasi secepatnya,” jawab ibuku. (Bersambung)
Pariaman, 20 Mei 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Sangat menyentuh Qalbu.. Rancak bana Uda... Sukses selalu
Terima kasih Pak Bur apresiasinya. Salam sukses
Semoga Kayla baik-baik saja, lanjutkan ....Terimakasih telah setia mengunjungi sriyonospd.gurusiana.id untuk SKSS.
Aamiin ..terima kasih Pak Yon
Semoga Kayla jadi dioperasi. Sehat dan sukses selalu Pak Emi
Insya Allah Bu Vivin..terima kasih telah setia hadir ke blog saya.
Jadikah Kayla dioperasi? pingin baca lanjutannya, keren pak
Jadi Bu Rahmy
Cerita yg keren, Pak Emi. Sukses selalu dan salam literasi
Terima kasih Bu Hend
Keren banget pak Mari SKSS sahabat gurusianer
Terima kasih Pak..ayo mari SKSS
Keren pak Suhaimi. Ah, saya ketinggalan cerita awal.Ditunggu kelanjutannya.
Terima kasih Bunda, yang setia hadir di blog saya. Salam sukses utk bunda, selamat hari raya idul fitri 1 syawal 1442 H mohon maaf lahir dan bathin Bun.