KERINDUAN SANG PERANTAU
#Tagur hari ke-398
Tantangan Gurusiana
Gadis berusia 25 tahun itu duduk memangku lutut di teras. Pikirannya melayang ke kampung halaman. Kumandang takbiran membuat hatinya semakin rindu tanah kelahirannya. Sudah lima tahun ia berjuang di ibukota. Setengah dasawarsa pula ia tak bertemu Mak dan Abah tercinta. Setelah banyak waktu dan tenaga terkuras, akhirnya keberhasilan menghampiri. Tahun ini ia berencana menjalang desa tempatnya memulai kehidupan. Namun, kebijakan menghentikannya menebus kerinduan. Corona si perantau China itu belum pulang. Gadis bernama Rumna itu menghembuskan napas pelan. Hawa dingin yang menusuk, membuatnya segera masuk untuk beristirahat.
Seusai shalat eid, Rumna duduk di kamar sambil mengusap foto ukuran menengah. “Mak... Abah... Rumna rindu...” ucapnya di sela air mata berjatuhan. Di tengah tangis, bibinya memanggil “Rum...sini...Ada Mak Abah-mu ini.” Mendengar itu Rumna bergegas menyongsong panggilan bibinya.
Alangkah terkejutnya gadis berphasima moca itu, dengan cepat ia mengusap kedua matanya dan mengukir senyuman. “Mak... Abah...” Rumna berkata antusias. “Maafin Rum, ga bisa pulang. Titik air menetes di matanya. “Ga apa-apa Nak. Ini semua untuki kepentingan bersama. Di sana kamu jaga kesehatan ya. Kami di sini alhamdulillah baik-baik saja.” ucapa Mak diangguki oleh Abah dan Alan. Jika jarak mengurung rindu, bukankah teknologi bisa menjadi merpati penyampai kerinduan? Ya, pertemuan sang perantau dan orang tuanya itu terjadi secara virtual.
Pariaman, 07 Juni 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen pentigrafnya, Pak. Salam literasi
Terimakasih Pak Dede
Mantap Uda... ambo kiro tadi amak dan abah yang datang, ternyata video call... haha.. Rancak bana da.. Sukses selalu
haha karena pandemi cuma video call
Keren menewen pak, lanjutkan dengan karya berikutnya agar terwujud buku tunggal kumpulan pentigraf. Selamat pagi selamat beraktivitas.Tetap terapkan minimal 3M agar kita tetap sehat dan terhindar dari virus korona. Terimakasih telah setia mengunjungi sriyonospd.gurusiana.id untuk SKSS.
Terimakasih pak Yon
Keren pentigrafnya
Terimakasih Bunda
Pentigrafnya keren banget. Semoga sehat selalu dan selamat ber SKSS
Terimakasih Bunda ayoook skss
Hahaha... twistnya keren... salam semangat.
terimakasih bunda Murni Asih
Meskipun secara virtual, tapi sudah bisa mengobati kerinduan bertemu orang tua...juga cinta kasih yang mendalam..salut artikelnya
terimakasih apresiasinya Mas Eko Adri W
Mantap pentigrafnya, Pak. Salam sukses selalu.
Terimakasih Bunda Mursyidah...salam sukses juga buat bunda
Jadi Baper pak haji...sedih amat. Keren endingnya...salam super...
Hehe terima kasih Bunda. salam kembali
Keren pak...hampir ikut meneteskan air mata awalnya pak.. ..sukses sll pak
Terima kasih Bu Dewi
Rindu yang tertahan karena Neng Corona belum pulang. Bersyukur ada Tante Vicall datang mempertemukan. Keren pak Suhaimi. Salam sukses dan sehat selalu.
Terimakasih Pak Isnain....sukses juga buat bapak
Keren sekali Pak pentigrafnya. Semoga sehat dan sukses selalu
Terima kasih Bunda
Keren sekali Pak pentigrafnya. Semoga sehat dan sukses selalu
Terimakasih Bunda
Keren sekali Pak pentigrafnya. Semoga sehat dan sukses selalu
Terimaksih Bunda