Oleh : SUHAINAH, S.Pd.SD

Angin tiba-tiba berhembus dengan kencang. Udara terasa begitu dingin menusuk tulang. Langit tampak pekat tanpa bintang. Suasana malam itu serasa begitu mencekam bagi Nazwa. Tirai yang bergoyang akibat hembusan angin melalui ventilasi di atas jendela membuat Nazwa merasa horror, apalagi beberapa kali terdengar pekikan suara burung hantu dari belakang rumah.

Bulu kuduknya berdiri, Nazwa segera masuk ke kamar, diraihnya HPnya untuk menelpon Abdullah. Namun Nazwa merasa tak enak jika memanggil suaminya pulang. Abdullah sedang menjenguk Pak Imam yang sedang sakit. Tapi teriakan burung hantu yang memecah kesunyian malam membuatnya sangat takut. Ia ingat perkataan orang tua dulu bahwa jika terdengar suara burung hantu maka akan ada yang mati. Nazwa memaksakan diri memejamkan mata hingga ia benar-benar bisa tertidur.

Nazwa membuka mata ketika Abdullah mengguncang tubuhnya dengan pelan untuk membangunkannya sholat subuh. Di luar terdengar suara gerimis, dan hawa dingin masih terasa menusuk tulang. Terdengar pengurus mesjid memberi pengumuman subuh itu. Nazwa memasang kuping, kabar duka kah yang akan disampaikan oleh pengurus mesjid. Setelah terdengar ucapan salam pembuka, tiba-tiba .... "Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun, semalam ada suara burung hantu dan kata orang tua dulu akan ada yang mati, ternyata benar, sekarang listriknya mati". Gerutu Nazwa

Simbur Naik, Tanjung Jabung Timur

Kamis, 6 Agustus 2020