Suhainah Hafidz

Memiliki nama lengkap Suhainah, S.Pd.SD. Lahir di Simbur Naik pada tanggal 28 September 1987. Aktif mengajar di SDN 68/X simbur Naik sejak tahun 2009 dan ...

Selengkapnya
Navigasi Web
MANTAN YANG TAK DIRINDUKAN
Google

MANTAN YANG TAK DIRINDUKAN

"Ada pecahan uang 50.000 Bu", Ucap kepsekku memecah fokusku mengetik RPP siang itu.

Saya tak langsung menjawab, tanpa memalingkang muka dari layar laptop, saya mencoba mengingat jumlah uang yang saya miliki di dompet. "Tidak punya Pak", Jawabku singkat. Jari-jemariku masih asyik menekan keyboard laptop di depanku.

Pria itu baru ditugaskan sebagai kepala sekolah di sekolah tempatku mengajar. Usianya sekitar 40 tahun, wajahnya gagah dengan perawakan tubuh tinggi berisi. Tubuhnya nggak kalah gagah dengan Bang Nanoe pacarku yang bertugas di POLAIR. Orang tak akan mengira kalau dia seorang duda karena pakaiannya rapi, sepatunya mengkilap terawat. Belum jadi duda, mereka belum berpisah secara hukum.

"Serius amat mukanya Bu, apa memang begitu ya calon istri Pak Polisi?". Suara berat khas pria itu membuatku menghentikan kegiatanku.

Kuangkat muka untuk memastikan bahwa pria itu sedang berbicara denganku. Benar, dia sedang duduk di kursi tamu dalam ruangan guru, di sini hanya ada saya dan dia,maka tentu dia sedang berbicara dengan saya.

"Bapak dapat bocoran dari mana kalau saya pacaran dengan anggota polisi"? Saya menatapnya lekat sambil menunggu jawaban.

Pria itu tak menjawab, dia menghindar dari sorot mataku. Meski dari jauh sepertinya dia tidak nyaman dengan tatapanku yang lekat di wajahnya. Ah kurang sopan sekali diriku menatap seperti itu pada atasanku. Aku mengalihkan kembali pandanganku ke layar laptop.

Siang itu menjadi awal kedekatan kami, dan waktu sudah berjalan lebih 3 tahun hubungan kami tanpa kepastian. Sedikit bisa bernafas lega ketika dia berjanji akhir semester genap dia akan melamarku secara resmi.

*****

Waktu yang telah dijanjikan sudah tiba, Ibu sudah menunggu janji pria itu untuk ditepati. Namun apa yang bisa kuperbuat, sudah seminggu ini dia tidak masuk kerja, HPnya susah dihubungi. Ibu sudah punya firasat buruk, pasti pria itu ingkar janji.

Akhirnya tersambung, saya katakan bahwa saya ingin bertemu dan berbicara langsung dengannya. Janji pertemuan telah dibuat, saya datang di tempat dan waktu yang telah ditentukan.

"Aku nggak bisa, saat ini aku lagi ada masalah", Jawab pria itu dengan nada tinggi.

"Terus kapan, ini sudah akhir semester, minggu depan dah libur, bukannya datang ke rumah nepatin janji, kamu malah menghilang", Ucapku dengan suara parau menahan tangis.

"Bu, aku sudah nggak bisa lagi, sungguh saat ini aku lagi banyak masalah, aku nggak bisa lagi ditekan seperti ini", seformal itu dia memanggilku dengan kata Ibu sekarang. Kenapa pria yang pernah sangat dekat denganku ini tiba-tiba menjadi seperti orang asing hari ini.

"Saya mendesakmu?" suaraku lirih, kudongakkan kepala agar air mata ini tidak tumpah lagi.

"Saya hanya menagih janji, tolong difahami. Hubungan kita tidak biasa, jika saya gagal membawa hubungan ini ke pelaminan maka bagaimana saya menghadapi orangtuaku, bagaimana orang akan berfikir tentangku?" Suaraku melemah, kutahan rasa panas yang memenuhi rongga dadaku, agar saya bisa tetap mengatur bahasa sebaik mungkin.

"Aku tak bisa, ibu mau apa sekarang", pria itu berdiri dan menarik ranselnya.

"Mau kemana, urusan kita belum selesai!", segera kurampas ransel miliknya hanya untuk menahannya supaya jangan pergi.

"Ibu terlalu berbelit-belit, tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, saya sudah bilang, saya tidak bisa"! Kini suaranya semakin tinggi.

"Karena janda itu kan?" senyumku sinis

"Sekarang dia sudah jadi istri saya", dia melipat tangannya menunggu reaksiku selanjutnya. Saya tidak kaget, saya sudah tahu hal ini dari istri pertamanya seminggu lalu.

"Lalu kamu anggap apa hubungan kita selama ini, kenapa kamu setega ini sama aku?" tangisku tumpah. Tak terbayang apa yang akan aku sampaikan ke Ibu nanti tentang masalah ini.

"Aku dijebak, aku udah banyak masalah, sekarang ibu tinggal kasi tahu mau penyelesaian bagaimana, ibu mau bawa keluarga ibu ke sini dengan parang panjang silahkan, ibu mau supaya saya pergi jauh dari sini, sekarang sudah saya urus mutasi pindah tugas saya", jawabnya sambil melangkah pergi.

Aku menggeleng, ini bukan penyelesaian masalah. Saya mencoba menahan langkahnya, kepegang kakinya supaya dia berhenti. "Tolong, saya tidak bisa seperti ini, kamu udah janji pada saya, udah janji pada keluarga saya, saya tidak mau kamu abaikan saya dengan cara seperti ini", saya kehilangan akal sehat, saya terus menangis di bawah kaki pria itu.

Sekali tarikan kuat, terlepaslah pegangan tanganku di kakinya. Saya tersungkur dan kepalaku diujung sepatunya. "Hubungan kita telah berakhir", ucapnya sambil berlalu meninggalkan saya yang masih tersungkur ditanah. Saya meraung, semua tangis yang pernah kusimpan pecah hari ini. Hatiku tak bisa kuajak berdamai, pria yang selalu saya bela di depan keluarga besarku kini mengabaikanku.

"Membusuklah kau di neraka jahanam", aku mengerang. Dunia menjadi gelap, aku benar-benar hancur.

***

Suara ketukan pintu kamar membuyarkan lamunanku. Kutatap text yang dari tadi kuketik, tapi text pesan berupa undangan itu belum saya kirim juga.

"Anna, buka pintunya!, mempelai prianya sudah datang" Suara seseorang dari pintu kamar.

Saya beranjak dan membuka pintu, gaun putih pengantin sudah selesai kukenakan. Saya lalu diantar menuju ruang tempat akad nikah dilangsungkan. Jantungku ikut tak beraturan saat ijab kabul dilangsungkan.

Sah... Teriak hadirin hampir berbarengan. "Baarakallaahu laka wa baaraka 'alaika wa jama'a bainakuma fii khoir", ucapan do'a pernikaha itu silih berganti diucapkan oleh tamu undangan.

Ada rasa yang bergemuruh dalam dada membuncah dalam bentuk tangisan haru di saat itu. Kusalami tangan laki-laki yang kini telah sah menjadi suamiku. Ahmad Sabarno, Dia adalah bukti betapa sayangnya Allah padaku. Allah pernah membiarkanku merasakan sakit karena ditinggalkan oleh laki-laki tak bertanggung jawab. Sesungguhnya pada saat itu dia sedang menyiapkan calon terbaik untukku.

"Mempelai laki-lakinya, kita ajak pulang dulu ya, besok kita antar lagi ke sini untuk bersanding", Ucap Bang Yusuf menggoda kami. Saya hanya tersipu malu. Besok adalah resepsi pernikahanku.

Saya pun kembali ke kamar untuk berganti pakaian. Kuraih kembali HP dan segera ku send text pesan yang tadi sudah kuketik.

"Biarlah dia menghadiri resepsi pernikahan kami, biar dia bisa menyaksikan langsung betapa bahagianya hidupku kini setelah dia mencampakkanku 2 tahun lalu, sesungguhnya engkau adalah mantan yang tak kurindukan", ucapku dalam hati. Senyum dibibirku masih terus berkembang sebagaimana hatiku yang juga berbunga-bunga malam itu.

Tanjung Jabung Timur, 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Cerita yang menarik. Bahasanya mengalir lancar. Sukses selalu, Bu.

18 Aug
Balas

Keren, barokallahu lakuma, tetap semangat dan salam literasi, Bu

11 Aug
Balas

Terima kasih Pak

11 Aug

Keren bunda, saya suka, salam literasi

11 Aug
Balas

Terima kasih

11 Aug

Akhir yang bahagia, keren Bu. Sukses selalu.

11 Aug
Balas

Terima kasih

11 Aug

Barakallah Bu, semoga bahagia selalu. Salam Literasi.

11 Aug
Balas

Terima kasih Bu

11 Aug

Sukses bun, mantab ceritanya

11 Aug
Balas

Terima kasih Bu

11 Aug

Keren cerpen nya Bu

11 Aug
Balas

Terima kasih Bu

12 Aug

Wow keren cerpennya bun

11 Aug
Balas

Terima kasih Bu

11 Aug

Ikut terharu, keren bu, sudah saya follow

11 Aug
Balas

Terima kasih, siap follow back

11 Aug

Nama saya Romina Abalos. Suami saya dan saya telah menikah selama 12 tahun, dan memiliki seorang putra bersama dan saya sedang hamil. Dia adalah seorang duda. Dia berasal dari keluarga yang berpengaruh sementara saya berasal dari latar belakang miskin kami tinggal di AS tetapi kami berdua lahir di Meksiko. Dia memiliki bisnis di Siprus. Dia mengatakan kepada saya bahwa dia ingin mengembangkan bisnisnya di sana dan ingin berinvestasi di sebuah rumah. Itu agak mendadak tapi saya setuju. Dia biasanya berkunjung setiap bulan. Tapi dia berubah dan berhenti berkunjung, dia hanya mengirim uang dan jarang menelepon atau menerima telepon saya. Saya memiliki blog mode dan perjalanan di Instagram. Kemudian suatu hari saya mendapat pesan langsung dari seorang wanita, Dia mengatakan bahwa dia memiliki bukti bahwa suami saya berselingkuh dengannya. Awalnya saya tidak percaya, tetapi dia mengirimi saya foto-foto yang dia kirimkan kepadanya, pesan di antara mereka. Saya mengonfrontasi suami saya dan dia menegaskan bahwa semua yang dikatakan wanita itu benar. Faktanya dia mengatakan kepada saya bahwa dia ingin bercerai dan dia tidak mencintaiku lagi.saya sedang membuka halaman di instagram suatu hari dan melihat seorang wanita yang bercerita tentang bagaimana seorang pria menyelamatkan pernikahannya. Saya segera mengiriminya pesan langsung untuk mengkonfirmasi ceritanya dan dia memberi tahu saya betapa kuatnya pria itu. dia memberi saya emailnya [email protected] dan saya menghubunginya. Dia memberi tahu saya bahwa suami saya berada di bawah semacam kekuatan yang kuat dan dia tidak waras. Dia mampu mematahkan kekuatan dan menyelamatkan pernikahan saya dari perceraian.Suamiku kembali menjadi suami yang penuh kasih seperti dulu dan dia memutuskan setiap hubungan dengan wanita lain. Dia lebih sering berkunjung ke rumah sekarang. saya dan putra kami pergi mengunjunginya juga dan menghabiskan liburan bersamanya. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada abdi Allah yang Hebat ini Dr Okosu tetapi saya memanggilnya Ayah. WhatsApp-nya adalah +2348119663571

10 Jan
Balas



search

New Post