NO RIBUT NO LIFE

"No ribut no life", sepertinya begitulah motto peserta didik di kelas 6 ini. Penghuninya hanya 18 anak, tapi kelas ini hampir tidak pernah terdengar hening bahkan disaat KBM berlangsung. Sudah melekat sebagai kelas paling ribut sejak mereka masih di kelas 4, begitulah yang saya dengar dari cerita para guru di sekolah ini. Saya sebagai guru yang baru ditugaskan di sekolah ini terus mencari informasi tentang peserta didik yang akan saya ajar di kelas 6.

Setiap hari saja masalah di kelas ini, apalagi kalau gurunya berhalangan untuk masuk ke dalam kelas, bisa dipastikan kelas ini akan menjadi sangat gaduh meskipun sudah ada tugas yang diberikan oleh guru lain untuk dikerjakan. Ada yang suka nyanyi-nyanyi dan teriak-teriak nggak jelas. Ada pula yang berlari-larian histeris seperti kerasukan.

Kegaduhan yang sering terjadi itu karena berkumpulnya siswa-siswi dengan berbagai karakter. Syahril situkang cagil, Fadhil si emosian, Basir si tukang ngadu dan gampang nangis. Syafnil yang tidak suka diatur sama teman sekelas, dan terlebih lagi ada Ilham yang tukang kompor. Hampir semua kegaduhan di kelas ini terjadi bermula karena Ilham.

Mereka bukan siswa kurang ajar, karena guru-guru selalu mengajari mereka. Menasehati sudah, menghukum juga sudah. Saya tidak perlu lagi menggunakan sikap kasar untuk membungkam mereka agar tidak gaduh di dalam kelas. Saya percaya bahwa setiap anak itu istimewa dan memiliki kelebihan masing-masing.

Misalnya Ilham, dia siswa yang lemah di dalam pelajaran, tapi sangat berpengaruh di kelasnya, mungkin karena dia anak yang paling suka jahil sama teman-temannya. Karena itu pada saat pemilihan ketua kelas saya mengusulkan dirinya, dan semua teman dikelas setuju.

Satu masalahku terselesaikan, karena hampir semua keributan di kelas terjadi karena kejahilannya maka setelah dia menjadi ketua, kelas menjadi lebih tenang.Karena jika ada keributan maka yang dipanggil adalah dirinya,

Untuk mengatasi masalah kelas yang lainnya yaitu pada saat KBM berlangsung siswa masih sering ribut itu karena mereka lebih suka mengobrol dan bermain dengan temannya dibandingkan mengikuti pelajaran. Untuk masalah ini saya mencoba memadukan metode pembelajaran dengan memanfaatkan ICT dalam pembelajaran yaitu melalui platform Quizizz yang sebelumnya belum pernah digunakan oleh guru-guru di sekolah ini.

Metode ini ternyata sangat menarik siswa untuk aktif dalam pembelajaran, karena dalam quizizz guru bisa menyajikan slide materi pelajaran dengan menarik dan dipadukan dengan kuis. Siswa juga bisa menjawab kuis atapun pertanyaan pada smartphon mereka melalui quizizz layaknya seperti mereka bermain game, di situ mereka bisa bersaing dengan teman lainnya untuk meraih peringkat pertama dalam kuis.

Ternyata para siswa sangat berantusias dan fokus mengerjakan soal di smartphone mereka sehingga mereka lupa dan tak lagi punya kesempatan untuk menjahili teman mereka. Suasana kelas memang terdengar masih ribut, tetapi ribut karena belajar. Teriakn hore !, Yes!, Aku hebat, aku bisa !, aku juara !, dan teriakan positif lainnya kini memenuhi ruangan kelas. "No ribut, no life?" Ya, biarlah suara gaduh ini menjadi nafas untuk kelas kita, teriakan positif dan memotivasi diri sendiri untuk berlomba menjadi yang terbaik. Teriakan ini adalah bentuk antusias dan semangat kalian dalam mengikuti pembelajaran.