TAKDIR CINTA (15)
Tantangan Hari ke-279
#TantanganGurusiana
TAKDIR CINTA (15)
"Iya, Bu. Jihan putri pak Yuda," jawabku.
Mama Melisa menghela napas. Ada kesedihan tergurat di wajahnya. "Kapan Gio kenal dengan Jihan?"
"Jihan teman sekolah Gio."
"Oh, begitu," katanya, "Apa hubungan Gio dengan Jihan?"
"Gio sangat mencintai Jihan, Bu," jawabku jujur.
"Bukankah jihan sudah bersuami? Kalau tidak salah namanya...,"
"Yoga."
"Betul Yoga. Ya, nama suaminya Yoga."
Ternyata mama Melisa belum mengetahui kejadian yang menimpa Jihan. Kemudian aku bercerita bagaimana awalnya aku bertemu dengan Jihan. Menceritakan semua kejadian yang menimpa keluarga mereka sampai kepindahannya ke kota lain. Termasuk perceraiannya dengan Yoga.
"Oh, jadi mereka sudah bercerai," kata mama Melisa.
"Maaf, Bu. Apa benar cerita yang Gio dengar selama ini?"
"Ibu tahu yang Gio maksud. Pasti kejadian antara suamiku dengan orang tua Melisa, kan?" Mama Melisa balik bertanya.
Aku mengangguk.
"Baiklah. Ibu akan menceritakan yang sebenarnya," ujar mama Melisa. "Hari itu, Ibu baru pulang dari luar kota. Sudah beberapa hari Ibu di kota lain untuk menjajaki kemungkinan membuka butik di kota tersebut. Karena terlalu fokus pada pembukaan cabang butik, Ibu sampai tidak mengetahui kejadian antara mas Bram, suamiku, dan mas Yuda, orang tua Jihan. Tanpa sengaja Ibu mendengar pembicaraan mas Bram dengan dua orang temannya. Dari pembicaraan tersebut, Ibu baru tahu bahwa mas Bramlah yang membuat seluruh usaha mas Yuda gulung tikar. Dengan segala cara mas Bram berusaha mengusai harta mas Yuda." Mama Melisa terdiam sejenak. Jelas sekali kekecewaan tergambar di wajahnya.
"Mengapa Ibu tidak mencegah pak Bram?" tanyaku.
"Terlambat. Ibu sudah berusaha mencegah mas Bram, tetapi semuanya terlambat. Mas Yuda sudah terlanjur melarat dan pergi entah kemana. Ibu tidak bisa berbuat apa-apa lagi," katanya sedih.
"Jadi, Ibu tidak tahu keberadaan mereka sekarang?"
Mama Melisa mengangguk pelan. Aku melihat ada air bening di kedua matanya.
"Ibu merasa bersalah atas kejadian ini. Sebagai seorang istri, Ibu tidak bisa mengingatkan suami yang serakah dengan harta," sesal mama Melisa.
Aku terdiam. Sengaja kubiarkan mama Melisa mengeluarkan seluruh unek-unek dalam hatinya.
"Setelah kejadian itu, mas Bram berubah protektif dan gampang marah. Jauh sekali bedanya dengan mas Bram yang Ibu kenal waktu sebelumnya. Melisa dibatasi pergaulannya."
"Pantas. Dio adikku sempat dipukul orang suruhan pak Bram ketika mengantar Melisa membeli bahan praktikum. Sekarang aku baru tahu penyebabnya," pikirku dalam hati.
"Mas Bram juga jarang pulang. Dia lebih sering ke luar kota untuk mengurus bisnisnya," kata mama Melisa sedih. "Kembali ke masalah Jihan. Apakah Gio benar-benar mencintai keponakanku itu?"
Aku mengangguk meyakinkan.
"Ibu akan membantu Gio sekuat tenaga. Ibu akan mencari Jihan dan orang tuanya sampai ketemu," janjinya serius. "Saran Ibu, sebaiknya Gio berhenti dulu dari pekerjaan yang sekarang, kita fokus mencari mereka. Kalau masih di tempat pekerjaan itu, Ibu rasa waktu Gio sangat kurang. Tetapi, jika kita membuka usaha sendiri, kita mudah untuk mengatur waktu," jelasnya.
"Tapi Bu...,"
"Nggak usah dipikir. Untuk sementara biar orang-orang kepercayaan Ibu yang menangani sebelum Gio mempunyai waktu luang. Kira-kira apa rencana usahanya?" tanyanya.
"Gio cenderung seperti yang Ibu sarankan. Usaha percetakan," jawabku.
Mama Melisa tersenyum lalu berkata, "Mantap sekali. Ibu suka. Besok pagi Ibu tunggu kepastian Gio."
Tetiba aku mendengar bunyi gawai mama Melisa. Ada panggilan masuk.
"Assalamualaikum. Selamat siang," salamnya.
"Walaikumsalam. Benarkah ini Ibu Fitri Nuraini, istri dari bapak Bramantyo?"
"Betul, Pak. Ini dari mana, ya?"
"Kami dari kepolisian, Bu. Suami Ibu mengalami kecelakaan tunggal."
"Apa? Kecelakaan?"
Bersambung
Sarolangun, 19 Oktober 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Makin seru dan makin asyik, ditunggu kisah berikutnya.. Sukses selalu mas Kepsek
Terima kasih apresiasinya mas Burhani. Sukses selalu dan salam literasi
Mantap pak, smg msh ada kesempatan Gio bertemu Jihan, ditunggu lanjutannya
Terima kasih apresiasinya bu Yurlina. Sukses selalu untuk ibu dan keluarga
Mantap pak, smg msh ada kesempatan Gio bertemu Jihan, ditunggu lanjutannya
Terima kasih apresiasinya bu Yurlina. Sukses selalu untuk ibu dan keluarga
Seru, siap menunggu selanjutnya.. barakallah.
Terima kasih apresiasinya bu Dian. Sukses selalu dan salam literasi
Wow, makin seru Pak. Sukses selalu dan barakallahu fiik
Terima kasih apresiasinya bu Siti Ropiah. Sukses selalu dan salam literasi
Makin serkonfliknya. sehat dan sukses selalu buat Bapak
Terima kasih apresiasinya bu Elvina. Sukses selalu dan salam literasi
Semakin asyik dan seru Pak... ditunggu lanjutannya. Tetap semangat, semoga sehat dan sukses selalu.
Terima kasih apresiasinya pak Muslih. Sukses selalu juga untuk bapak dan keluarga
Cerita seru mengharukan.....
Terima kasih apresiasinya bu Elmi. Sukses selalu dan salam literasi
Ceritanya semakin seru, keren Pak, di tunggu kelanjutannya
Terima kasih apresiasinya pak Sunindio. Sukses selalu untuk bapak
Keren, ceritanya penuh gejolak tidak monoton. Sehat dan sukses selalu buat bspak.
Terima kasih apresiasinya bu Rina. Sukses selalu dan salam literasi
Makin seru pak ceritanya...... Makin banyak konfliknya. Keren paak dan sangat menarik. Salam santun dan sukses selalu
Terima kasih apresiasinya bu Trisna. Sukses selalu juga untuk ibu dan keluarga
Kasihan Mama Melisa. Seru ceritanya, Pak. Ditunggu kelanjutannya, Pak. Semoga sukses selalu.
Terima kasih apresiasinya bu Novita. Sukses selalu juga untuk ibu dan keluarga
Keren kali pak... Super .. bisa jadi novel best seller nih pak... Salam pak..
Terima kasih apresiasinya pak Syafi'i. Aamiin. Semoga doanya dikabulkan. Sukses selalu untuk bapak dan keluarga
Ceritanya mengharukan dan semakin menarik semoga cepat menjadi buku semangat selalu berkarya. Salam sukses selalu pak
Terima kasih apresiasinya bu Halifah. Sukses selalu juga untuk ibu dan keluarga