257. Azab Kubur Bagi Penebar Kedustaan
Ibarat maling yang ketangkap basah lalu digebukin massa hingga babak belur. Mungkin demikian gambaran paling mudah yang bisa dipahami masyarakat luas tentang siksa yang harus dialami seseorang di dalam kubur akibat perbuatan dosanya selama di dunia. Pengadilan belum ditegakkan tapi hukuman atau siksaan telah dialaminya. Baik pencuri maupun penghuni kubur keduanya belum dilakukan proses persidangan untuk menentukan salah atau benarnya, tapi siksa telah didapatnya. Meski kurang tepat analognya,tapi kita harus yakin bahwa siksa kubur itu ada. Dalil adanya siksa kubur adalah berdasar dari Al Qur’an, hadits dan ijma’ atau kesepakatan para ulama. Allah Swt berfirman,
وَحَاقَ بِآَلِ فِرْعَوْنَ سُوءُ الْعَذَابِ النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آَلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ
Dan Fir’aun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk. Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang , dan pada hari terjadinya kiamat. (dikatakan kepada malaikat): “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras. (QS. Al Mu’min: 45-46). Mufassir Ibnu Katsir mengatakan mengenai ayat ini, ‘Ayat ini adalah pokok aqidah terbesar yang menjadi dalil bagi Ahlus Sunnah wal Jama’ah mengenai adanya adzab (siksa) kubur yaitu firman Allah Ta’ala,
النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا
Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang. (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 6/497).
Banyak ragam dan varian siksa neraka berikut penyebabnya. Berat dan lamanya siksaan semuanya tergantung amal perbuatan selama hidup di dunia.Tak heran jika Nabi saw sangat menganjurkan ummatnya untuk selalu berdoa minta perlindungan dari fitnah dan siksa kubur. Diantara kengerian siksa kubur adalah sebagaimana yang Nabi saw ceritakan langsung ketika sedang berdialog dengan malaikat lewat mimpi, dan mimpi Nabi saw adalah pasti benar. Dialog tersebut terekam dengan baik dalam hadis panjang dari Samurah bin Jundab ra. Nabi saw bersabda,
فَانْطَلَقْنَا فَأَتَيْنَا عَلَى رَجُلٍ مُسْتَلْقٍ لِقَفَاهُ، وَإِذَا آخَرُ قَائِمٌ عَلَيْهِ بِكَلُّوِبٍ مِنْ حَدِيْدٍ، وَإِذَا هُوَ يَأْتِي أَحَدَ شِقَّيْ وَجْهِهِ فَيُشَرْشِرُ شِدْقَهُ إِلَى قَفَاهُ، وَمِنْخَرَهُ إِلَى قَفَاهُ، وَعَيْنَهُ إِلَى قَفَاه قَالَ: ثُمَّ يَتَحَوَّلُ إِلَى الْجَانِبِ الآخَرِ فَيَفْعَلُ بِهِ مِثْلَ مَا فَعَلَ بالجَانِبِ الأَوَّلِ ُ فَمَا يَفْرُغُ مِنْ ذَلِكَ الْجَانِبِ حَتَّى يَصِحَّ ذَلِكَ الْجَانِبُ كَمَا كَانَ،، ثُمَّ يَعُوْدُ عَلَيْهِ فَيَفْعَلَ مِثْلَ مَا فَعَلَ الْمَرَّةَ الأُوْلَى. قَالَ: قُلْتُ لَهُمَا : سُبْحَانَ الله، مَا هَذَانِ؟ قَالَ: قَالاَ لِي : اِنْطَلِقْ اِنْطَلِقْ.
Kemudian aku dibawa oleh malaikat mendatangi orang yang terlentang pada tengkuknya. Ternyata ada orang lain yang berdiri di sampingnya sambil memegang kait yang terbuat dari besi. Tiba-tiba ia mendatangi sebelah wajah orang yang terlentang itu, lalu ia merobek wajahnya dengan kait besi tersebut, mulai dari sebelah mulutnya hingga tengkuknya, dan dari hidungnya hingga tengkuknya, dan dari matanya hingga tengkuknya. Kemudian ia berpindah ke sisi wajah yang sebelahnya, lalu ia merobek wajahnya seperti yang ia lakukan sebelumnya. Tidaklah ia selesai melakukannya, sampai bagian wajah yang ia robek sebelumnya telah kembali seperti semula. Kemudian ia kembali lagi ke sisi wajah yang pertama, lalu ia kembali melakukan seperti yang ia lakukan sebelumnya. Aku pun bertanya kepada malaikat: Subhanallah, siapa mereka berdua itu? Malaikat menjawab: Berangkat lagi, berangkat lagi.” Dan diakhir hadits malaikat berkata:
وَأَمِّا الرَّجُلُ الَّذِى أَتَيْتَ عَلَيْهِ يُشَرْشَرُ شِدْقُهُ إِلَى قَفَاهُ، وَمِنْخَرُهُ إِلَى قَفَاهُ، وَعَيْنُهُ إِلَى قَفَاهُ، فَإِنَّهُ الرَّجُلُ يَغْدُوْ مِنْ بَيْتِهِ فَيَكْذِبُ الْكَذِبَةَ تَبْلُغُ الآفَاقَ (فى رواية : فَيَصْنَعُ بِهِ مَا رَأَيْتَ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ).
Adapun orang yang engkau datangi, yang disobek mulutnya hingga tengkuknya, hidungnya hinga tengkuknya dan matanya hingga tengkuknya, maka ia adalah orang yang keluar rumah di pagi hari, lalu melakukan kedustaan hingga tersebar ke berbagai penjuru. (Dalam riwayat lain: Orang ini terus diazab seperti yang engkau lihat sampai hari kiamat).” (HR. Al-Bukhari dan Muslim, dan lafaz ini milik Bukhari ).
Betapa mengerikan siksaan tersebut ketika seseorang harus mengalami muka dirobek dari segala arah dengan kait besi dan dilakukan oleh malaikat yang sangat kasar yang diciptakan dan didesain khusus untuk menyiksa tanpa ada rasa belas kasihan sedikitpun. Siksaan yang demikian berat harus berlangsung terus menerus sampai hari kiamat tiba. Dan ada kemungkinan setelah adanya putusan yang tetap lewat hisab siksaan tersebut akan terjadi kembali jika dosanya tidak diampuni Allah Swt. Siapa pun yang berpikir waras tentu tidak ingin mengalaminya mendapat siksaan yang begitu berat dan berkepanjangan.Tidak sebanding dengan masa hidup yang pernah dijalaninya di dunia dalam hitungan puluhan tahun saja. Siksa kubur sangatlah panjang karena menunggu sampai kiamat tiba baru dihentikan. Sebagai gambaran, kita semua yakin bahwa Abu Jahal,Abu Lahab,dan orang jahat semisalnya telah mengalami siksaan ribuan tahun didalam kuburnya, karena mereka telah meninggal lebih dari 1.400 an yang lalu. Padahal umur mereka tidaklah lebih dari seratusan tahun. Siksa kubur yang mereka jalani tersebut belumlah akan segera berakhir karena kiamat belum bisa dipastikan manusia kapan terjadinya.
Wajah atau muka harus dirobek-robek sedemikian rupa akibat kedustaan yang dilakukan di dunia. Dosa bohong atau berdusta ternyata sangatlah besar sekali, buktinya adalah beratnya siksaan yang harus ditanggung pelakunya. Bohong sangatlah merusak kehidupan pelaku dan orang lain. Banyak korban yang dirugikan karena kedustaan yang dilakukan seseorang. Apalagi jika yang berani berbohong tersebut mempunyai kedudukan atau pemangku kepentingan orang banyak. Orang biasa bohong munkin beberapa orang saja yang akan menjadi korbannya. Namun bisa dibayangkan jika kepala negara yang bohong,sudah pasti rakyat satu negara bahkan seluruh dunia akan menjadi korbannya. Dizaman serba tehnologi canggih ini dimana berita dengan mudah tersebar luas, kehati-hatian dan kewaspadaan yang tinggi terhadap setiap informasi yang ada mutlak diperlukan. Crosscek atau tabayyun menjadi standar baku yang harus dilakukan sebelum menyebarluaskan. Begitu pula dengan hati dan lisan harus ketat dan selektif dalam berbicara. Pastikan semua ucapan yang keluar dari lisan adalah kebenaran yang bermanfaat dalam bingkai amar makruf nahi mungkar, bukan sekedar mencari kepuasan dan tepuk tangan orang banyak. Sungguh rugi rasanya jika hanya ingin mendapatkan sorak sorai dan rida manusia tapi harus mengalami siksa yang begitu mengerikan.
Menjaga lisan agar tidak mudah bicara apalagi yang berpotensi bohong menjadi agenda penting seorang mukmin setiap saat. Keberhasilan menjaga lisan menjadi garansi bebas dari siksa kubur juga siksa akhirat yang permanen. Nabi saw bersabda:
مَنْ يَضْمَنْ لِي مَا بَيْنَ لَحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الْجَنَّةَ
Siapa yang menjamin untukku apa yang ada di antara dua rahangnya dan apa yang ada di antara dua kakinya, niscaya aku menjamin surga baginya. (HR. Bukhori dan Turmudzi). Lidah,lisan,atau mulut adalah keselamatan seseorang di dunia maupun akhirat kelak.
عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا النَّجَاةُ قَالَ أَمْلِكْ عَلَيْكَ لِسَانَكَ وَلْيَسَعْكَ بَيْتُكَ وَابْكِ عَلَى خَطِيئَتِكَ
Dari Uqbah bin Aamir ra, dia berkata: ‘Aku bertanya, wahai Rasûlullâh, apakah sebab keselamatan?” Beliau menjawab: “Kuasailah lidahmu, hendaklah rumahmu luas bagimu, dan tangisilah kesalahanmu.” (HR. Turmudzi). Maksud sabda Nabi saw tersebut adalah dengan tidak berbicara kecuali dalam perkara yang membawa kebaikan saja. Diam lebih baik jika tidak ada kebaikan darinya. Merasa betah tinggal di dalam rumah dengan melakukan ketaatan-ketaatan daripada harus sering berada diluar rumah yang berpotensi banyak kemaksiatan darinya. Sebab banyaknya interaksi berarti banyaknya ucapan yang harus keluar dari lisannya. Dan hendaknya sering merasa menyesal karena kesalahan yang telah diperbuatnya. Menyesali kesalahan tersebut bisa dilakukan dengan cara menangis dengan harapan Allah Swt mau mengampuninya. Semoga kita terhindar dari siksa kubur secara keseluruhan. Amin []
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Antum a'lamu ustaz Nur.he.heSyukron
Waiyyakillah,Bu Erwin
Pagi Soal Kadi.Sama2Amin
MasyaAllah, semoga kita semua dijauhkan dari azab kiubur. Tentunya dengan menghindari kedustaan.Begitu kan ustadz.
Terimakasih untuk gizi hati pagi hari ini pak. Barokallah
Selamat pagi pak, terima kasih ulasan yang bermanfaat .berbagi kebaikan..sukses dan semoga sehat selalu