suhari

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
526.Jurus Serap Pahala Musuh

526.Jurus Serap Pahala Musuh

Hidup ini adalah perburuan pahala bagi yang sadar makna hidup. Begitu pula hidup adalah basmi dosa,bagi yang diberi kelapangan hati bahwa dirinya penuh salah dan dosa. Pahala dan dosa menjadi sesuatu yang penting bagi seorang muslim dibandingkan harta benda. Jika manusia tidak bisa melupakan harta benda dalam kesehariannya,maka seharusnya seorang muslim tidak akan mungkin bisa melalaikan pahala dan dosa dalam setiap saat atau setiap mau berbuat sesuatu. Setiap perbuatan yang muncul darinya pasti akan menimbulkan pahala atau dosa. Memang ada perbuatan yang bersifat netral atau mubah,tidak ada pahala dan dosa ketika dilakukan. Namun perbuatan jenis ini jika tidak berhati-hati akan membawa pada perbuatan yang dilarang. Mungkin karena berlebihan atau dibumbui dengan perbuatan yang memang dilarang dari awal. Tidur adalah perbuatan netral,tapi jika dengan tidur bisa melalaikan kewajiban,pasti tidur yang demikian adalah termasuk perbuatan dosa.

Seorang muslim harus menyadari bahwa pahala dan dosa tidak hanya muncul dari perbuatan diri sendiri. Ada kalanya orang lain menjadi sumber keduanya. Bahkan orang sedang tidur pulas pun bisa mendatangkan pahala atau dosa karena perbuatan orang lain. Membincang kan aib orang yang sedang tidur adalah dosa bagi pelakunya dan pahala bagi yang sedang tidur. Maka,menjaga kwalitas interaksi atau muamalat setiap saat menjadi sangat penting. Dan yang berpotensi besar mendatangkan pahala dan dosa sebab orang lain tanpa disadari adalah perbuatan ghibah. Yakni membicarakan aib orang lain,meskipun benar faktanya. Jika tidak benar faktanya,maka termasuk fitnah yang beda lagi dosa dan hukumannya. Rumus paling sederhana dan mudah untuk mengukur apakah perbuatan seseorang termasuk ghibah adalah apakah orang yang sedang dibicarakan aibnya tersebut senang atau tidak senang. Jika aibnya dibicarakan dan dia tidak senang meski kenyataan,maka orang yang membahasnya telah dan pasti berbuat ghibah. Dan bahaya besar sedang meninpa pelakunya meski banyak yang tidak menyadarinya. Bahkan sangat asyik menikmati pesta makan bangkai saudara sendiri yang sangat menjijikan sekali.

Perumpamaan orang yang membahas aib orang lain sangatlah tegas sekali. Seolah tidak masuk akal karena kebanyakan orang begitu menikmatinya dan sulit untuk berhenti jika telah memulainya. Perumpamaan tersebut adalah seperti yang difirmankan Allah Swt.

وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ

“Dan janganlah kalian saling menggunjing. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang” (QS. Al-Hujurat: 12). Allah Swt menyamakan orang yang mengghibah seperti memakan bangkai saudaranya sendiri. Apa rahasia dari penyamaan ini? Imam Qurthubi ra dalam tafsirnya menjelaskan: “Ini adalah permisalan yang amat mengagumkan, diantara rahasianya adalah:

Pertama, karena ghibah mengoyak kehormatan orang lain, layaknya seorang yang memakan daging, daging tersebut akan terkoyak dari kulitnya. Mengoyak kehormatan atau harga diri, tentu lebih buruk keadaannya. Kedua, Allah menjadikan “bangkai daging saudaranya” sebagai permisalan, bukan daging hewan. Hal ini untuk menerangkan bahwa ghibah itu amatlah dibenci. Ketiga, Allah ta’ala menyebut orang yang dighibahi tersebut sebagai mayit. Karena orang yang sudah mati, dia tidak kuasa untuk membela diri. Seperti itu juga orang yang sedang dighibahi, dia tidak berdaya untuk membela kehormatan dirinya. Keempat, Allah menyebutkan ghibah dengan permisalan yang amat buruk, agar hamba-hamba-Nya menjauhi dan merasa jijik dengan perbuatan tercela tersebut.” (Tafsir Al-Qurtubi 16/335), juga dalam: I’laamul Muwaqqi’iin: 1/170).

Imam Hasan al-Bashri ra berkata tentang karakteristik dan bahaya ghibah yang seharusnya dijauhi. Wajib mengerahkan segala daya untuk tidak terjebak membahas aib orang lain. Dan ini adalah perjuangan berat bagi seorang muslim meski sering dianggap remeh.

يابن آدم إياك والغيبه فإنها أسرع في الحسنات من النار في الحطب يحسد أحدكم أخاه حتى يقع في سريرته

Wahai anak Adam, berhati-hatilah dari dosa ghibah, karena ia sangat cepat untuk menghanguskan (pahala) perbuatan kebaikan dari api yang membakar kayu. Salah seorang di antara kalian ada yang iri kepada saudaranya lantas ia membicarakan rahasia pribadinya.

والله أعلم بعلانيته يتعلم في الصداقة التي بينهما ما يعيره به في العداوة إذا هي كانت، فما أظن أولئك من المؤمنين

Allah lebih mengetahui perkara yang tampak darinya. Akan diketahui dalam sebuah pertemanan antara dua saudara, sesuatu yang akan membuat mereka saling mencela ketika terjadi permusuhan dan aku tidak menganggap bahwa itu adalah sifat seorang mukmin.

إن الله لا ينظر الى عبد يبدي لأخيه الود وهو مملوء غشا يطريه شاهدا، ويخذله غائبا، إن رأى خيرا حسده، وإن ابتلي ابتلاء خذله.

Allah tidak akan melihat kepada seorang hamba yang menampakkan rasa cinta kepada saudaranya, sedangkan di dalam hatinya penuh dengan kebencian. Memuji ketika bertemu namun mencelanya ketika dibelakangnya. Apabila dia melihat kebaikan padanya, ia pun mendengki. Dan apabila ia melihat kejelekan yang menimpa saudaranya, dia malah mencelanya.” ( At-Tadzkirah al-Hamduniyah, 4/374). Jika mencintai saudara seiman,maka tidak mungkin seseorang akan membahas apalagi mengobral aib saudaranya. Dan mencintai saudara seiman adalah wajib hukumnya. Berarti orang yang sedang menggibah orang lain sedang melakukan banyak kesalahan sekaligus. Sungguh berat resiko yang harus ditanggungnya. Tidak sebanding dengan kenikmatan sesaat tatkala sedang berasyik ria membahas aib orang lain.

Orang yang suka membahas aib orang lain sebenarnya dirinya sedang membenci dirinya sendiri. Buktinya,dia rela memberikan pahala hasil jerih payahnya kepada orang yang sedang dibahas aibnya. Sungguh perbuatan bodoh lagi tolol sekali. Sedangkan bagi orang yang menjadi obyek,yakni yang aibnya dibahas atau diobral adalah keberuntungan besar karena sedang mendapat kiriman pahala gratis tanpa mengeluarkan sedikitpun tenaga. Bahkan bisa jadi pahala yang diterimanya lebih besar dari pada pahala yang dikumpulkan sendiri setiap hari. Berita gembira tersebut seperti yang Fudhail bin Iyyadh ra katakan.

حسناتك من عدوك أكثر منها من صديقك، إن عدوك يغتابك فيدفع إليك حسناته الليل والنهار.

“Kebaikan-kebaikan (pahala) yang engkau dapatkan dari musuhmu justru lebih banyak dibandingkan yang berasal dari temanmu. Hal itu karena sesungguhnya musuhmu suka mengghibahimu sehingga dengan demikian berarti dia memberikan kebaikan-kebaikannya kepadamu sepanjang malam dan siang.”(Majmu’ Rasail Ibnu Rajab, hlm. 643). Maka sikap terbaik ketika ada yang sedang menghibah kita adalah dengan diam tidak perlu membalasnya,karena akibat buruknya menjadi tanggung jawab mereka sendiri. Rasulullah saw memberikan wasiat pada Jabir bin Sulaim ra dengan bersabda:

وَإِنِ امْرُؤٌ شَتَمَكَ وَعَيَّرَكَ بِمَا يَعْلَمُ فِيكَ فَلاَ تُعَيِّرْهُ بِمَا تَعْلَمُ فِيهِ فَإِنَّمَا وَبَالُ ذَلِكَ عَلَيْهِ

Jika ada seseorang yang menghinamu dan mempermalukanmu dengan sesuatu yang ia ketahui ada padamu, maka janganlah engkau membalasnya dengan sesuatu yang engkau ketahui ada padanya. Akibat buruk biarlah ia yang menanggungnya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi). Semoga kita dijauhkan dari sifat suka membahas aib orang lain. Dan bisa sabar ketika dighibahi orang lain. Amin []

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Amiin...Amiiin... YRA, semoga kita terhindar dari keburukan ghibah.

05 Jul
Balas

Amin Ya Robbana. Trims,Bu Safiroh

06 Jul



search

New Post