suhari

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
585.Ketika Manusia tidak Mengingat Siapa pun

585.Ketika Manusia tidak Mengingat Siapa pun

Salah dan lupa adalah diantara sifat bawaan manusia yang tidak mungkin hilang dari dirinya. Semua manusia pasti pernah lupa dan salah,hanya kadarnya saja yang berbeda. Ada yang sering salah dan lupa ada pula yang sangat minimalis kesalahan dan sifat lupanya. Kadang ingat kadang lupa menandakan sebagai manusia normal. Jika tidak pernah ingat sama sekali padahal masih berstatus sebagai manusia hidup berarti termasuk orang dengan katagori gila atau hilang akalnya. Manusia normal pasti akan mengingat dirinya,keluarga juga kerabat dekat yang pernah memberi warna tersendiri dalam kehidupannya. Itu terjadi ketika masih hidup di dunia,tidak demikian faktanya ketika berada dalam kehidupan akhirat. Semua manusia akan melupakan semua keluarga dan kerabatnya seperti yang Nabi saw sampaikan lewat dialog berikut; Dari ‘Aisyah ra, ia ketika itu mengingat neraka, lantas ia menangis. Rasulullah saw bertanya saat itu, “Apa yang membuatmu menangis?” ‘Aisyah menjawab, “Aku mengingat neraka lantas aku menangis. Apakah kalian akan mengingat keluarga kalian pada hari kiamat?” Rasulullah saw menjawab,

أَمَّا فِي ثَلاَثَةِ مَوَاطِنَ فَلاَ يَذْكُرُ أَحَدٌ أَحَدًا عِنْدَ المِيْزَانِ حَتَّى يَعْلَمَ أَيَخِفُّ مِيْزَانُهُ أَوْ يَثْقُلُ وَعِنْدَ الكِتَابِ حِيْنَ يُقَالُ ( هَآؤُمُ اقْرَؤُوْا كِتَابِيَهْ ) حَتَّى يَعْلَمَ أَيْنَ يَقَعُ كِتَابُهُ أَفِي يَمِيْنِهِ أَمْ فِي شِمَالِهِ أَمْ مِنْ وَرَاءِ ظَهْرِهِ وَعِنْدَ الصِّرَاطِ إِذَا وُضِعَ بَيْنَ ظَهْرَي جَهَنَّمَ

Ada tiga keadaan seseorang tidak akan mengingat siapa pun (pada hari kiamat): Ketika di sisi mizan (timbangan), sampai seseorang mengetahui timbangannya ringan ataukah berat; Ketika berada pada sisi kitab (catatan amal) ketika dikatakan ‘Ambillah, bacalah kitabku (ini)’ sampai ia mengetahui apakah catatannya diambil dari sisi kanan, ataukah sisi kiri, atau dari belakang punggungnya; Ketika berada di shirath (jembatan) yang dibentangkan di atas Jahannam.”(HR. Abu Daud dan Tirmidzi).

Dialog nabi saw dengan isteri beliau sangat penting sekali bagi umatnya. Darinya bisa dipahami dan diambil beberapa pelajaran bahwa menangis bagi seorang muslim-mukmin itu harus ada dalam kehidupannya. Namun bukan sembarang menangis atau tangisan cengeng karena sedang tertimpa musibah atau sesuatu yang tidak mengenakkan yang dianjurkan. Tangisan yang sangat menyelamatkan dan mendatangkan pahala,yakni menangis ketika mengingat ngerinya neraka yang diancamkan kepada semua manusia. Betapa tidak menangis ketakutan jika siksaan yang mungkin akan dialaminya begitu dahsyat.

. كَلَّا إِنَّهَا لَظَى نَزَّاعَةً لِلشَّوَى تَدْعُو مَنْ أَدْبَرَ وَتَوَلَّى وَجَمَعَ فَأَوْعَى

“Sesungguhnya neraka itu adalah api yang bergejolak. Yang mengelupaskan kulit kepala, Yang memanggil orang yang membelakang dan yang berpaling (dari agama), serta mengumpulkan (harta benda) lalu menyimpannya.”(QS.Al Ma’arij:15-18). Dari Ibnu Mas’ud ra, Nabi saw bersabda,

يُؤتى بالنارِ يومَ القيامةِ لها سبعون ألفَ زمامٍ مع كلِّ زمامٍ سبعون ألفَ ملَكٍ يجرُّونَها

Neraka (Jahannam) pada hari kiamat akan didatangkan, ia memiliki 70.000 tali. Pada setiap talinya terdapat 70.000 malaikat yang menariknya.” (HR. Muslim). Belenggu dan rantai neraka juga sangat menakutkan. Allah Swt berfirman,

إِنَّآ أَعۡتَدۡنَا لِلۡكَٰفِرِينَ سَلَٰسِلَاْ وَأَغۡلَٰلٗا وَسَعِيرًا

Sesungguhnya Kami menyediakan bagi orang kafir rantai, belenggu dan neraka yang menyala-nyala” (QS. Al-Insan: 4).

إِذِ اْلأَغْلاَلُ فِي أَعْنَاقِهِمْ وَالسَّلاَسِلُ يُسْحَبُونَ فِي الْحَمِيمِ ثُمَّ فِي النَّارِ يُسْجَرُونَ

Ketika belenggu dan rantai dipasang di leher mereka, sambil mereka diseret ke dalam air yang sangat panas, kemudian mereka dibakar di dalam api.” (QS. Ghafir: 71-72). Demikian sedikit gambaran neraka yang pernah diinformasikan Sang Penciptanya. Sungguh keterlaluan jika ada yang tidak takut dengan kengerian neraka. Mungkin hatinya telah mati sehingga tidak ada radar sedikit pun yang bisa mendeteksi panasnya api neraka.

Mengetahui betapa berat dan ngerinya siksa neraka yang akan dimasukinya ketika gagal melalui pemeriksaan akhirat menjadikan semua manusia ketika harus melewati atau mengalami tiga kondisi tersebut (ketika di sisi mizan ,di sisi kitab (catatan amal) dan di shirath (jembatan))bisa melupakan semua keluarga yang pernah melekat di hatinya. Saat itu suasana sangat berbeda dengan suasana dunia sekarang ketika manusia sangat meremehkan kengerian neraka. Di dunia manusia masih bisa memilih atau berpindah dari satu keadaan yang tidak mengenakkan berusaha pada suasana yang lebih bersahabat. Tapi di akhirat sudah tidak ada pilihan lagi dan aroma panasnya neraka sudah demikian dekat terasa. Semua manusia terpaksa harus memikirkan dirinya sendiri apakah bisa selamat atau justeru akan menjadi penghuni neraka tersebut. Gambaran suasana akhirat tersebut Allah Swt informasikan dalam surat Al Haqqoh ayat 13 sampai 37 dengan begitu detail agar manusia tidak main-main dalam menyikapinya.

فَإِذَا نُفِخَ فِي الصُّورِ نَفْخَةٌ وَاحِدَةٌ (13) وَحُمِلَتِ الْأَرْضُ وَالْجِبَالُ فَدُكَّتَا دَكَّةً وَاحِدَةً (14) فَيَوْمَئِذٍ وَقَعَتِ الْوَاقِعَةُ (15) وَانْشَقَّتِ السَّمَاءُ فَهِيَ يَوْمَئِذٍ وَاهِيَةٌ (16) وَالْمَلَكُ عَلَى أَرْجَائِهَا وَيَحْمِلُ عَرْشَ رَبِّكَ فَوْقَهُمْ يَوْمَئِذٍ ثَمَانِيَةٌ (17) يَوْمَئِذٍ تُعْرَضُونَ لَا تَخْفَى مِنْكُمْ خَافِيَةٌ (18)

“Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup, dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur. Maka pada hari itu terjadilah hari kiamat, dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadi lemah. Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu ada delapan malaikat menjunjung 'Arasy Tuhanmu di atas (kepala) mereka. Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu), tiada sesuatu pun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah)”.

فَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ فَيَقُولُ هَاؤُمُ اقْرَءُوا كِتَابِيَهْ (19) إِنِّي ظَنَنْتُ أَنِّي مُلَاقٍ حِسَابِيَهْ (20) فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَاضِيَةٍ (21) فِي جَنَّةٍ عَالِيَةٍ (22) قُطُوفُهَا دَانِيَةٌ (23) كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَا أَسْلَفْتُمْ فِي الْأَيَّامِ الْخَالِيَةِ (24)

“Adapun orang-orang yang kitabnya diberikan di tangan kanannya, maka dia berkata.”Ambillah, bacalah kitabku(ini).”Sesungguhnya aku yakin, bahwa sesungguhnya aku akan menemui hisab terhadap diriku. Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridai, dalam surga yang tinggi. Buah-buahannya dekat, (kepada mereka dikatakan), "Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu.”

وَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِشِمَالِهِ فَيَقُولُ يَا لَيْتَنِي لَمْ أُوتَ كِتَابِيَهْ (25) وَلَمْ أَدْرِ مَا حِسَابِيَهْ (26) يَا لَيْتَهَا كَانَتِ الْقَاضِيَةَ (27) مَا أَغْنَى عَنِّي مَالِيَهْ (28) هَلَكَ عَنِّي سُلْطَانِيَهْ (29) خُذُوهُ فَغُلُّوهُ (30) ثُمَّ الْجَحِيمَ صَلُّوهُ (31) ثُمَّ فِي سِلْسِلَةٍ ذَرْعُهَا سَبْعُونَ ذِرَاعًا فَاسْلُكُوهُ (32) إِنَّهُ كَانَ لَا يُؤْمِنُ بِاللَّهِ الْعَظِيمِ (33) وَلَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ (34) فَلَيْسَ لَهُ الْيَوْمَ هَاهُنَا حَمِيمٌ (35) وَلَا طَعَامٌ إِلَّا مِنْ غِسْلِينٍ (36) لَا يَأْكُلُهُ إِلَّا الْخَاطِئُونَ (37)

“Adapun orang yang kitabnya diberikan di tangan kirinya, maka dia berkata,'' Wahai, alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini), dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku. Wahai, kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesaatu. Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku. Telah hilang kekuasaanku dariku." (Allah berfirman), "Peganglah dia, lalu belenggulah tangannya ke lehernya.” Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta. Sesungguhnya dia dahulu tidak beriman kepada Allah Yang Mahabesar. Dan juga dia tidak mendorong (orang lain) untuk memberi makan orang miskin. Maka tiada seorang teman pun baginya pada hari ini di sini, Dan tiada (pula) makanan sedikitpun (baginya) kecuali dari darah dan nanah. Tidak ada yang memakannya kecuali orang-orang yang berdosa.”

Dalam Tafsir Jalalain halaman 310 disebutkan, “Diletakkan kitab setiap orang beriman di sisi kanannya dan orang kafir di sisi kirinya. Orang-orang kafir akhirnya melihat dan merasa ketakutan terhadap apa yang tertulis dalam kitab catatan amal tersebut. Ketika mereka melihat dosa-dosa mereka, mereka berkata, “Celakalah kami.” Kitab apakah ini yang tidak meninggalkan catatan dosa yang kecil maupun yang besar, semuanya benar-benar tercatat? Mereka pun dapati bahwa semuanya tercatat dalam kitab tersebut. Allah tidak memberi hukuman kepada mereka yang penuh dosa secara dzalim. Untuk orang-orang beriman pun tak mungkin dikurangi pahala mereka.” Sedangkan Imam Asy-Syaukani ra berkata dalam tafsirnya Fath Al-Qadir jilid 3 halaman 404, “Tidak ditinggalkan maksiat kecil maupun besar melainkan tercatat dalam kitab catatan amal tersebut.” Semoga kita terbiasa menangis di dunia karena mengingat neraka sehingga Allah Swt selamatkan dan tidak begitu saja melupakan keluarga terdekat. Amin .

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post