suhari

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
769.Hati Itu Mahal

769.Hati Itu Mahal

Banyak manusia yang merasa hidupnya miskin dan tidak mempunyai apa-apa. Perasaan tersebut semakin menjadi-jadi ketika harus menyaksikan tetangga kanan kirinya Allah Swt karunia nikmat diatas dirinya. Perasaan demikian seharusnya tidak ada dalam diri seorang muslim yang beriman kepada Allah Swt. Nikmat atau karunia Allah Swt kepadanya sangatlah besar lagi agung. Begitu besarnya nikmat tersebut bisa dipastikan tidak ada tehnologi bumi yang sanggup untuk menghitungnya,apalagi dirinya sendiri. Allah Swt berfirman.

وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ

“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An Nahl: 18). Ibnu Katsir ra menjelaskan dalam kitab tafsirnya (4: 675), “Allah benar-benar memaafkan kalian. Jika kalian dituntut untuk mensyukuri semua nikmat yang Allah beri, tentu kalian tidak mampu mensyukurinya. Jika kalian diperintah untuk mensyukuri seluruh nikmat tersebut, tentu kalian tidak mampu dan bahkan enggan untuk bersyukur. Jika Allah mau menyiksa, tentu bisa dan itu bukan tanda Allah itu dzalim. Akan tetapi, Allah masih mengampuni dan mengasihi kalian. Allah mengampuni kesalahan yang banyak lagi memaafkan bentuk syukur kalian yang sedikit.”

Sebagai bukti nyata begitu banyaknya nikmat Allah Swt yang diterima manusia adalah pemberian hati. Yang dengan hati tersebut jutaan bahkan trilyunan rasa bisa muncul darinya. Tidak bisa dibayangkan berapa besar tempat dan bahan yang harus disiapkan jika sebuah hati harus digantikan dengan mesin robot. Mustahil ada manusia dengan tehnologinya yang bisa menciptakan robot pengganti hati manusia. Dengan hati pula baik tidaknya seseorang bisa ditentukan. Hati menjadi barometer Surga atau Neraka seseorang. Dari An Nu’man bin Basyir ra, Nabi Muhammad saw bersabda.

أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ

“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)” (HR. Bukhari dan Muslim). Ibnu Rajab Al Hambali ra mengisyaratkan bahwa baiknya amalan badan seseorang dan kemampuannya untuk menjauhi keharaman, juga meninggalkan perkara syubhat (yang masih samar hukumnya), itu semua tergantung pada baiknya hati.”(Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam: 1/210).

Hati juga menjadi organ tubuh manusia yang sangat penting dan menentukan. Sebab kebahagiaan yang diburu semua manusia adanya dalam hati. Harta benda yang melimpah,jabatan yang begitu tinggi,cinta lawan jenis yang penuh pesona,bahkan andaikata seluruh dunia ada dalam gengaman,jika hatinya tidak merasa bahagia akan menjadi tidak berguna semuanya. Allah Swt berfirman.

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik.” (QS. An Nahl: 97). Kehidupan yang baik hanya akan didapatkan ketika banyak amal salih yang dilakukan. Dan bisa tidaknya berbuat baik tergantung hatinya,kemana arah perbuatan yang dikehendaki hatinya. Hati diibaratkan raja,sedang anggota badan adalah prajuritnya. Bila rajanya baik, maka akan baik pula urusan para prajuritnya. Bila raja buruk, maka demikian pula urusan para prajuritnya. Padahal dalam Islam amalan hati memiliki kedudukan yang agung. Bisa dikatakan, pahala dari amalan hati lebih besar daripada amalan badan. Sebagaimana dosa hati lebih besar daripada dosa badan. Wajar saja jika dosa kufur dan kemunafikan lebih besar daripada dosa zina, riba, minum khamr, judi,dan lainnya. Kufur atau mengingkari Allah Swt datang dari hati yang bermasalah,yakni tidak menerima apa yang menjadi ketetapan Allah Swt. Nabi Muhammad saw bersabda:

لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ ، وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ

“Yang namanya kaya (ghina’) bukanlah dengan banyaknya harta (atau banyaknya kemewahan dunia). Namun yang namanya ghina’ adalah hati yang selalu merasa cukup.” (HR. Bukhari dan Muslim). Hati adalah standar kebaikan amalan badan. Ia ibarat pemimpin bagi badan. Baiknya hati akan berpengaruh pada baiknya amalan badan. Dan buruknya hati akan berpengaruh pada buruknya amalan badan. Dari Amirul Mukminin,Abu Hafsh ‘Umar bin Al-Khattab ra, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah saw bersabda.

إنَّمَا الأعمَال بالنِّيَّاتِ وإِنَّما لِكُلِّ امريءٍ ما نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُولِهِ فهِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُوْلِهِ ومَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُها أو امرأةٍ يَنْكِحُهَا فهِجْرَتُهُ إلى ما هَاجَرَ إليهِ

“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Hati menjadi barang mahal yang tidak pernah bisa dinilai walau dengan dunia seisinya sekalipun. Buktinya,karena Allah Swt tidak melihat pada rupa dan harta seseorang tapi Allah Swt akan melihat kondisi hatinya.

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ

“Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk rupa dan harta kalian. Akan tetapi, Allah hanyalah melihat pada hati dan amalan kalian.” (HR. Muslim). Harta benda,rupa wajah, dan jabatan yang mati-matian diusahakan manusia ternyata tidak ditoleh Allah Swt,justeru sesuatu yang tersembunyi dalam tubuhnya,yakni hati yang menjadi perhatian utama Allah Swt. Karena itu seharusnya hati menjadi perhatian utama daripada lahiriyah. Karena baiknya hati baik pula amalan lainnya. Ibnu Taimiyyah ra menegaskan bahwa;“Amalan badan tidak akan diterima tampa perantara amalan hati. Karena hati adalah raja, sedangkan anggota badan ibarat prajuritnya. Bila Sang Raja buruk, maka akan buruk pula seluruh prajuritnya.” (Majmu’ Al Fatawa: 11/208).

Keseriusan seorang muslim dalam menjaga hatinya melebihi keseriusannya dalam menjaga harta benda atau barangnya yang sangat dan paling berharga. Karena kelangsungan hidup atau keselamatan dirinya di akhirat kelak sangat ditentukan kesehatan hatinya. Allah Swt berfirman,

يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ

“(Yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (QS. Asy Syu’araa’: 88-89). Hati yang sehat adalah hati yang selamat dari syahwat yang menyelisihi perintah dan larangan Allah Swt dan selamat dari syubhat yang bertentangan dengan kabar dari Allah Swt, selamat dari penghambaan pada selain Allah Swt, selamat dari berhukum pada selain hukum Rasulullah saw. Hati yang sehat juga selamat dari cinta ibadah yang menduakan Allah, dari takut ibadah yang menduakan Allah, begitu pula dari rasa harap yang menduakan Allah Swt. Intinya, segala ubudiyah (penghambaan) hanyalah ditujukan pada Allah Swt, itulah hati yang selamat. Demikian kalimat yang penuh makna ketika mendefinisikan hati yang sehat sebagaimana diuraikan oleh Ibnul Qayyim Al jauziyah ra dalam Ighotsatul Lahfan fii Mashoyidisy Syaithon, terbitan Dar Ibnul Jauzi, cetakan kedua, tahun 1432 H. Semoga kita bisa merasa kaya dengan nikmat hati dan sanggupmenjaganya tetap sehat. Amin []

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post