suhari

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
787. Berpaling dari Allah Swt

787. Berpaling dari Allah Swt

Fisik atau tubuh manusia membutuhkan makanan dan minuman dan nutrisi lainnya agar tetap sehat dan tumbuh berkembang. Tanpa asupan gizi yang baik dan cukup,aneka penyakit akan menggerogoti tubuh dan berakhir dengan kematian. Keadaan demikian tentu tidak diinginkan oleh siapa saja jika ingin menjalani hidup dengan baik dan selamat full pahala. Demikian pula dengan anggota tubuh yang sangat penting,yakni hati. Hati membutuhkan makanan agar tetap sehat dan menyehatkan. Makanan hati tidaklah sama dengan makanan anggota tubuh lainnya. Jika tubuh butuh air,makanan,dan nutrisi lainnya,maka hati membutuhkan kehadiran Allah Swt. Allah Swt Maha Mengetahui segalannya yang menjadikan berdzikir atau mengingat-Nya sebagai makanan hati,yang dengannya hati menjadi tenang. Allah Swt berfirman.

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’du: 28). Allah Swt perintahkan agar banyak berdzikir.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا , وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

“Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang.” (QS. Al-Ahzab: 41-42).

وَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ كَثِيرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

“Dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (QS. Al-Jumu’ah: 10).Dari ‘Aisyah ra berkata.

كَانَ رَسُوْلُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – يَذْكُرُ اللهَ عَلَى كُلِّ أَحْيَانِهِ

Rasulullah saw selalu berdzikir (mengingat) Allah pada setiap waktunya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dzikir harus menjadi aktifitas setiap saat bagi seorang muslim tanpa mengenal waktu dan tempat. Selain sebagai penyuplai gizi tinggi bagi kesehatan dan kelangsungan hati,dzikir juga mempunyai banyak manfaat. Diantaranya sebagaimana disebutkan oleh para alim berikut. Abu ‘Ubaidah bin ‘Abdullah bin Mas’ud berkata: “Ketika hati seseorang terus berdzikir pada Allah maka ia seperti berada dalam shalat. Jika ia berada di pasar lalu ia menggerakkan kedua bibirnya untuk berdzikir, maka itu lebih baik.” (Jaami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam: 2/524). Mereka lebih baik karena orang yang berdzikir di pasar berarti berdzikir di kala orang-orang lalai. Para pedagang dan konsumen tentu lebih sibuk dengan tawar menawar mereka dan jarang yang ambil peduli untuk sedikit mengingat Allah Swt meski sejenak.

Ibnu Rajab Al-Hambali ra setelah menyampaikan perkataan Abu ‘Ubaidah di atas, lantas mengatakan bahwa sebagian salaf ada yang bersengaja ke pasar hanya untuk berdzikir di sekitar orang-orang yang lalai dari mengingat Allah Swt. Ibnu Rajab ra pun menceritakan bahwa ada dua orang yang sempat berjumpa di pasar. Lalu salah satu dari mereka berkata: “Mari sini, mari kita mengingat Allah di saat orang-orang pada lalai dari-Nya.” Mereka pun menepi dan menjauh dari keramaian, lantas mereka pun mengingat Allah. Lalu mereka berpisah dan salah satu dari mereka meninggal dunia. Dalam mimpi, salah satunya bertemu lagi temannya. Dalam mimpi tersebut, temannya berkata, “Aku merasakan bahwa Allah mengampuni dosa kita di sore itu dikarenakan kita berjumpa di pasar (dan lantas mengingat Allah).” (Jaami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam: 2/524). Sebab jika hati tidak disibukkan dengan banyak berdzkir niscaya akan berpaling dari Allah Swt dan Allah Swt pun akan berpaling darinya. Salah satu tanda berpalingnya Allah Swt dari seorang hamba adalah dia terus di sibukkan dalam hal-hal yang tidak bermanfaat. Imam al-Hasan al-Basri ra berkata:

من علامة إعراض الله عن العبد أن يجعل شغله فيما لا يعينه

Termasuk tanda berpalingnya Allah dari seorang hamba adalah Allah menjadikan kesibukannya dalam hal-hal yang tidak bermanfaat baginya.” (Jami’ al-‘Ulum wa al-Hikam:139).

Contoh nyata dalam kehidupan sehari-sehari orang yang termasuk meninggalkan keterikatan hatinya kepada Allah Swt adalah ketika waktunya sering terbuang sia-sia, bahkan untuk sekedar belajar ilmu syar'i seminggu sekali pun tak mampu. Ketika kaki terasa begitu berat untuk melangkah menuju tempat kebaikan, bahkan untuk sekedar berdiri menyambut seruan-Nya saja tak bisa. Ketika lisan terasa begitu kaku lagi kelu untuk berucap kebaikan, bahkan untuk berdzikir pagi-sore saja tak kuasa. Ketika hati terasa begitu keras menerima kebenaran, bahkan untuk membaca selembar ayat-ayat suci-Nya pun tak sanggup. Ketika dalam hidupnya senantiasa dalam kelalaian, bahkan untuk sekedar berdoa memohon kepada-Nya pun tak pernah dilakukan,padahal seharusnya semua urusan harus dikembalikan kepada Allah Swt,tempat mengadu hanyalah kepada-Nya. Abu Ali Syaqiq bin Ibrahim al-Azdi al-Balkhi ra,seorang Imam panutan yang zuhud, Syaikhnya penduduk Khurasan. Beliau terbunuh dalam pertempuran Kulan tahun 194 H berkata:

مَنْ شَكَا مُصِيْبَةً إِلَى غَيْرِ اللهِ، لَمْ يَجِدْ حَلاَوَةَ الطَّاعَةِ

"Barangsiapa yang mengeluhkan musibah (yang menimpanya) kepada selain Allah, dia tidak akan merasakan manisnya ketaatan." (Siyar A'lam an-Nubala: 9/315). Ketika dalam keadaan sehat dan memiliki banyak waktu yang digunakan membuka medsos, nongkrong, dengar musik, tidur, dan santai, namun tak mampu melakukan amal shalih. Maka perlu diketahui bahwa seseorang yang dalam kondisi demikian hakikat dirinya sedang terhalang dalam kebaikan.

Padahal mengumpulkan kebaikan adalah tujuan manusia berada di dunia. Dengan banyaknya kebaikan yang bisa diraihnya,perjalanan berikutnya menjadi ringan dan selamat. Tidak ada pilihan baginya kecuali mencari penyebab dari terhalangnya kebaikan tersebut,dan penyebabnya adalah dosa karena berani meninggalkan dzikir,mengingat kepada Allah Swt. Ibnu Qayyim Al-Jauziyah ra berkata:

إِذَا ثَقِلَ الظَهْرُ بِالْأَوْزَارِ، مُنِعَ الْقَلْبُ مِنَ السِّيَرِ إِلَى اللهِ وَالْجَوَارِحُ مِنَ النُّهُوْضِ فِي طَاعَتِهِ

“Jika punggung telah berat memikul dosa-dosa, maka hati akan terhalangi untuk berjalan menuju Allah serta anggota badan juga akan terhalangi untuk bangkit melaksanakan ketaatan pada-Nya.” (Bada’iut Tafsir: 3/332). Semoga hidup kita lebih sering disibukkan untuk melakukan hal-hal yang mendatangkan kebaikan atau pahala,bukan disibukkan dengan aneka perbuatan yang tidak bermanfaat bagi akhirat kelak. Semoga kita bisa merenunginya dan segera bertaubat, senantiasa beristighfar, berhijrah meninggalkan dosa dan maksiat serta banyak berdoa memohon pertolongan Allah swt ketika ada indikasi hati sedang berpaling dari Allah Swt dengan banyaknya perbuatan yang sia-sia. Amin []

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen ulasannya, Pak. Salam literasi

04 Apr
Balas

Trims,Pak Dede.salam literasi

06 Apr



search

New Post