suhari

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
794.Semangat Dalam Kebaikan

794.Semangat Dalam Kebaikan

Kebaikan atau pahala adalah harga mati bagi seorang muslim yang menghendaki kehidupan selamat dan bahagia di dunia-akhirat. Kebaikan diperintahkan untuk dikerjakan oleh Allah Swt sebagai Sang Pencipta,juga akan disenangi manusia secara normal. Misi manusia di dunia adalah penebar kebaikan sebanyak mungkin. Kebaikan yang ditujukan untuk dirinya sendiri maupun orang lain dan lingkungan yang ada. Orang terbaik adalah yang banyak memberi manfaat bagi kehidupan orang lain,yakni orang yang paling diharapkan kebaikannya dan paling jauh keburukannya.

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- وَقَفَ عَلَى أُنَاسٍ جُلُوسٍ فَقَالَ أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِخَيْرِكُمْ مِنْ شَرِّكُمْ قَالَ فَسَكَتُوا فَقَالَ ذَلِكَ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ فَقَالَ رَجُلٌ بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ أَخْبِرْنَا بِخَيْرِنَا مِنْ شَرِّنَا. قَالَ خَيْرُكُمْ مَنْ يُرْجَى خَيْرُهُ وَيُؤْمَنُ شَرُّهُ رواه الترمذى

“Abu Hurairah ra meriwayatkan bahwa Rasulullah saw berdiri di hadapan beberapa orang, lalu bersabda: “Maukah kalian aku beritahukan sebaik-baik dan seburuk-buruk orang dari kalian?” Mereka terdiam, dan Nabi bertanya seperti itu tiga kali, lalu ada seorang yang berkata: “Iya, kami mau wahai Rasulullah, beritahukanlah kepada kami sebaik-baik dan buruk-buruk kami,” beliau bersabda: “Sebaik-sebaik kalian adalah orang yang diharapkan kebaikannya dan sedangkan keburukannya terjaga…” (HR.Tirmidzi).

Tiada waktu tanpa kebaikan adalah semboyan seorang muslim. Kapan dan dimana pun selalu berusaha berbuat kebaikan. Kebaikan akan mengangkat derajat atau menghapus keburukan yang terlanjur diperbuat. Dengan banyak kebaikan diharapkan sanggup meminimalkan keburukan atau dosa.

عَنْ أَبِيْ ذَرٍّ جُنْدُبِ بنِ جُنَادَةَ وَأَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: اتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ رَوَاهُ التِّرْمِذِي وَقَالَ: حَدِيْثٌ حَسَنٌ وَفِي بَعْضِ النُّسَخِ: حَسَنٌ صَحِيْحٌ

“Dari Abu Dzarr Jundub bin Junadah dan Abu ‘Abdirrahman Mu’adz bin Jabal ra, dari Rasulullah saw, beliau bersabda, “Bertakwalah kepada Allah di mana pun engkau berada; iringilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, maka kebaikan akan menghapuskan keburukan itu; dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik.” (HR. Tirmidzi). Dalam berbuat kebaikan harus semangat dan benar niatnya sehingga tidak mudah putus asa ditengah jalan. Sebab tidak menutup kemungkinan akan ada banyak celaan dari orang lain. Ketika ada celaan jangan langsung gundah gulana, tapi segera bangkit. Celaan sesama manusia tidak akan berpengaruh terhadap penilaian Allah Swt terhadap kebaikan yang ada. Allah Swt akan mencatat siapa saja yang tulus dan istiqomah dalam mencari rida-Nya lewat kebaikan. Biarkan orang lain mencela, berbicara di belakang. Sikap yang benar adalah terus melangkah dalam kebaikan sehingga mereka semakin jauh tertinggal di belakang dengan keburukan yang diperbuatnya sendiri.

Manusia tidak akan pernah lepas dari celaan,hinaan,bahkan permusuhan fisik. Allah Swt sebagai Rabb Pencipta segalanya saja dicela juga oleh manusia yang tidak tahu diri tersebut -na'udzu billah. Sebagaimana celaan orang Yahudi terhadap Allah Swt, mereka mengatakan tangan Allah Swt terbelenggu.

وَقَالَتِ ٱلْيَهُودُ يَدُ ٱللَّهِ مَغْلُولَةٌ ۚ غُلَّتْ أَيْدِيهِمْ وَلُعِنُوا۟ بِمَا قَالُوا۟

“Orang-orang Yahudi berkata: “Tangan Allah terbelenggu”, sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dila’nat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu.” (QS. Al Maidah: 24). Manusia paling mulia sekali pun, Rasulullah saw dicela oleh manusia dengan julukan yang sangat jelek, yaitu gila, tukang sihir, dan tukang dusta.

وَعَجِبُوا أَنْ جَاءَهُمْ مُنْذِرٌ مِنْهُمْ ۖ وَقَالَ الْكَافِرُونَ هَٰذَا سَاحِرٌ كَذَّابٌ

"Dan mereka heran karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan (rasul) dari kalangan mereka; dan orang-orang kafir berkata: "Ini adalah seorang ahli sihir yang banyak berdusta.” (QS. Shad: 4). Orang beriman yang melakukan banyak kebaikan akan menjadi bahan olok-olok dan bahan tertawaan bagi orang keras hatinya di dunia ini. Namun akan tiba masanya, merekalah yang akan ditertawakan sehingga sangat berat sekali penyesalannya. Allah Swt berfirman.

إِنَّ ٱلَّذِينَ أَجْرَمُوا۟ كَانُوا۟ مِنَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ يَضْحَكُونَ

Sesungguhnya orang-orang yang berdosa adalah mereka yang dahulunya (di dunia) menertawakan orang-orang yang beriman." (QS. Muthaffifin: 29). Celaan itu pasti ada selama masih ada nafas dalam badan. Sikap yang benar adalah cuek saja dan terus melangkah dengan pasti dalam kebaikan. Tidak ada manusia yang akan selamat dari celaan sebagaimana Imam Ibnu Hazm ra katakan.

مَنْ قَدَّرَ أَنه يَسْلَمُ مِنْ طَعْنِ النَّاسِ وَعَيْبِهِمْ فَهُوَ مَجْنُون

Barang siapa yang menyangka ia bisa selamat dari celaan manusia dan cercaan mereka maka ia adalah orang gila.” (Al-Akhlaaq wa As-Siyar fi mudawaatin nufuus: 17).

Dalam berbuat kebaikan yang dibutuhkan adalah keistiqomahan,yakni rutin berbuat baik dalam segala kondisi. Hanya dalam kondisi tertentu saja meninggalkan berbuat kebaikan,itu pun jika kondisinya tidak memungkinkan. Harus disadari bahwa dalam berusaha berbuat baik tidak perlu sampai memberatkan diri sehingga menjadi berat dan malas. Sedikit demi sedikit asal istiqomah lebih baik daripada banyak tapi musiman.

وَكانَ يقولُ: خُذُوا مِنَ الأعْمَالِ ما تُطِيقُونَ، فإنَّ اللَّهَ لَنْ يَمَلَّ حتَّى تَمَلُّوا وَكانَ يقولُ: أَحَبُّ العَمَلِ إلى اللهِ ما دَاوَمَ عليه صَاحِبُهُ، وإنْ قَلَّ

“Nabi Muhammad saw pernah bersabda, “Lakukanlah kebaikan sesuai kemampuan kalian; karena sesungguhnya Allah tak kan pernah bosan (menerima kebaikan itu) sampai kalian sendiri yang bosan (melakukannya).” Dan beliau juga berkata, “Sesungguhnya kebaikan yang paling Allah cintai adalah yang terus dilakukan secara istiqomah, walupun terlihat kecil (dan sederhana)." (Shahih Muslim : 782). Sifat istiqomahlah yang akan mengangkat derajat seseorang dan menakjubkan orang lain dalam capaian kebaikannya.

وحدثنا ابن المبارك عن بكار بن عبدالله قال سمعت وهب بن منبه يقول مر رجل عابد على رجل عابد فقال مالك قال عجبت من فلان انه كان قد بلغ من عبادته ومالت به الدنيا فقال بعجل لا تعجب ممن تميل به الدنيا ولكن اعجب ممن استقام

“Ibnul Mubarok menceritakan dari Bakkar bin ‘Abdillah, ia berkata bahwa ia mendengar Wahb bin Munabbih berkata, ada seorang ahli lewat di hadapan ahli ibadah yang lain. Ia pun berkata, “Apa yang terjadi padamu?” Dijawablah, “Aku begitu takjub pada si fulan, ia sungguh-sungguh rajin ibadah sampai-sampai ia meninggalkan dunianya.” Wahb bin Munabbih segera berkata, “Tidak perlu takjub pada orang yang meninggalkan dunia seperti itu. Sungguh aku lebih takjub pada orang yang bisa istiqomah.” (Hilyatul Auliya: 4/51). Semoga kita bisa tetap istiqomah dalam berbuat kebaikan. Amin []

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post