suhari

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
802.Amalku Belum Banyak

802.Amalku Belum Banyak

Allah Swt ciptakan manusia hidup di dunia dalam rangka beribadah. Ibadah berarti menjalankan semua perintah dan menjauhi larangan-Nya. Nilai dari ibadah adalah beramal sesuai dengan petunjuk yang ada. Amal yang diterima menjadi pahala yang bisa dijadikan bekal menghadap Allah Swt. Sedangkan amal yang ditolak akan menjadi dosa dan meniscayakan masuk Neraka. Konsentrasi seorang muslim seharusnya ditujukan pada pertambahan amal atau pahala. Tiada waktu tanpa amal yang berpahala. Waktunya boleh berlalu jika menghasilkan amal kebaikan. Caranya dengan menjadikan semua aktifitasnya disambungkan kepada Allah Swt,minimal dengan membaca Basmalah ketika memulai beraktivitas. Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda.

كُلُّ أَمْرٍ ذِيْ بَالٍ لاَ يُبْدَأُ فِيْهِ بِـ : بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ فَهُوَ أَبْتَرُ

“Setiap perkara penting yang tidak dimulai dengan ‘bismillahirrahmanir rahiim’, amalan tersebut terputus berkahnya.” (HR. Al-Khatib dalam Al-Jami’, dari jalur Ar-Rahawai dalam Al-Arba’in, As-Subki dalam tabaqathnya).

Seorang muslim tidak boleh merasa santai dan aman dari beramal. Waktu dan kesempatan yang Allah Swt berikan bisa diambilnya kapan dan dimana saja tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu. Lagi pula tidak ada manusia yang mengetahui apakah umurnya masih panjang. Lagi pula seandainya ditakdirkan panjang, apa ada jaminan akan sehat selalu dan bisa beramal secara maksimal. Padahal dengan jelas Allah Swt telah mengabarkan kematian dan kejadian yang akan datang adalah perkara ghaib yang hanya diketahui-Nya sendiri.

إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ ۖ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا ۖ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dialah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS.Luqman: 34). Orang yang santai dan mengharap bisa beramal diwaktu mendatang adalah termasuk tukang berangan-angan,bahkan bisa masuk katagori panjang angan-angan yang jelas dilarang Allah Swt. Ibnul Qayyim ra berkata: “Sesungguhnya angan-angan adalah modal utama orang-orang yang bangkrut.” (Ma’alim Fi Thariqi Thalabil ‘Ilmi: 32). Orang yang tidak segera memaksimalkan peluang waktunya adalah sedang menuju kebangkrutan yang sebenarnya.

Diantara cara agar semangat dan segera beramal adalah dengan menganggap dirinya belum banyak mempunyai amal. Sedikit amal berarti kesulitan demi kesulitan hidup yang akan dirasakannya kelak. Sebab bagaimana pun juga setiap perjalanan pasti membutuhkan bekal. Dan bekal perjalanan menuju akhirat adalah amal atau pahala. Teladan ulama berikut bisa dijadikan perbandingan dan motivasi semangat dan segera beramal. Imam Ibnu Rajab ra berkata :

كان السلف يجتهدون في أعمال الخير ويعدون أنفسهم من المقصرين المفرطين المذنبين. ونحن مع إساءتنا نعد أنفسنا من المحسنين

"Dahulu para Salaf bersungguh-sungguh dalam melakukan berbagai amalan baik, serta menganggap diri mereka sebagai orang-orang yang kurang dalam beramal, yang lalai, dan banyak dosa. Adapun kita, bersama dengan dosa-dosa kita ini yang banyak, tetapi kita (malah) menganggap diri kita sebagai orang-orang yang baik !" (Kitab Majmuu' ar-Rasaa'il Ibnu Rajab: 254). 'Ubaid bin 'Umair ra juga berkata:

ما المجتهدُ الان الا كاللاعِب فيما مضى

"Tidaklah seorang bersungguh-sungguh (dalam beribadah) pada sekarang ini (di zaman tabi'in), melainkan seperti orang yang bermain-main pada masa dahulu (pada zaman sahabat)." (Az-Zuhd: 500 oleh Imam Ahmad ra). Subhaanallah, generasi tabi'in adalah generasi ketiga yang dianggap terbaik dari umat ini yang ibadahnya begitu luar biasa, begitu banyak ibadahnya,begitu bersih hatinya,tetapi mereka menganggap ibadahnya seperti orang yang bermain-main dibandingkan ibadahnya para sahabat Nabi Muhammad saw. Lantas seperti apa perbandingan amalan sahabat dengan manusia sekarang. Sepertinya tidak ada yang sanggup mendatangkan model perbandingan tersebut,mengingat jauhnya selisih yang ada baik kwantitasnya apalagi kwalitas amalan.

Mengetahui betapa jauhnya perbandingan amal pendahulu dengan masa sekarang,maka segera beramal ketika datang peluang menjadi keharusan bagi siapa saja yang menghendaki kemudahan hidup di akhirat kelak. Berkata Sufyan ats Tsauri ra:

قال سفيان الثوري رحمه الله

إذا هممت بصدقة أو ببرٍ أو بعمل صالح فَعَجّل مُضيّه من ساعته؛ من قبل أن يحول بينك وبينه الشيطان حلية الأولياء ٦٢/٧

"Jika engkau punya keinginan untuk bershadaqah atau berbuat baik atau beramal salih, maka segera lakukan saat itu juga. Sebelum setan menghalagi antara kamu dengan amalan tersebut." (Hilyatul Auliya: 7/62). Jika tidak maka setan akan ambil seribu jurus agar keinginan baik tersebut tidak terlaksana. Bisikan demi bisikan negatip akan selalu ditiupkan ke dalam hatinya. Allah Swt berfirman.

الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاءِ ۖ وَاللَّهُ يَعِدُكُمْ مَغْفِرَةً مِنْهُ وَفَضْلًا ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir), sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Mahaluas (karuniaNya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 268). Ibnu Katsir ra dalam tafsirnya menjelaskan bahwa manusia akan ditakut-takuti kemiskinan sehingga menjadi pelit terhadap hartanya. Beliau berkata:

يخوفكم الفقر ، لتمسكوا ما بأيديكم فلا تنفقوه في مرضاة الله

“Setan menakut-nakuti kalian akan kemiskinan, agar kalian menahan harta ditangan kalian dan tidak kalian infakkan untuk mencari ridha Allah.”

Allah Swt kasih kebebasan dalam beramal sesuai dengan selera dan kelapangan hati masing-masing orang. Namun dalam urusan menjalankan kewajiban atau menjauhi larangan,tidak ada pilihan. Semua harus diamalkan tanpa ada keberatan. Amal sunnah yang Allah Swt bebaskan akan menajdi amal terbaik dan dicintai-Nya ketika dianggap paling tinggi nilai ketaatannya kepada Allah Swt. Ibnu Taimiyyah ra berkata:

‏والشخص الواحد يتنوع حاله، ولكن خير الأعمال ما كان لله أطوع ولصاحبه أنفع، وقد يكون أيسر العملين، وقد يكون أشدهما، فليس كل شديد فاضلا، ولا كل يسير مفضولا

"Seseorang keadaannya bermacam-macam. Hanya saja, sebaik-baik amal adalah yang paling besar nilai ketaatannya kepada Allah dan paling bermanfaat bagi hamba tersebut. Mungkin saja, amal tersebut lebih ringan atau lebih berat dibandingkan dengan amal yang lain. Jadi, tidak semua amal yang berat berarti lebih utama, dan tidak semua amal yang ringan berarti lebih sedikit keutamaannya." (Majmu'ul Fatawa: 22/313-314). Semoga kita diberi kemampuan dan kelapangan hati untuk bisa beramal sesegera mungkin ketika ada kesempatan. Amin []

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen ulasannya, Pak. Salam literasi

26 Apr
Balas

Trims,Pak Dede. Salam literasi

27 Apr



search

New Post