suhari

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
800.Harta Yang Tidak Berkah Cepat Hilangnya

800.Harta Yang Tidak Berkah Cepat Hilangnya

Harta adalah termasuk rezeki yang  datangnya dari Allah Swt. Besar kecilnya rezeki menjadi hak mutlak Allah swt untuk menentukannya. Manusia tidak punya kuasa apalagi memaksa untuk mendapatkan sesuai yang diinginkannya. Besar kecilnya rezeki telah ditentukan Allah Swt ribuan tahun sebelum manusia terlahir. Manusia hanya punya kewajiban untuk bekerja berusaha cipta kondisi bagi datangnya rezeki.

عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقُ : إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْماً نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ   ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ. فَوَ اللهِ الَّذِي لاَ إِلَهَ غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ  الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا

“Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud ra beliau berkata, Rasulullah saw menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang yang benar dan dibenarkan, “Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya sebagai setetes mani (nuthfah) selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah (‘alaqah) selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging (mudhgah) selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan diperintahkan untuk ditetapkan empat perkara, yaitu rezekinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya. Demi Allah yang tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain-Nya. Sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli Surga hingga jarak antara dirinya dan Surga tinggal sehasta. Akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli Neraka maka masuklah dia ke dalam Neraka. Sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka tinggal sehasta. Akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli Surga  maka masuklah dia ke dalam Surga.” (HR. Bukhari dan Muslim).

            Jatah harta seseorang telah ditentukan Allah Swt. Meski demikian berusaha maksimal tetap Allah Swt perintahkan,karena yang mengetahui jatah atau jumlah harta hanyalah Allah Swt. Lagi pula dalam berusaha ada pahala yang akan Allah Swt berikan. Semakin maksimal usaha yang dikerahkan semakin besar pahala yang akan didapatnya. Orang yang berusaha menciptakan kondisi datangnya rezeki adakalanya mendapatkan pahala dan harta sekaligus,ada pula yang hanya mendapatkan salah satu dari keduanya,bahkan bisa terjadi tidak mendapatkan kedua-duanya. Semua tergantung niat dan cara yang ditempuhnya. Kewajiban seorang muslim hanyalah berusaha menetapi jalan atau petunjuk-Nya. Perkara jumlah atau jatah rezeki dipasrahkan kepada Allah Swt secara bulat tanpa ada sedikit pun buruk sanka kepada-Nya.

إِنَّ أَوَّلَ مَا خَلَقَ اللَّهُ الْقَلَمَ فَقَالَ اكْتُبْ. فَقَالَ مَا أَكْتُبُ قَالَ اكْتُبِ الْقَدَرَ مَا كَانَ وَمَا هُوَ كَائِنٌ إِلَى الأَبَدِ

“Sesungguhnya awal yang Allah ciptakan (setelah ‘arsy, air dan angin) adalah qalam (pena), kemudian Allah berfirman, “Tulislah”. Pena berkata, “Apa yang harus aku tulis”. Allah berfirman, “Tulislah takdir berbagai kejadian dan yang terjadi selamanya.” (HR. Tirmidzi). Ibnul Qayyim ra berkata: “Fokuskanlah pikiranmu untuk memikirkan apapun yang diperintahkan Allah kepadamu. Jangan menyibukkannya dengan rezeki yang sudah dijamin untukmu. Karena rezeki dan ajal adalah dua hal yang sudah dijamin, selama masih ada sisa ajal, rezeki pasti datang. Jika Allah -dengan hikmah-Nya- berkehendak menutup salah satu jalan rezekimu, Dia pasti dengan rahmat-Nya membukan jalan lain yang lebih bermanfaat bagimu.” (Al Fawaid, hal. 94, terbitan Maktabah Ar Rusyd, tahqiq: Salim bin ‘Ied Al Hilali).

            Seorang muslim wajib memperhatikan status harta yang Allah Swt berikan,apakah halal atau haram. Halal dan haram ditentukan dari cara menciptakan kondisi datangnya harta tersebut. Jika caranya tidak sesuai dengan aturan Allah Swt menjadi harta yang haram,jika sesuai maka menjadi harta yang halal. Harta  yang halal akan membawa keberkahan bagi kehidupannya. “Barokah adalah langgengnya kebaikan, atau bertambahnya kebaikan dan bahkan bisa bermakna kedua-duanya.” (Dr. Nashir Al Judai’ dalam At Tabaruk:39). Sebagaimana do’a keberkahan kepada Nabi Muhammad saw  yang sering dibaca saat tasyahud mengandung dua makna di atas. Ibnul Qayyim ra mengatakan, “Maksud dari ucapan do’a “keberkahan kepada Muhammad dan keluarga Muhammad karena engkau telah memberi keberkahan kepada keluarga Ibrahim, do’a keberkahan ini mengandung arti pemberian kebaikan karena apa yang telah diberi pada keluarga Ibrahim. Maksud keberkahan tersebut adalah langgengnya kebaikan dan berlipat-lipatnya atau bertambahnya kebaikan. Inilah hakikat barokah.” (Jalaul Afham fii Fadhlish Sholah ‘ala Muhammad Khoiril Anam, Ibnu Qayyim Al Jauziyah, Darul ‘Urubah Kuwait, cetakan kedua, 1407, hal. 308).

Harta yang tidak barokah adalah harta yang didapatkan dengan cara tidak sesuai ketentuan Allah Swt, semisal hasil korupsi, mencuri, riba, hasil menjadi pelacur dan lainnya. Harta yang  tidak berkah akan cepat hilang tanpa disadari. Seorang muslim sangat peduli sekali dengan keberkahan hartanya meskipun kebanyakan manusia tidak lagi peduli tentang status hartanya. Kondisi demikian telah diinformasikan Nabi Muhammad saw.

لَيَأْتِيَنَّ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لَا يُبَالِي الْمَرْءُ بِمَا أَخَذَ الْمَالَ أَمِنْ حَلَالٍ أَمْ مِنْ حَرَامٍ

“Akan datang suatu masa pada umat manusia, mereka tidak lagi peduli dengan cara untuk mendapatkan harta, apakah melalui cara yang halal ataukah dengan cara yang haram“. (HR. Bukhari). Keberkahan harta menjadi segalanya dibandingkan jumlah yang banyak. Harta yang barokah akan mendatangkan banyak kebaikan,sedangkan harta yang tidak barokah akan mendatangkan banyak petaka dan musibah serta dosa. Ibnu Taimiyyah ra berkata:

والقليل من الحلال يبارك فيه والحرام الكثير يذهب ويمحقه الله تعالى

“Harta halal yang sedikit diberkahi daripada harta haram yang banyak. Harta haram ini cepat hilangnya dan Allah hancurkan.” (Majmu’ Fatawa: 28/646). Seorang muslim yang percaya adanya Allah Swt dan hari akhir akan menjadikan keberkahan harta lebih diutamakan daripada banyaknya harta yang bisa dikumpulkan. Semoga semua harta kita barokah adanya. Amin []

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post