suhari

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
SIAPKAN BEKAL, KARENA PANAH KEMATIAN MENGINCAR SETIAP SAAT!

SIAPKAN BEKAL, KARENA PANAH KEMATIAN MENGINCAR SETIAP SAAT!

Panah, siapa diantara kita yang tidak pernah melihat benda yang menjadi senjata andalan ksatria tempo dulu. Bahkan sejarah Islam pun mencatat sejarah kelam, saat itu musuh pernah membalik kemenangan menjadi kekalahan diperang Uhud,lantaran keteledoran pasukan pemanah. Panah terdiri dari busur dan anak panah. Busur berfungsi melontarkan anak panah pada sasaran yang yang mau dibidiknya. Pemanah handal jarang salah dalam membidik sasaranya. Bisa dibayangkan jika sang pemanah adalah malaikat dan yang dibidik adalah manusia. Sudah pasti tidak akan meleset karena langsung mendapat arahan dari Allah SWT.

Kita paham bahwa ajal manusia atau kematiannya telah ditetapkan puluhan tahun sebelum kita terlahir di dunia ini. dan yang tahu hanyalah Allah SWT,malaikat tidak tahu meski dia yang bertugas mengeksekusinya suatu saat kelak. Apalagi manusia, Dia tidak tidak akan tahu,manusia hanya diwajibkan untuk mempercayainya saja,Itulah takdir namanya.

Terhadap kematian yang akan dibidik malaikat , manusia harus waspada benar setiap saat. Segala daya upaya harus dikerahkan untuk menyonsong anak panah tersebut tiba menghampiri diri. Kesiapsiagaan tersebut pernah dilantunkan dengan indah seorang alim dizamanya. Dialah Abul Athiyyah bersenandung tatkala menasehati Kholifah Harun Ar Rasyid.

لَا تَأْمَنِ الْمَوْتَ فِيْ طَرْفٍ وَلَا نَفَسٍ …

وَلَوْ تَمَنَّعْتَ بِالْحِجَابِ وَالْحَرَسِ

وَاعْلَمْ بَأَنَّ سِهَامَ الْمَوْتِ قَاصِدَةٌ …

لِكُلِّ مَدَرَّعٍ مِنَّا وَمُتَرَّسِ

تَرْجُو النَّجَاةَ وَلَمْ تَسْلُكْ مَسَالِكَهَا …

إِنَّ السَّفِيْنَةَ لَا تَجْرِيْ عَلَى الْيَبَسِ

Janganlah merasa aman dari kematian dalam sekejap maupun senafas.

walaupun engkau berlindung dengan tirai dan para pengawal.

Ketahuilah bahwa panah-panah kematian selalu membidik

setiap dari kita,

yang berbaju besi maupun yang berperisai.

Engkau menghendaki keselamatan, sedang engkau tidak menempuh jalan-jalannya,

sesungguhnya perahu tidak akan berjalan di atas daratan kering.

(Raudhatul Uqalaa karya Ibnu Hibban hal. 285).

Yang harus kita pahami, bahwa panah kematian malaikat beda dengan panah dunia. Tidak ada satupun benteng , tameng ,maupun perisai yang sanggup menghadangya. Semua akan diterobos ketika waktunya telah tiba. Jika boleh dibayangkan, Saat ini mungkin tangan kiri malaikat sedang memegang sekaligus merentang busur, sedang tangan kanannya siap melepas pangkal anah panah. Kondisi demikian akan terus dilakukan sampai Allah SWT perintahkan untuk melepaskannya, dan saat itulah kematian telah datang pada kita. Kita pun terbujur kaku tanpa nyawa,selesailah tugas malaikat sang pemanah kematian.

Diriwayatkan dari Kumail bin Yizad, itu keluar dengan Ali Abi Thalib ra . Ali menoleh ke kuburan lalu berkata, “Wahai penghuni tempat yang menyeramkan, wahai penghuni tempat penuh bala`, bagaimana kabar kalian saat ini? Maukah kamu kuberitahu kabar dari kami: harta-harta kamu telah dikumpulkan dan dibagi, anak-anak kamu telah menjadi yatim, dan istri kamu telah dinikahi oleh orang lain. Sekarang, maukah kalian memberi tahu tentang kabar yang kalian miliki? ” Kemudian Ali menoleh pada Kumail dan berkata, "Wahai Kumail, seandainya mereka memberi jawaban, mereka akan mengatakan, “Sebaik-baik bekal adalah takwa”.' Ali menangis. Lantas, kembali berkata, "Wahai Kumail, kuburan itu adalah kotak amal, dan di kala kematian, kabar dari isi kotak amal itu akan menghampirimu." (Al Hasan bin Bisir Al-Aamidiy, Kanzul `Ummaal, Juz III, hal.697, Maktabah Syamilah).

Perahu itu jamaknya berlayar diair, mustahil jika bisa berlayar diatas daratan. Jika kita sadar bahwa kematian pasti datang,maka bekal setelah kematian harus kita siapkan dengan serius. Perjalanan panjang tanpa membawa bekal yang cukup sangat riskan. Ancaman demi ancaman pasti menghadangnya dan ujungnya keselamatan diri yang menjadi taruhanya. Ibarat perahu berlayar didaratan,demikian pula mustahil akan selamat jika melakukan perjalanan tanpa membawa bekal. Manusia yang telah terpanah kematian,mustahil akan selamat jika tidak membawa bekal keselamatan berupa amal kebaikan.

Maka sudah seharusnya kita menempuh jalan keselamatan agar bisa selamat tentunya. Dan jalan keselamatan itu adalah Taqwa. Allah Ta’ala berfirman,

وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى

“Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa.” (QS. Al-Baqarah: 197). Mufassir As-Sa’di ra berkata, “Bekal yang sebenarnya yang tetap mesti ada di dunia dan di akhirat adalah bekal takwa, ini adalah bekal yang mesti dibawa untuk negeri akhirat yang kekal abadi. Bekal ini dibutuhkan untuk kehidupan sempurna yang penuh kelezatan di akhirat dan negeri yang kekal abadi selamanya. Siapa saja yang meninggalkan bekal ini, perjalanannya akan terputus dan akan mendapatkan berbagai kesulitan, bahkan ia tak bisa sampai pada negeri orang yang bertakwa (yaitu surga). Inilah pujian bagi yang bertakwa.” (Taisir Al-Karim Ar-Rahman, hlm. 92). Semoga kita selalu ingat mati dan menyiapkan bekal untuknya demi keselamatan diri. Aamiin[]

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post