Suharni Jamaluddin

Suharni, lahir di Bulukumba, 29 Agustus 1983, Guru Bahasa Inggris di MAN Biau di bawah naungan Kementerian Agama Kabupaten Buol Propinsi Sulawesi Tengah. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kisah Arya & Difa (Kejutan Indah)

Kisah Arya & Difa (Kejutan Indah)

Sesaat setelah itu, tatapan Arya kembali tertuju ke Difa sang gadis pujaan yang saat itu semakin nampak ayu dengan hijabnya yang berwarna coklat muda. Nampak jelas dari ekspresi wajahnya jika ia masih sangat malu untuk menatap ke orang sekitar yang menyaksikan acara lamaran tadi. Ia diam dan tertunduk dengan hanya sesekali menatap ke arah Arya setelah menerima cincin lamaran itu. Arya bukannya tidak tau tentang perasaaan sang gadis. Namun, saat ini ia sedang menguji sejauh mana kesiapan mental sang calon istri untuk menjadi pendamping seorang pimpinan perusahaan besar.

“Gimana perasaanmu saat ini dek Difa?” Tanya Arya memecah keheningan di antara mereka berdua.

“Menurut kak Arya sendiri, kira-kira perasaanku bagaimana?” Tanya Difa Balik dengan diselingi oleh senyuman manis yang tersungging di bibir tipisnya.

Arya tidak menjawab pertanyaan itu. Ia hanya menunjukkan body language dengan mengangkat bahu dan sedikit ekpresi wajah yang menunjukkan makna bahwa ia juga tidak tahu.

Orang-orang di sekitar mereka mulai nampak sibuk dengan urusan masing-masing, meskipun sebagiannya masih mencuri-curi pandang karena kagum dengan kecantikan dan ketampanan dua insan ini. Mereka bahkan ada yang menyamakan Arya dan Difa, seperti pangeran Hasan dan sang Putri dalam cerita legenda dari kota Yordania.

“Aku sangat bahagia kak. Gadis mana sih yang tidak akan senang jika dilamar di tempat romantis seperti ini, oleh seorang pria rupawan dan anak seorang doktor lagi.” Jawab Difa mencoba menyembunyikan kegalauan hatinya.

“Syukurlah jika demikan. Namun, aku tau ada sesuatu yang masih dek Difa sembunyikan dariku.” Tebak Arya.

“Tidak kok kak.” Kilah Difa.

“Katakanlah. Bahkan jika dek Difa akan melepas kembali cincin itu, aku ikhlas kok.” Pungkas Arya lagi, mencoba menguji kesungguhan hati sang kekasih.

“Kok kak Arya ngomong gitu sih.” Ucap Difa dengan wajah cemberut.

“Habisnya, Difa juga sih, pakai sembunyi-sembunyi perasaan segala sama calon suami sendiri.” Bela Arya, sambil mencoba menahan senyum melihat perubahan ekspresi di wajah Difa.

“Kak Arya, aku gak mau melepas cincin ini. Bahkan meskipun kak Arya memaksanya.” Ucap Difa dengan bibir yang semakin dikerutkan.

Arya diam saja mencoba mendengarkan dengan seksama ungkapan perasaan Difa.

“Kak Arya tau kenapa aku tak boleh melepas cincin ini?” Lanjut Difa lagi.

“Tidak.” Jawab Arya singkat.

“Jika aku melepas cincinnya, tandanya aku juga harus rela melepas kak Arya dari hidupku. Tentu saja aku tidak menginginkan itu. Penantianku cukup panjang untuk tiba di hari ini kak.” Ucap Difa dengan serius.

“Lalu, apa lagi yang masih mengganjal di hatimu saat ini?” Tanya Arya.

“Sebenarnya, aku lebih senang jika kak Arya melamarku di depan ayah dan nenek serta disaksikan oleh ibu doktor.” Ucap Difa diserta sedikit senyum malu-malu.

Arya langsung tersenyum mendengar pengakuan Difa barusan. Ia kembali meneguk sisa minuman soft drink yang tersaji di depannya sebelum kemudian membuat sebuah statement yang membuat Difa sangat terkejut.

“Sebenarnya sebelum dek Difa memintanya, aku telah mempersiapkan semuanya.” Jawab Arya dengan ekspresi wajah tenang, nampak cahaya kewibawaan terpancar dari tampangnya yang sangat rupawan itu.

“Apa maksud, kak Arya?” Tanya Difa penasaran.

“Silahkan dek Difa menatap ke belakang sana!” Jawab Arya sambil terus tersenyum.

Dengan ragu dan pelan Difa menengok ke meja di belakangnya. Pandangannya mengarah ke wajah-wajah para pengunjung. Sejenak ia terdiam oleh rasa terkejut takkala tatapannya terarah ke sebuah meja bulat tepat di belakangnya. 3 orang yang sangat disayanginya nampak melambaikan tangan padanya saat itu

“Nenek, ayah, bu doktor …..” Pekiknya dalam hati. Ia segera berlari ke arah meja itu dan memeluk sang nenek. Nampak air mata bahagia kini menetes di pipinya. (Bersambung)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen ceritanya, Bunda. Salam literasi

11 Mar
Balas

Terima kasih pak Dede, Salam Literasi!

11 Mar

Cerita yang menarik

11 Mar
Balas

Terima kasih bu Rismalasari, Salam Literasi!

11 Mar

Ceritanya menarik dan kereeeen bunda, salam literasi

11 Mar
Balas

Terima kasih bu Bahirni, salam literasi!

11 Mar



search

New Post