Suharni Jamaluddin

Suharni, lahir di Bulukumba, 29 Agustus 1983, Guru Bahasa Inggris di MAN Biau di bawah naungan Kementerian Agama Kabupaten Buol Propinsi Sulawesi Tengah. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kisah Arya & Difa (Menerima Lamaran Romantis)

Kisah Arya & Difa (Menerima Lamaran Romantis)

“Kak Arya, udah ah jangan merayu lagi. Malu atuh”. Ucap Difa dengan wajah tertunduk

“Malu sama siapa?” tanya Arya dengan nada suara yang sangat lembut.

“Malu sama gelas ini, malu sama lampu-lampu itu, dan juga malu sama bu doktor, ayah dan nenek di rumah.” Ucap Difa sambil tersenyum dan menunjuk benda-benda yang disebutnya.

“Jadi gimana dong, apakah aku gak boleh merayu pacar sendiri.” Tanya Arya masih dengan gaya khasnya yang membuat Difa salah tingkah.

“Pacar? Siapa pacar kak Arya?

“Ya, kamulah.” Jawab Arya cepat.

“Ih, pede amat. Sejak kapan aku jadi pacar kak Arya?” Balas Difa mencoba memojokkan statement pria yang telah mencuri hatinya itu.

“Sejak kita mengikat janji tiga tahun lalu di café itu.” Jawab Arya spontan.

“Kak Arya lupa yah, aku kan tidak pernah mau pacaran. Tapi,…..” Ucapan Difa tiba-tiba terhenti dan wajahnya langsung bersemu merah.

“Tapi,..Mau jadi istri kak Arya kan,…. Yessss. Akhirnya aku mendapatkan jawaban juga.” Arya langsung berdiri dan berseru riang sambil mengangkat kedua tanganny, tanda kemenangan cinta berada dipihaknya. Semua tatapan pengunjung kini tertuju kepasangan sejoli yang nampak sangat berbahagia itu. Apalagi saat Arya bersimpuh di depan kursi Difa dan mengutarakan kalimat lamarannya.

“Dek Difa, Aku ingat pertama kalinya berjumpa denganmu di Café tiga tahun lalu. Tahukah kamu, bahwa Itu adalah pertemuan yang sangat berkesan di hatiku. Kamu mau menemani dan menerima aku apa adanya meskipun aku berpenampilan seperti pemulung kala itu. Sejak itu, aku berjanji bahwa di dalam hidupku hanya akan ada satu wanita yang akan menemani mengisi hari-hari sepiku. Dek Difa, aku tidak ingin mengulang yang kedua kalinya kalimat ini. Aku juga tidak mau membagi moment special ini kepada siapapun. Semuanya hanya aku tujukan untukmu.” Lanjut Arya masih dengan posisi bersimpuh di depan kursi Difa.

“Iya,..Kak Arya. Tapi, duduklah dikursimu kembali.” Ucap Difa yang nampak semakin salah tingkah dan malu karena semua pengunjung melirik ke arah mereke berdua saat ini.

“Difa, maukah engkau menjadi istriku.” Ucap Arya lebih lanjut seolah tidak peduli dengan orang-orang disekitarnya. Ia langsung saja mengeluarkan sebuah kotak cincin berwarna merah hati dari saku celananya. Kotak itu dibukanya dan nampaknya sebuah cincin berlian yang sangat berkilau.

“kak Arya, ….” Ucap Difa spontan. Sangat jelas terlihat dari eksperinya jika ia sangat terkejut melihat benda itu.

“Difa, jika engkau menerima lamaranku, maka sodorkanlah tanganmu.” Pinta Arya kemudian.

“Terima,…terima,….terima,….terima,…..” Sorak para pengunjung di wahana Malang Night Paradise tersebut secara bersamaan.

Difa kini hanya berada pada satu pilihan, yakni menerima lamaran Arya. Ia tidak ingin pria yang dicintainya itu merasa malu karena tertolak. Meskipun, disisi lain ia juga masih memikirkan kelanjutan studinya. Secara berlahan ia menyodorkan tangannya dan menerima dengan pasrah saat Arya memasangkan cincin lamaran ke jari manisnya itu. Suasana menjadi ramai dengan tepukan tangan saat Arya kembali berdiri dan melambaikan tangannya tanda terima kasih ke orang-orang yang telah mendukungnya malam itu.

(Bersambung)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post