Kisah Arya & Difa (Ternyata Mereka Ikut Menyaksikan)
“Selamat ya, nduk. Nenek tidak menyangka jika cucu kecil nenek ini, kini telah dipinang orang.” Ucap nenek Karti disela-sela pelukannya pada cucu kesayangannya itu. Air mata bahagia juga nampak menetes di pipinya yang mulai keriput.
“Nek, kenapa sih gak bilang ke Difa, jika akan datang ke Surabaya.” Protes Difa sambil menghapus air matanya dan mencoba menguasai gejolak perasaan yang masih menggebu akibat kejutan demi kejutan yang diberikan Arya padanya.
“Hehehe, tanya aja tuh sama ayahmu dan ibunya nak Arya. Mereka berdua yang mengatur semuanya.” Ucap nenek Karti sambil tersenyum dan mengarahkan pandangannya kepada dua orang yang dimaksud.
“Dek Difa, ternyata ibuku dan ayahmu itu adalah sahabat lama ketika mereka sama-sama kuliah di Universitas Brawijaya dulu.” Ucap Arya yang tiba-tiba saja sudah berada di belakang Difa. Ia secara bergantian menyalami ibunya, pak Broto dan juga nenek Karti, lalu memilih tempat duduk di samping Difa. Meskipun pembawaannya santai, namun sangat nampak jika Arya itu adalah pemuda yang sangat sopan.
“Iya Difa, ibu dan mas Broto adalah sahabat lama. Dulu ibu kuliah di kedokteran sedangkan ayahmu mas Broto kuliahnya di Fakultas Ilmu Administrasi. Kami satu sekolah bahkan sejak SMP dan SMA di Jakarta. Benarkan mas?” Tanya dokter Sherly ke pak Broto untuk mempertegas ingatannya kembali.
“Iya. Benar sekali.” ucap pak Broto singkat dengan ciri khas suara beratnya.
“Sherly, eh maksud aku bu Sherly adalah sahabat ayah sejak zaman sekolahan dulu. Namun, setelah masing-masing berumah tangga, tidak pernah ada komunikasi lagi.” Lanjut pak Broto yang nampak salah tingkah saat tatapan dokter Sherly mengarah padanya.
“Lalu, gimana ceritanya sehingga ayah, nenek dan bu doktor bisa bertemu di tempat ini?” Tanya Difa masih dengan rasa penasarannya.
“Setelah pertemuan kita di Rumah Sakit hari itu. Ibu langsug menelpon bapak dekan, dan memintanya untuk mencari data tentang dirimu Difa. Alhamdulillah, semua berawal dari situ hingga akhirnya aku bisa berbicara lewat telepon dengan mas Broto.” Kisah dokter Sherly.
“Iya, dan ayah langsung mengiyakan rencana malam ini, begitu tau bahwa Arya adalah putra bu Sherly.” Sambung pak Broto.
“Kok gitu sih. Kenapa ayah gak meminta pendapatku dulu. Lagian kan, aku juga bisa menjemput ayah dan nenek di bandara jika aku tau dari awal kalian ke sini.” Protes Difa lagi.
“Bukan kejutan lagi dong jika udah di tau dari awal.” Ucap nenek Karti dengan nada kelakarnya.
“Hehehe, betul itu mak.” Dukung dokter Sherly yang diikuti oleh tawa ringan dari Arya dan pak Broto.
“Oh ya, mulai malam ini, Difa tidak boleh lagi memanggilku dengan sebutan“bu doktor”. Sebab, saat ini Difa telah berstatus calon menantu di Keluarga “Arya”. Maka, Difa cukup memanggil dengan sebutan “Ibu” saja!” Ucap dokter Sherly dengan nada lembut namun tegas.
“Ibu….” Ucap Difa lirih. Ia merasa sangat bahagia bisa mengucapkan kata itu lagi setelah sekian lama tidak pernah mengucapkannya.
“Difa, kemarilah.” Pinta dokter Sherly. Ia segera berdiri sambil membuka lebar kedua tangannya.
Difa menyambut panggilan itu dengan segera mendekat dan ikut merangkul sang ibu dokter yang kini telah menjadi calon mertuanya itu. Nampak rona bahagia terpancar dari wajah nenek Karti dan pak Broto.
“Ehemmm,… rasa-rasanya aku juga ingin memeluk Difa .” Ucap Arya mencoba memecah suasana damai menjadi ribut.
“Eits,…nanti setelah nikah.” Ucap Dokter Sherly yang hampir berbarengan dengan pak Broto.
“Awas aja, jika nak Arya berani menyentuh cucuku sebelum nikah.” Ancam nenek Karti namun dengan wajah yang tersenyum sambil mencubit lengan Arya.
“Ampuuun nek. Iya, siap.” Gumam Arya sambil tertawa dan berpura-pura meringis menahan sakit.
(Bersambung)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar