Suharni Jamaluddin

Suharni, lahir di Bulukumba, 29 Agustus 1983, Guru Bahasa Inggris di MAN Biau di bawah naungan Kementerian Agama Kabupaten Buol Propinsi Sulawesi Tengah. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kisah Cinta Arya & Difa (Ungkapan Isi Hati)

Kisah Cinta Arya & Difa (Ungkapan Isi Hati)

Difa langsung terdiam mendengar kalimat Arya. Dia tak menduga Arya akan mengeluarkan kalimat seperti itu. Mukanya langsung bersemu merah. Iya, merasa seperti terkena prank.

“Ih, kak Arya mah, gitu. Difa udah serius sejak tadi malah dibercandain.” Tukas Difa dengan sedikit protes.

“Difa juga sih, baiknya kebangetan. Baru kenal sama aku sudah diajak ke rumah. Gimana jika ternyata aku adalah orang yang jahat.” Protes Arya balik.

“Aku percaya kak Arya orang yang baik kok.” Jawab Difa setengah protes.

“Ok, aku memang orang baik. Tapi, bagaiman jika nanti Difa menolong orang lagi seperti ini, dan ternyata orang itu malah menipu?” Tanya Arya

“Iya juga sih kak. Tapi, aku sih percaya aja sama yang Maha Kuasa. Dia pasti akan selalu melindungi aku. Lagi pula ayah dan nenek selalu berpesan padaku untuk selalu membantu siapapun yang membutuhkan kak” Tukas Difa lagi dengan penuh keyakinan.

Arya yang sejak tadi menyimak perkataan Difa menjadi semakin kagum dengan kepribadian gadis cantik yang duduk di depannya tersebut. Tampa sadar ia telah menatap lama wajah itu hingga terdengar suara Difa yang memanggilnya sambil mengibaskan tangan di depan wajahnya.

“Kak Arya lagi melamun ya? Tebak Difa

“Tidak. Aku hanya tidak habs pikir aja. Di zaman sekarang ini masih ada ya manusia berhati mulia seperti kamu. Pasti kamu di didik dengan sangat baik oleh orang tuamu. Sejak tadi kamu rela menemani aku ngobrol bahkan memberiku minuman ini, aku yang tak tau diri mungkin sudah mengganggu aktivitasmu yang sedang menulis tugas. Andaikan saja…” Nampak Arya hendak mengatakan sesuatu namun ia ragu untuk mengucapkannya. Hal ini membuat kening Difa sedikit berkerut oleh rasa penasaran.

“Kakak mau ngomong sesuatu ya? sampaikan saja. Mungkin aku bisa bantu kakak.” Pinta Difa dengan sedikit memaksa.

“Andaikan Difa mau jadi pacar aku, tapi ah sepertinya itu hanyalah mimpi.” Tiba-tiba Arya bergumam antara sadar dan tak sadar, nampak ia sendiri tak menyangka jukalau akan mengucapkan kalimat itu.

“Kakak ngomong apa barusan? Kakak mau aku jadi pacar kakak? Tanya Difa menyelidik dengan roman muka yang tak kalah terkejutnya.

“Ah, lupakan kalimat aku barusan Difa. Lagi pula tidak mungkin kan kamu mau punya pacar yang seorang pemulung seperti aku ini.” Ucap Arya kemudian.

“Jadi ceritanya kak Arya mau nembak aku nih. Kak Arya, bahkan belum bertanya apakah aku sudah punya pacar atau belom.” Serang Difa balik.

“Oh, iya. Harusnya aku nanya dulu yah, hehehe…tapi, ah lupakan saja. Tak usah dianggap serius.” Ucap Arya yang semakin salah tingkah.

“Aku belum punya pacar, kak.” Jawab Difa dengan ekpresi wajah yang sangat tenang. Senyum tipis menghiasi wajahnya, seolah memberi harapan pada niat Arya.

“What? Kamu serius? Syukurlah, klo demikian. Itu artinya aku masih punya kesempatan dong untuk masuk ke hati Difa.” Goda Arya lagi namun masih dengan ekspresi malu-malu dan pura-pura tidak serius.

“Aku gak mau jadi pacar kak Arya.” Ucap Difa dengan mata yang memandang tajam ke arah Arya.

Arya tidak kaget mendengar perkataan Difa. Dia sudah memprediksi jika nantinya ia akan mendapatkan jawaban seperti itu.

“Iya, aku sudah tau kok. Tak mungkinlah Difa si gadis cantik mau sama pria pemulung seperti aku. Aku harusnya sudah merasa bersyukur dengan kamu mau jadi temanku.” Ucap Arya dengan sedikit senyuman yang tersungging di bibrnya. Meskipun diucapkan dengan suasana canda, namun jauh di lubug hatinya, sebenarnya ada setitik harapan yang terpendam.

“Tapi, aku mau jadi istri kakak nanti.” Ucap Difa tiba-tiba.

Arya hampir saja terlompat dari kursi tempat ia duduk, saat mendengar kalimat yang terucap dari bibir Difa barusan. Ia sama sekali tidak menyangka jika respond Difa sampai sejauh itu. Namun, ia mengenyahkan rasa bahagianya segera, karena ia berpikir mungkin Difa hanya bercanda.

“Difa mau jadi istri kakak?” Tanya Arya kembali untuk memastikan pendengarannya.

“Iya, jikalau itu bisa membuat kak Arya bahagia, aku rela kok jadi pasangan masa depan kakak.” Ucap Difa sambil tersenyum.

“Kamu mau balas nge prank aku ya, ayo ngaku.” Kata Arya sambil tertawa kecil. (Bersambung)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post