Setiba di areal makam eyangti para prajurit kecil sudah tersenyum menyabut para peziarah. Mereka mengikuti dari belakang para ziarah menuju nisan. Seraya bertanya kepada peziarah.

Areal makam tidak terlalu luas. Bertempat diujung gang buntu berbatas anak sungai. Sepanjang gang sebelah kanan terdapat kebun masyarakat. Kebun tersebut ditanami beraneka ragam buah-buahan. Sebelah kiri gang teihat sungai.

Prajurit kecil anak penduduk setempat. Rumah mereka berada di depan gang masuk ke makam. Mereka juga terbiasa ke kebun disekitar makam. Pemilik kebun tersebut adalah orang tua mereka. Makam tidaklah menjadi hal yang asing bagi mereka.

Sambil ikut membersihkan nisan yang dituju peziarah. Mereka juga bencanda menceritakan pengalamannya. Satu persatu sampah dan rumput dikutip. Sebagian dari mereka membersihkan nisa dengan kain lap yg mereka bawa.Mereka juga menawarkan bunga milik mereka agar dibeli.

Lima hari lagi menjelang bulan Ramadhan peziarah mulai ramai. Para prajurit kecilpun merasa senang. Bertambah tabungan mereka bila musim seperti ini. Uangnya bisa untuk tambahan beli baju baru katanya.

Kalau hari biasa terkadang ada yang datang. Bahkan tidak ada yang berziarah sama sekali. Kalau sudah gitu uang yang dikasih untuk jajan ajalah katanya. Mereka senang kalau sudah musim ziarah menjelang bulan Ramadhan.

Suharningsih, M.Pd

Medan, 19 April 2020