Azan Magrib terdengar sayup-sayup dari mesjid yang agak jauh dari rumah.  Kemerduan suara muazin memecahkan kerumunan anak-anak yang masih bermain dihalaman rumah. Satu persatu mereka berhamburan kembali ke rumah masing-masing. Sebagian dari mereka tergesa-gesa menuju kemesjid. Sebagian kembali kerumah mengambil sajadah.

Selama wabah melanda negeri tercinta, sejadah di mesjid dibersihkan dari debu setelah itu disimpan, tidak dipergunakan untuk sholat seperti biasanya untuk sementara. Hal ini menjaga penularan covid 19 di daerahku. Jamaah mesjid sebahagian membawa sajadah sendiri-sendiri.

Jamaah tidak keberatan harus membawa sajadah dari rumah. Bahkan sebagian dari kami tak beralas langsung di marmer lantainya mesjid. Kesadaran jamaah atas wabah melanda negeri tercinta sangat tinggi sehingga tak mempermasalahkanya. Satu sama lain menjaga diri sendiri dan menjaga sekitarnya.

Ditengah wabah tidak mengurangi rasa toleran diantara anak-anak. Menawarkan sajadahnya berbagi dengan teman disebelahnya. Sambil tersenyum mereka berbagi dengan temen. Kadang kala ucapan terimakasih keluar dari mulut mungil, penolakan secara halus pemberian berbagi sesama teman. Indah pemandangan yang dihadirkan mereka. Ada juga anak yang tak membagikan sajadah pada temen disebelahnya. Kesadaran akan menjaga diri dan menjaga disekitarnya membuat situasi tersebut terjadi. Hal seperti itu dimaklumi oleh jamaah.

Setelah sholat merekapun berhamburan satu sama lain. Sambil membawa sajadah yg mereka bawa dari rumah. Ada juga yang asik sambil main ketinggalan sajadah tersebut. Tapi perhatian penjaga mesjid  yang lebih, selalu diingatkan. Maka kembali lagi ke mesjid untuk membawaknya pulang.