Bayangan Masa Depan

#Tagur hari ke-13

Titik-titik rinai hujan membasahi bumi. Semilir Bayu menembus tulang. Mentari bersembunyi di peraduan. Sore ini suasana terasa begitu sepi. Aku diam menikmati sunyi yang kelam. Hanya ditemani suara cicak dan tokek.

Sejak shubuh anak dan suamiku pergi untuk rekreasi bersama para karyawan agar karyawan bisa refreshing sehingga lebih semangat untuk bekerja. Sementara aku tidak ikut karena harus mengajar anak-anak di sekolah. Karena PTM seratus persen baru tiga hari dilaksanakan, saya tidak ingin membuat anak-anak dan wali murid merasa kecewa, aku memilih untuk tidak ikut rekreasi.

Suasana begitu sunyi. Tak ada suara canda tawa anak-anak. Aku menggigil kedinginan diterpa sang bayu. Tubuhku terasa membeku.

Kubayangkan masa yang akan datang yang penuh dengan kesunyian. Masa itu adalah masa tua. Semua pasti akan mengalami masa tua. Suami atau istri telah pergi memenuhi panggilan Illahi. Anak-anak sudah punya keluarga sendiri-sendiri. Kita hidup sendiri. Tanpa keluarga tanpa teman. Itulah fase kehidupan. Semua pasti mengalami. Datang sendiri. Pergipun sendiri. Maka kita harus selalu siap untuk hidup sendiri. Hidup hanya berdua bersama sang pencipta. Manusia harus mempunyai bekal untuk hidup di kemudian hari agar hidup tidak sendiri. Manusia harus mempunyai bekal amal serta doa anak yang Sholeh. Semoga aku selalu mempunyai teman hingga di kemudian nanti.

Mojokerto, 13 Januari 2022