Hafalan Al-Qur'an (3)
Hafalan Al-Qur'an (3)
Selama seminggu Aza dirawat di rumah. Luka ditangannya sudah sembuh. Aza diantar ibunya kembali ke pondok. Beberapa Minggu kemudian Aza menelpon kalau lukanya kambuh lagi dan badannya demam. Ibunya mengirimi obat yang pernah dipakai. Sampai di pondok Aza menangis sambil meminta untuk keluar dari pondok.
"Bu saya tidak betah di pondok, saya sakit terus, saya tidak punya teman karena mereka takut tertular penyakit saya.
"Sabar ya Za itu adalah ujian. Allah menguji kamu apakah kamu kuat apa tidak mencari ilmu di pondok. Kamu harus kuat menghadapi ujian. Kalau kamu kuat nanti kamu senang tinggal di pondok pesantren. Bahkan kamu tidak ingin pulang," kata bu Tika memberi motivasi kepada Aza.
"Iya Bu saya akan bersabar.
Seiring dengan berputarnya waktu akhirnya tubuh Aza mulai bisa beradaptasi. Gatal di tubuhnya mulai sembuh. Aza mengikuti kegiatan di pondok pesantren dengan senang dan semangat. Pukul 02.30 Aza sudah bangun, agar antri mandi tidak terlalu panjang. Setelah itu shalat tahajjud, shalat berjamaah, mengaji kitab, sarapan, dan berangkat ke sekolah.
Pelajarannya sangat banyak. Pengetahuan umum, pengetahuan agama, keterampilan memasak, keterampilan menjahit, ekstra qiro'ah , belajar khitobah, dan lain-lain. Aza yang dulunya pendiam, karena tinggal di pondok bisa hidup bersosial dan menjadi ketua kelas. Dia sering mewakili perlombaan-perlombaan yang diadakan baik di sekolah maupun di pondok pesantren.
Sore hari kegiatan mengaji. Bagi santri yang bacaannya kurang benar harus membetulkan bacaan Alquran dengan benar yang disebut dengan bin nadhor. Kalau sudah hatam bin nadhor baru boleh menghafalkan Al-Qur'an. Pukul sembilan malam anak-anak baru bisa belajar. Dengan rasa capek dan ngantuk Aza belajar, karena ngantuknya kadang-kadang ketiduran dan lupa belajar. Selesai belajar membaca tawassul atau membaca Fatihah dan doa-doa yang ditujukan kepada kepada para Nabi, Ulama', pendiri pondok, orang tua, agar diberi kemudahan dalam menuntut ilmu dan ilmunya menjadi bermanfaat dan berkah.
Suatu hari Aza ketiduran waktu kegiatan tawassul, maka pada hari Jumat dia mendapat hukuman harus membaca istighfar seratus kali. Begitulah kehidupan di pondok anak dididik untuk disiplin. Bagi yang tidak piket, tidak shalat berjamaah, ketiduran, diberi sangsi dan sangsinya bermacam-macam sesuai dengan tingkat kesalahannya.
Mojokerto, 4 Februari 2022
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Aza anak kebanggaan keluarga.. keren..
Pingin punya anak lagi haha... Dan di pondokkan.. sukses selalu bu tatik
Cernak yg sarat makna Bund. Sukses sll
Terima kasih atas kehadirannya Bu