SETIAP OBYEK ADALAH INSPIRASI DAN SETIAP RUANG ADALAH LITERASI

Catatan Suhartatik, 15092020

Ya, kata” setiap obyek adalah inspirasi dan setiap ruang adalah litersai”mungkin tepat nya begitu. Pagi itu aku dingin ide sebuah esai, inginya menulis curahan hati , yang bisanya ku tulis dalam larik puisi. Tetiba saat membaca komentar dari teman di salah -satu WAG, di situlah muncul nya sedap aroma ide yang memaksa ku harus mengeksekusi menjadi roncean diksi.

Kita ketahui bersama , Indonesia memiliki dua musim yaitu , musim kemarau dan musim hujan, setiap musim berbeda barang dagangan yg dijual di toko kelontong. Begitu juga Sepetember ini, ,musim Pilkada pun menuruni banyak daerah. Di musim ini banyak binatang yang beruba wujud. Sebagian orang ada yang mengatakan gajah adalah binatang yang bertelalai panjang, ada juga yang mengatakan gajah adalah berkaki besar, dan ada pula yang mengatakan gajah adalah binatang buas. Hanya orang bijak yang bisa mengakui semua kebenaran tentang gajah, karena mereka adalah pengamat sejati, diraba, di lihat dan di cium. Sehingga semua alat indra bisa berbicara.

Dari fenomena social di atas, semoga kita tidak salah mendeskripsikan sebuah benda . Sejatinya kita bukan pengamat atau professor, multi tafsir pasti ya, asalkan berdasarkan fakta , bukan atas ilmu K.R kudrat (kiro- kiro) dan itu sah sah saja. Mungkin lebih baik diam seribu bahasa karena tak tahu fakta daripada menduga-duga. Aku tidak bilang ghibah yaa, karena tuduhan itu sangat lara dirasa.

Tujuan untuk mencapai sebuah kompetisi adalah kemenangan, berbagai unggulan produk dimunculkan. Setinggi ruang angkasa atau setara planet Mars pun gak ada masalah. Satu klausa” jangan merendahkan produk lain”itu pesan bawaslu mulai dari pusat hingga pengawas TPS.

Agar terwujud nilai demokrasi mari kita junjung nilai akuntabilitas . menyatakan bukan berarti mengantarkan. Saat lapar saudara jangan beli minuman , hanya dahaga yang hilang, perut tetap keroncongan…. SALAM LITERASI.