suhartatik supardi

Penulis bernama Suhartatik, putri sulung dari Bapak Sanusi dan Ibu Mukholifah dari Kota Palembang. Penulis menyelesaikan studi TK,SD samapai S...

Selengkapnya
Navigasi Web
Tradisi  Melepas Rindu
Tradsi Bangkit saat Covid

Tradisi Melepas Rindu

TRADISI MELEPAS RINDU

Catatan Suhartatik, 15092020

Tradisi secara harfiah adalah pembiasan yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk menguri- nguri sebuah pembelajaran baik yang tersurat maupun tersirat. Nah bagaiman dengan tradisi yang satu ini, yakni bersekolah tanpa berseragam, hal ini merupakan tradisi baru yang bangkit saat covid.

Berbagai upaya yang dilakukan oleh beberapa lembaga pendidikan untuk bisa menetralisir kejenuhan pada siswa dan guru saat pembelajaran jarak jauh (PJJ). PJJ menyisahkan rindu yang terbelenggu. Rindu berguarau dengan teman, rindu uang saku ibu, rindu di sapaan hangat guru.

Untuk mengobati rindu yang terus menderu, guru- guru pun memutar 1000 otak untuk mendapatkan solusi jitu. “aku wes pusing dengan PJJ, piye penak e” cetus salah satu guru di ruang laboratorium kompeter di sekolah itu.

“ Di lebok ne ae” timbal pak Waris yang biasa ngajar membawa gulungan peta Indonesia.

“Piye carane ben gak konangan “ sela Pak Topik yang sejak tdi mondar mandir di labkom.

“arek – arek suruh sekolah, tapi jangan berseragam, biar masyarakat tidak tahu kalau proses pembelajaran di sekolah pun sedang berlangsung “ Jelas pak Waris.

Kesepakatan pun berlangsung . Biar pun cara sedikit curang, namun guru – guru ini pun tetap bijaksana dan disiplin protocol kesehatan. Mereka membagi waktu dan fase- fase tiap kelompok, sehingga pembelajaran luring tetap meminimalisir terpaparnya covid -19.

Adapun beberapa syarat protocol kesehatan yang harus di penuhi oleh siswa saat luring diantaranya:

Ø Datang kesekolah tanpa berseragam, namun bersepatu.

Ø Menggunakan masker.

Ø Senantiasa membawa handsinitizer.

Ø Setiap kelas hanya 50 % dari jumlah yang ada.

Itu salah -satu kesepakatan yang di buat oleh beberapa guru di sekolah Angkasa.

Kesepakatan pun di unggah ke masing masing WAG kelas oleh wali kelas . Alhasil, disambut gembira oleh sebagian besar siswa dan wali murid yang sudah setiap hari perang dengan anaknya. Kesepakatan tersebut tidak mulus mendarat di WAG wali murid, ada beberapa walmur yang menolak atas kesepakatan tersebut dengan alasan tetap menjaga kesehatan putra putrinya.

Sebagai wujud pelayanan terpadu, guru pun tetap memberi pelayan daring bagi walmur yang menolak pembelajaran luring, sehingga semua siswa mendapat pelayanan secara maksimal baik yg luring maupun daring.

Dengan upaya ini setidaknya bisa mengurai kejenuhan para pelaku pendidikan, sehingga bisa menciptakan situasi yang optimis bagi peserta didik . Walau pun kegiatan luring ini hanya seminggu sekali, setidaknya bisa melepas rindu mereka.

Lebih bahagia lagi jika saat luring walmur menitipkan sebungkus nasi goreng untuk guru kelasnya, itu jika betul terjadi, aku pun tak menolaknya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

monggo Bapak /ibu pembaca yang Budiman, siapa yang mersa merindukan muridnya, adakah kiat baru yang bisa di copi paste

15 Sep
Balas

Wow, bisa lepas rindunya yah Bund. Sukses selalu dan barakallahu fiik

15 Sep
Balas

walau sedikit mengendam endap ya Buu,,

15 Sep



search

New Post