suharti

Suharti adalah seorang guru yang mengajar di SMK N 1 Sawahlunto. Program Keahlian Administrasi Perkantoran...

Selengkapnya
Navigasi Web
Terserah Jemariku Saja (T.68)

Terserah Jemariku Saja (T.68)

Terserah Jemariku Saja

Tantangan Menulis Gurusiana Hari Ke-68

Oleh : Suharti, S.Pd

Hari ini terasa sangat panjang, sedari pagi menyibukkan diri sampai pada saat penghujung malam. Seakan sudah menjadi suatu kebutuhan, jika belum menulis di Gurusiana, ada sesuatu yang masih kurang. Apakah ini yang dikatakan sebagai candu? Atau diri ini benar-benar jatuh cinta?

Mataku mulai berat, tubuhku mulai tak bertenaga, kedua kakiku seakan sulit untuk digerakkan. Namun pikiranku masih saja terpaut padamu. Jemariku masih saja ingin menyentuh huruf-huruf di keyboard laptopku.

Lelah begitu menderaku. Tapi sebenarnya dalam lelahku hari ini berharap untuk mendapat keridaan Allah SWT. Jemariku terus menari sesuai dengan tugas-tugas jari yang dulu kupelajari saat sekolah menengah. Jariku tak ingin berkhianat. Melaksanakan tugasnya dengan rapi. Tak berebut tugas dengan jari yang lain. Itulah bentuk kedisiplinan yang telah tertanam sejak lama.

Sebagai bukti ketaatan setiap jemariku menari ke bagian baris atas dan bagian baris bawah, maka jemariku akan kembali ke rumah huruf atau Home Key. Sejatinya dalam kehidupan setiap insan yang melakukan aktivitas kehidupannya, pada akhirnya akan berpulang ke rumah, ke kampung halaman atau berpulang pada pemilik kehidupan.

Bagaimana jadinya jika jemariku tak pulang ke rumah huruf? Banyak kesalahan dalam pengetikanku. Semua diakibatkan karena salah posisi. Sangat jelas di sini konsep the right man on the right place (menempatkan seseorang sesuai pada tempatnya). Dengan adanya keteraturan dalam pembagian tugas, meletakkan jari jemari sesuai dengan tupoksi nya maka pekerjaan mengetik akan dapat berjalan dengan lancar.

Apakah ada efek yang ditimbulkan dengan pengetikan sepuluh jari dan sistem buta. Tentu saja ada. Jari mengerjakan tugasnya, mata melihat pada naskah, hati membaca dan pikiran sebagai pusat pengaturan penugasan jari, mata, dan hati. Akibatnya? Mata tidak terlalu berinteraksi dengan layar monitor, sehingga kelelahan mata dapat dihindari atau diminimalisir. Mata tidak harus bolak balik melihat naskah, melihat tuts yang akan ditekan dan melihat monitor melihat hasil ketikan.

Ma syaa Allah, aku yang tadi tak tau mau menulis apa, ternyata sudah sampai di paragraf ke tujuh. Benar-benar inilah yang dinamakan candu. Aku kecanduan untuk menulis di Gurusiana. Aku merasakan benar-benar jatuh cinta. Cinta pada kedisiplinan menulis di Gurusiana. Semoga cinta ini tetap terjaga dan terpelihara. Merangkai cinta dalam kata-kata yang akan melahirkan semangat literasi.

Sawahlunto, 1 Agustus 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

terimakasih Pak, afwan baru bisa baca dan balas.

01 Oct
Balas

makin inspiratif dan inovatif, semoga makin sukses dan sukses selalu untuk teman gurusianer

06 Aug
Balas



search

New Post