Suharto, M.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
SELAMAT ULANG TAHUN GURUKU

SELAMAT ULANG TAHUN GURUKU

SELAMAT ULANG TAHUN GURUKU

Suhartoguruberkharisma

MTsN 5 JKT

Mei 2017

Ketika ada beberapa teman guru mengatakan peserta didik yang ada di bawah asuhanku kalau belajar berisik, cerewet dan sejuta nilai-nilai negatif. Aku tersenyum saja, dan sekali-kali aku melontar kata kepada temanku, mungkin bapak/ibu tidak menarik bagi mereka sehingga mereka berisik. Terkadang kita tidak sadar akan semua itu, ketika kelas yang kita ajar gaduh, anak tidak konsentrasi, ngobrol. Yang kita salahkan selalu peserta didik.

Ya, hari gini masih kita temukan guru-guru yang belum memahami bagaimana seharusnya bersikap dalam menghadapi siswa. Hal ini terjadi karena kebanyakan guru di Indonesia masih malas membaca apalagi membeli buku. Tunjangan yang diberikan pemerintah bukan dipakai untuk meningkatkan kualitas dan menambah wawasan, akan tetapi untuk hal-hal kemewahan.

Kalau kita lihat sebuah tulisan pak Munif Chatib dalam salah satu karya tulisnya “ tidak ada siswa yang tidak baik, yang ada siswa belum menemukan guru yang terbaik”. Guru yang mampu menginspirasi, menggerakkan sehingga siswa mampu melewati batas- batas ketidak mampuannya. Sudah saatnya guru harus berubah, tinggalkan kebiasaaan menyalahkan.

Prof. Dr.Sunarto Hadi, pernah berkata dalam pengantar buku Inspiring teacher 1, karya Jamaludin Al-Banjary:” Guru yang hebat bukanlah guru yang pandai dan memiliki pengetahuan yang luas. Bukan guru yang piawai dalam menerangkan pelajaran. Bukan pula guru yang terampil membimbing praktik di laboraturium. Lebih dari semua itu, guru yang hebat adalah guru yang mampu memberi inspirasi kepada murid-muridnya”.

Pengkotak-kotakkan peserta didik ini sebenarnya salah dalam dunia pendidikan, kenapa ?...karena secara tidak langsung akan mempengaruhi cara kerja guru. Ketika guru mengajar di kelas unggulan semangatpun tinggi, sebaliknya ketika ada jam di kelas yang tidak diunggulkan terkadang jalan ke kelaspun ada pembawaan malas. Semangat belajar peserta didik di kelas tidak unggulan sangat rendah, karena mereka dikumpulkan pada kemampuan yang sama dan tidak ada siswa yang dijadikan inspirator. Sementara peserta didik kelas unggulan terlalu membanggakan diri terkesan agak sedikit ego dan mereka berkumpul pada komunitasnya saja.

Ketika guru mengajar dan membimbing kelas unggulan terasa berbeda dengan kelas yang tidak unggulan. Mereka sibuk mengejar nilai sementara empati dan jiwa sosialnya kurang, sementara di kelas tidak diunggulkan mereka tidak terlalu mengejar nilai, tetapi empati dan jiwa sosialnya tinggi. Ya itulah yang terjadi dengan siswa di sekolahku tanpa sepengetahuan wali kelasnya ia bergotong royong mempersiapkan acara ulang tahun wali kelasnya.

Senyuman yang ikhlas terpancar dari wajah-wajah lugu siswa-siswi kelas delapan tiga. Balon satu-persatu diledakkan dan bertaburan pernak-pernik kertas warna-warni merayakan hari ulang tahunku. Selamet ulang tahun bapak guruku, teriak siswa-siswi. Terasa hati ini bahagia, terharu melihat siswa-siswi yang super. Terima kasih wahai calon-calon orang hebat.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

"Siswa di sekolahku tanpa sepengetahuan wali kelasnya ia bergotong royong mempersiapkan acara ulang tahun wali kelasnya." Bikin terharu pak.

04 May
Balas



search

New Post