Suherman Komara (Zuhé)

Saya SUHERMAN KOMARA,PNS dilingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat,tepatnya mengajar di SDN 1 Ciraja UPT Pendidikan SD dan PAUDNI Kecamatan Cipeunde...

Selengkapnya
Navigasi Web

MENUMBUHKAN SEMANGAT BELAJAR ANAK

Tidak dapat dipungkiri bahwa ketika anak pulang sekolah,terjadilah drama seperti berikut:

Tas nya dilempar masuk dapur, makan tergesa-gesa, beres makan ambil langkah seribu,lupa beres-beres bekas makan, lupa pamit,biyur....lari ke tempat bermain,sampai lupa pulang.Esok harinya,ribut nyari tas sekolah yang entah dimana nyangkutnya,ditambah tugas Sekolah yang belum dikerjakan ,duar...perang duniapun tersulut,seluruh keluarga ribut mencari tas yang entah dimana Pulang sekolah,tas nya yang ini tidak dilempar,pergi ke dapur,ambil makan,stembay didepan tivi,makan sambil nonton filem kartun idolanya,susah untuk bangkit, nonton filem kartun sampai ketiduran,begitu dibangunin supaya pergi ngaji siang,susahnya minta ampun,akhir cerita,ngaji siang lewat,solat apalagi. Pulang sekolah,ganti baju setelah mandi,lalu solat,setelah itu makan siang,selesai makan tempat makannya dicuci,nonton tivi sebentar atau ada juga yang sambil mengerjakan tugas sekolah,selesai itu lalu berangkat ke madrasah untuk belajar agama,hingga menjelang magrib,ngaji malam sampai isya,setelah itu membaca dan menyiapkan buku pelajaran buat esok hari,dan...tidur malam.Esok harinya tidak terdengar ada keributan seluruh keluarga mencari tas yang raib dari pandangan,apalagi ribut karena tugas sekolah belum dikerjakan,hm....adem dan sejuk dipandangmata punya anak seperti itu,ideal banget.

Nah,begitulah,tiga judul drama pulang sekolah dan situasi pagi hari menjelang berangkat sekolah,anak kita masuk skenario yang mana ya, kesatu, kedua atau yang ketiga?Tidak perlu dijawab,tinggal ditonton dan disaksikan reality show-nya dirumah masing-masing.Gambaran kejadian diatas, tidaklah hanya menjadi sebuah keprihatinan tanpa berusaha mencari solusi penyelesaiannya, karena jika diabaikan,tentunya akan membawa dampak perkembangan anak pada tahapan perkembangan berikutnya,selaku orangtua harus ada upaya merubah kebiasaan jelek anak dirumah, semangat belajar anak dirumah seperti hilang,mereka mengartikan bahwa belajar itu hanyalah disekolah, kalau sudah dirumah,ya.. tidak usah belajarSolusi untuk merubah mindset anak tentang pengertian belajar itu bukan hanya sekedar disekolah,tetapi dirumah juga tetaplah harus ada waktu untuk belajar,nah...cara untuk menumbuhkan semangat belajar anak itu diantaranya adalah sebagai berikut:

Edukasi anak kita sejak dini,tentang tugas dan kewajibannya dirumah,tentu saja disesuaikan dengan perkembangan usianya,misalnya selesai makan biasakan untuk mencuci sendiri tempat makannya,merapikan tempat tidurnya, seandainya kurang bersih dan kurang rapih pun,jangan dihardik nanti malah tidak mau lagi mengerjakan pembiasaan yang Lagi kita tanamkan,tapi harus diberitahu dengan bahasa yang lembut,bahwa ini kurang bersih dan yang itu kurang rapi,bimbing dan bimbing, jangan lelah untuk mengarahkan. Selalu diingatkan,bahwa anak sekolah punya tugas dan kewajiban juga,yang harus dijalankan secara beriringan dengan tugas dan kewajiban sebagai anak dirumah, walau terkadang ada orangtua yang tidak begitu menuntut,yang penting kakak atau ade, jangan melupakan tugas sekolah, tapi alangkah baiknya juga jika sang anak tahu dan melaksanakan tugas sebagai anak dirumah, dengan membantu pekerjaan ringan orangtuanya disamping mengerjakan tugas sekolah,tentu saja dengan tidak merampas haknya untuk bermain. Pedulikan semua kegiatan anak, orangtua tidak cuek dengan kegiatan anak baik itu dilingkungan maupun disekolah,tanyakan:Tadi kakak atau ade belajar apa,bagaimana pelajarannya,mudah atau sukar, adakah peer atau tugas lainnya, bagaimana bapak ibu gurunya, bagaimana teman-temannya,,dan lain sebagainya, sudahkan itu dilakukan? Kalau itu senantiasa dilakukan,anak akan merasa dipedulikan,merasa diapresiasi,dan merasa selalu ada kontrol dari kedua orangtuanya hingga bisa meminimalisir untuk abai pada tugasnya sebagai pelajar.Saya untuk tahun pelajaran 2017-2018 ini, mempunyai 20 orang peserta didik,dari 20 orang peserta didik tersebut,hanya ada satu orangtua yang secara kontinyu menanyakan perkembangan anaknya,melalui nomor WhatsApp atau messenger yang telah saya bagikan: "Bagaimana Pak keadaan anak saya, bagaimana Pak prestasi akademik anak saya, bagaimana Pak dikelasnya, aktif apa tidak",dan pertanyaan lainnya.,begitulah seharusnya, saya senang mendengarnya,dan tidak menjadikan beban untuk menjawabnya,karena ditanyakan atau tidakpun, orangtua harus diberitahu perkembangan akademik anaknya. Bimbing anak dalam belajarnya dirumah,agar terarah,matikan dulu tivi atau radionya,jauhkan dulu hapenya,jangan anak disuruh belajar, sementara orangtuanya cuek dan tidak mempedulikannya.

Demikian mudah-mudahan bermanfaat,tidak bermaksud menggurui,hanya sedikit berbagi,kurang lebihnya mohon maaf!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post