Sang surya diwaktu senja menunjukkan wajah senyum, begitu sedap dipandang saat kulangkahkan kaki di ujung hari,mencoba berpura-pura tertunduk seperti padi yang menua diujung senja.Berpikir sejenak menanti kabar, Tanpa iba,ku tanamkan sebuah rasa, lalu ku buang dlm tulisan dlm sebait.Untukmu yang saat ini berada di sana, di tanah terpisah jeda waktu dan jarak.Senyummu di waktu senja hadir didunia Maya ini, temani usir sepiku, temani kebersamaan senja,Wajah yang teduh, adalah puisi.Kepadamu aku ingin berkata; Inilah pengakuan rindu yg tak pernah surut.Mataku terbatas menyaksikan senyummu,sebab nanti ada kedip, menjedaku menerka hangatmu.Jarak panjang pun terlampau lebar,menumbuhkan debar menunggu kabar akan rindu di setiap waktu, Rintik, kulihat manik-manik matamu sayu, menatap bola manik Menerangi rindu,berpeluh dengan air mata pilu ketika terasa sesuatu,berserah, agar terasa pasrahwalau hati lelah hiasi gelisah dan seolah fana, Hanya lukisan kata yg bisa bicaraSangatlah aku berterima kasih teruntuk diriku, yang selalu memberikan semangat dalam hidup dan kehidupanku yg seperti ini,Dalam setiap waktu dan perhatian, dalam setiap waktu dan kasih sayang, Dalam setiap waktu melepaskan kerinduan, Dalam setiap waktu untuk menanti kedatangan dlm mimpi.Seperti aku menggenggam mawar yang berduri,apakah kau mengerti arti rindu ini????rasa rindu yang harus kutahan sendiri,????terasa sangat sakit, sakit sekali???seperti jiwa yang berjalan di atas awan yg tak akan jatuh,Terobang Abing angin ketika teriup, untuk menemukan waktu untuk turun, Apakah bertemu dan bersama dirimu hanyalah sebuah angan?? ? Atau kah waktu yang akan menemukan?