Menuai Senja
Aku ingin pulang, Pada luka yang seakan tergores berulang-ulang, ulang mengulang, Luka itu bernama rindu, Yang kau tikamkan dalam jantungku...
Kebersamaan yang Memecahkan kebuntuan... Menyedihkan Saat paling melelahkan.... Menampar saat paling mencemaskan... Ketika rindu... Tapi sakit Ingin ketemu... Tapi menahan perih... Aahhh Pokok e bibir tersenyum, Walau hati perih... Menunggu jawaban....
Kepada kau, aku telah menjadi air matamu, Tempat berteduhku, di kala sedih Berbagi mimpi, di malam hari... Menjadi nyata ketika memainkan rindu.. Ketemu dan menemukan,
Apabila canda membuat tertawa, Apabila lisan terucap menoreh luka, Apabila kata menjadi dusta... Apabila tingkah menyakitkan mata, Terkadang menjadi puitis adah Tangan menyusuri, jari mengucap, salam setulus hati, jari kelingking saling menyatu ... Mengatakan...dan dikatakan.
Tersenyumlah selalu, Karena senyumanmu itu lebih indah daripada bintang, Menjadi tualah bersamaku karena yang terbaik masih belum kita wujudkan”.
(Sang Copi malam, S.M)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar