Bukan Guru yang Hebat, Melainkan Guru yang Belajar
Tiga murid sebuah perguruan silat berdiri tegap menggenggam busur panah. Mata mereka menatap tajam ke depan. Tak berkedip.
Seorang lelaki tua yang dipanggil “guru” berdiri di depan mereka. Tiga pemuda yang memegang busur panah itu adalah muridnya. Ketiga mempunyai keterampilan memanah di atas rata-rata.
Hari ini, sang guru akan menguji kehebatan mereka. Sebelumnya, dia sudah menempatkan burung-burungan dari kayu di sebuah pohon terbesar di sebuah bukit.
Di tempat mereka berdiri sekarang ini, puluhan meter dari bukit itu, pembuktian siapa yang terbaik segera dimulai.
“Murid-muridku, lihatlah ke bukit itu. Tentukan sasaran kalian,” perintah sang guru
Murid pertama bersiap. Dia maju beberapa langkah. Berdiri tegak. Mengatur napas, kemudian mengangkat tangan kirinya yang memegang busur panah hingga lurus di depannya.
“Apa yang kamu bidik?” tanya sang guru.
“Pohon besar itu, Guru.”
“Turunkan dulu busurmu. Mundurlah,” kata sang guru.
Murid kedua maju. Langkahnya sangat mantap. Sorot matanya penuh keyakinan. Busur segera direntangkan.
“Apa yang kamu bidik?”
“Burung-burungan di pohon besar itu guru,” jawab murid itu.
“Turunkan dulu busurmu. Mundurlah.”
Giliran murid ketiga.
“Apa yang kamu bidik?” tanya sang guru setelah muridnya siap memanah.
“Aku ingin memanah mata burung-burungan itu, Guru.”
“Turunkan busurmu,” sahut sang guru.
Ketiga murid itu diam. Tegang menantikan apa yang dikatakan gurunya.
“Sebenarnya kalian semua bisa lulus ujian ini. Satu pesanku, bidikan yang tepat akan menentukan keberhasilan kalian. Belum tentu yang besar itu adalah yang terbaik. Banyak hal kecil yang justru menunjukkan kehebatan seseorang.”
---
Target kita sebagai guru akan menentukan ke arah mana kita menentukan fokus. Ketika target sudah terbidik, fokus akan membantu kita menyingkirkan apa pun yang menghalangi bidikan kita. Target akan membuat kita bergerak menari jalan untuk mencapainya.
Bidikan hanya akan tinggal bidikan ketika busur tak terentang dan anak panah diluncurkan. Anak panah akan melesat bila terpasang di tali busur yang terentang kuat. Perlu menghimpun tenaga agar jangkauan maksimal.
Anak panah harus dilepaskan. Tak berguna bila terus ditahan. Apa yang kita punya, lebih baik dikeluarkan. Kita bagikan kepada murid dan rekan guru. Tak berguna bila kita pendam.
Yang sangat penting, tetap fokus sampai anak panah melesat sempurna. Sedikit saja fokus bergeser, target akan lolos. Ini sangat berat dilakukan. Dalam perjalanan kita sebagai guru, banyak hal yang menggoda dan membuyarkan fokus kita. Bila tak segera kita sadari, kita akan keluar jalur.
Itulah kenapa kita perlu selalu diingatkan. Kita bukan guru yang hebat, kita guru yang belajar.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Tepat sekali, Mas. Terima kasih atas inspirasi ini
Sama-sama, Bu.
Terima kasih, tepat sekali.
Sama2, Bu
Noted : kita bagikan yang kita punya buat apa dipendam, kita bukan guru hebat, kita guru belajar...terima kasih pa
Sama2
Kita bukan guru hebat, kita adalah gutu yang belajar.mantab mas Suhud.setuju
Yes!
Tulisan bapak selalu menginspirasi. Barokallah
Terima kasih, Bu.
Selalu bergizi...Kereeen...
Makasih....
sangat inspiratif.
Terima kasih
Mantap selalu.salam literasi
Salam
Mantap menginspirasi paparannya Pak.... sukses selalu
Terima kasih. Aamiin.
Mantap pak...bidikan bapak jos.
Terima kasih
Inspiratip. Terima kasih
Sama2
Setiap hari sy selalu literasi, karena artikel-artikel membangun semangat mengajat
Jos