suhud rois

Guru di SD Peradaban Insan Mulia. Penulis. Editor MediaGuru. Penggerak Komunitas Guru Belajar Nusantara. Pelatih Kampus Guru Cikal ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Hadirkan Keyakinan Positif
Pygmalion Effect, Tantangan Gurusiana, Suhud Rois, Guru Belajar

Hadirkan Keyakinan Positif

Hadirkan Keyakinan Positif!

Pygmalion membuat sebuah patung gading, berupa wanita yang sangat cantik, diberi nama Galatea. Begitu cantiknya paras patung itu, sampai-sampai Pygmalion jatuh hatinya padanya.

Pygmalion memperlakukan patung itu layaknya manusia. Dia sangat berharap patung itu menjadi istrinya.

Suatu saat, harapan Pygmalion terjadi. Galatea hidup. Pygmalion pun memperistrinya.

Cerita dalam mitologi Yunani itu berkembang menjadi sebuah konsep bahwa harapan yang terus muncul secara konsisten bisa memengaruhi performa. Itulah yang disebut Pygmalion Effect.

Bila ada guru yang yakin muridnya tidak akan mampu menguasai materi pelajaran, secara tidak sadar dia akan melakukan sesuatu kepada murid tersebut, yang membuatnya gagal menguasai materi.

Mengapa demikian? Karena apa yang orang lain yakini terhadap diri kita akan memengaruhi tindakan mereka terhadap kita. Tindakan orang lain kepada kita, memengaruhi keyakinan kita terhadap diri sendiri.

Sebaliknya, bila guru selalu menyatakan kepada murid-muridnya bahwa mereka akan bisa menunjukkan kemampuan yang lebih baik, hal tersebut membentuk pola pikir murid-murid untuk menunjukkan kemampuan terbaik.

Menumbuhkan keyakinan kepada murid itu sangat penting. Yakin bahwa dirinya bisa, yakin bahwa apa yang akan dilakukan aman, yakin tidak akan dipermalukan, ditertawakan, atau dikatakan bodoh, yakin bahwa seluruh lingkungan akan mendukungnya.

Keyakinan ini akan menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan percaya diri. Ketiga keadaan emosi inilah yang mendukung optimalnya proses belajar. Jadi. merupakan suatu keharusan bagi seorang guru membuat anak merasa aman dan nyaman, serta menumbuhkan rasa percaya diri murid.

Apa yang harusnya dilakukan seorang guru kalau ada murid yang mendapatkan masalah dalam menyelesaikan tugasnya? Misalnya belum memahami apa yang harus dikerjakan. Apakah guru akan memarahinya, atau mengatakan bahwa murid itu bodoh? Atau apakah seorang guru selalu memberikan instruksi dan teguran sepanjang waktu belajar sehingga murid merasa diperlakukan sebagai anak yang tidak paham? Atau mungkin guru selalu mengancam dengan berbagai hal dan membanding-bandingkan?

Semua tindakan tadi membuat suasana belajar tidak nyaman. Ada perasaan tertekan, takut, dan direndahkan. Perasaan-perasaan itu mengikuti proses belajar. Akibatnya, tentu saja murid harus bertarung dengan perasaan-perasaan negatif tersebut. Ini tentu saja memengaruhi kualitas belajarnya. Belajar tidak menjadi tempat yang menyenangkan.

Keyakinan harus selalu dipompakan kepada murid. Cari dan nyatakan kemampuan murid secara lugas. Beri kesempatan kepada mereka untuk menunjukkan kemampuan, dalam bidang apa pun.

.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Makasih Mas..tulisan yang mengingatkan untuk selalu sabar dan tidak bosan untuk menjadi pengarah dan penggerak siswa

18 Mar
Balas

luarr biasa pak suhud...top habis

25 Mar
Balas

mantul ulasannya...salam literasi

17 Mar
Balas



search

New Post