suhud rois

Guru di SD Peradaban Insan Mulia. Penulis. Editor MediaGuru. Penggerak Komunitas Guru Belajar Nusantara. Pelatih Kampus Guru Cikal ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Koin Keberuntungan
Suhud Rois, Tantangan Gurusiana, guru pemimpin

Koin Keberuntungan

Pada masa kerajaaan di China, ada seorang panglima perang yang sangat disegani. Hampir dalam semua pertempuran, dia berhasil memimpin pasukannnya meninggalkan medan laga dengan kemenangan. Taktik perangnya tak tertandingi.

Namun, dalam suatu pertempuran, pasukannya terpukul mundur. Jumlah pasukan lawan jauh lebih banyak.

Situasi semakin sulit karena pasukan itu mundur mendekati jurang yang lebar dan dalam. Terus mundur berarti masuk jurang. Berbalik arah, menghadang musuh yang berada di atas angin dan unggul jumlah.

Melihat para prajuritnya kehilangan harapan, di atas kuda, sang panglima berteriak lantang. “Kita telah memenangkan banyak pertempuran. Kita adalah pasukan yang disegani lawan. Tahukah kalian mengapa kita selalu memenangkan perang? Bukan karena hebat. Kita menang karena dewa-dewa memutuskan kita yang jadi pemenang, tak peduli siapa lawan kita. Tak peduli berapa banyak jumlah musuh.”

Panglima berhenti sejenak. Mengedarkan pandangan ke arah pasukan dengan sorot mata yang memancarkan optimisme.

“Perhatikan! Kalian akan menjadi saksinya, apakah saat ini dewa-dewa memihak pada kita aatau tidak.”

Lalu panglima tersebut mengeluarkan sebuah koin dari balik baju perangnya.

“Ini adalah koin keberuntungan. Petunjuk dari para dewa. Aku akan lempar koin ini. Kalau yang terbuka adalah gambar elang, kita akan memenangkan perang. Kalau yang terbuka adalah gambar api, dewa sedang tidak mendukung kita. Kita harus rela jika kalah.”

Semua prajurit tegang. Derap pasukan musuh semakin mendekat. Debu tebal terlihat beterbangan di kejauhan.

Panglima melempar koin keberuntungan. Dengan tangan kanan, dia menangkap koin itu ketika melesat di dekat tubuhnya. Dengan terkepal, dia arahkan tangan kanannya ke wakil panglima yang berada di sisinya.

Wakil panglima menahan napas. Keringat dingin membasahi keningnya. Para prajurit tercekat. Wajah mereka pucat.

Panglima tetap tenang. Dia membuka kepalan tangannya. Wakil panglima terbelalak. “Elang! Para dewa mendukung kita. Kita akan memenangkan pertempuran!” teriaknya sambil mengacungkan pedang.

Sorak-sorai membahana. Para prajurit mendapat energi baru. Semangat mereka seketika berlipat. Keyakinan mereka begitu kuat. Tentu saja membuat kekuatan mereka menjadi sangat hebat.

Panji-panji kembali dikibarkan. Genderang perang kembali ditabuh. Terompet kembali riuh mengiringi pekik semangat prajurit.

Dengan aba-aba panglima, pasukan itu menyongsong lawan. Kini, dua kepulan debu saling mendekat. Ringkik kuda perang membawa dua pasukan itu kembali masuk arena pertempuran.

Keyakinan melipatgandakan kekuatan. Pasukan lawan yang jumlahnya lebih banyak akhirnya terdesak. Mereka mundur demi menyelamatkan lebih banyak nyawa.

Hari sudah senja ketika pertempuran itu berakhir. Panglima duduk di atas kuda, memandangi sisa-sisa pertempuran. Wakil panglima mendekat.

“Kenapa Panglima baru bilang sekarang kalau punya koin keberuntungan?”

Panglima tersenyum mendengar pertanyaan wakilnya.

“Tidak ada koin keberuntungan. Ayo, kita pulang!” jawabnya sambil melempar koin.

Wakil panglima menangkap koin itu. Betapa terkejutnya dia, dua sisi koin itu sama-sama bergambar elang.

----

Salah satu peran guru dalam pembelajaran adalah membangkitkan motivasi, membakar semangat siswa. Motivasi adalah bahan bakar untuk mencapai kesuksesan.

Hasil tidak ditentukan keberuntungan. Memang, ada hal-hal yang berada di luar kemampuan manusia. Namun, dalam banyak hal, faktor penentunya adalah usaha manusia.

Murid belajar. Usahanya ketika belajar sangat berpengaruh terhadap hasil. Memang, potensinya tidak sama. Bukan tujuan kita menjadikan semua murid mempunyai kemampuan yang sama. Kita hanya berusaha mereka berkembang sesuai potensi.

Bahkan, kita sebenarnya tidak bisa mengubah murid-murid kita. Jangankan mengubah orang lain, mengubah diri sendiri saja kita harus jungkir balik. Orang hanya bisa berubah setelah mendapat hidayah. Itu yang pertama.

Yang kedua, tetaplah tenang dalam kondisi apa pun. Sebagai pemimpin pembelajaran, jangan panik ketika menghadapi kondisi sulit. Kepanikan hanya akan membuat tidak bisa berpikir jernih.

Jangan pula mengeluh ketika situasi tidak menyenangkan. Dalam keadaan tertekan dan ruang gerak sempit, masih ada peluang menjadikan pembelajaran tetap optimal. Optimislah.

Wallahu a’lam bishawab.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Waah motivasi yang keren nih. Hatur nuhun pencerahannya, Pak Suhud. Barakallah.

01 Oct
Balas

Wafiiki barakallah

03 Oct

Optimislah, keren mas tulisan yang sangat menginspirasi

02 Oct
Balas

Terima kasih

03 Oct

Nuhun....Motivasi yang keren

07 Nov
Balas

Nuhun....Motivasi yang keren

07 Nov
Balas

Nuhun....Motivasi yang keren

07 Nov
Balas



search

New Post