Rubuh di Palung Terdalam
Satu per satu wajah-wajah siswaku hadir bersama angin
Melintas-lintas di pelupuk mataku
Lalu rubuh di palung terdalam hatiku
Entah sudah berapa kali kularung-larungkan rinduku
Kuberharap alun membawanya ke sudut ragamu
Tapi nyata yang kudapat tak seperti asa
Rinduku kembali berpecah di pantai
Lalu esok kususun-susun materi di layar persegi
Akan kuberikan kepada siswaku lewat jaringan
Aku ingin mereka selalu mengerti bahwa pandemi bukan kita yang ingini
Berpuluh-puluh kalimat berganti-ganti
Lalu cerita berkisar pada corona menebar nestapa
Wahai Engkau Pemegang Jiwa, enyahkanlah gulita ini
Tak sabar ingin segera kuisi cawan-cawan dengan ilmu dan pekerti
Bertukar literasi dalam setiap permulaan kaji
Kini terlalu banyak bilangan jari menghitung sepi
Di pinggir-pinggirnya ada rindu yang tak kunjung usai
Entah kapan akan terobat atau sekadar menghibur diri
Petang menjelang mengganti benderang
Tiba-tiba gerimis hadir menyemai sepi
Kuluruhkan khayalku bersama alur rintiknya
Lalu kudekap inginku berpenuh waktu
Sebagai ungkapan bahwa aku merinduimu
Sambirejo (Langkat), 24 Mei 2020 pukul 18:45 WIB
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
mantap pak