Sukadi

Manusia dilahirkan untuk terus belajar. Belajar dengan siapa saja. Dengan menulis kita bisa belajar apa saja....

Selengkapnya
Navigasi Web
PULURAN KHAS RAMADAN

PULURAN KHAS RAMADAN

Penulis : Sukadi.

#TantanganMenulis365Eps2

#Gurusiana Hari ke-599

//

Banyak tradisi unik dilakukan masyarakat Jawa dalam menyambut bulan suci ramadan. Tradisi tersebut merupakan pengaruh meleburnya ajaran agama Islam dan budaya yang berkembang secara turun-temurun menjadi sebuah kebiasaan melekat di masyarakat. Seperti megengan, padusan, ziarah makam, gotong-royong membersihkan Masjid, keliling kampung bangunkan warga waktu sahur, buka bersama dan lainnya. Tradisi dilakukan agar puasa ramadan diberikan kelancaran dan keberkahan oleh Allah SWT.

Puluran adalah salah satu tradisi yang sudah berpuluh tahun ada di desa saya. Tradisi bersedekah berupa makanan dan minuman. Selesai shalat tarawih, imam shalat mengucapkan niat doa puasa diikuti oleh seluruh jamaah. Nawaitu shaauma ghadin ‘an adaa’i fardhi ramadhaana haadzihis sanati lillaahi ta’ala. “Aku berniat berpuasa esok hari menunaikan fardhu bulan ramadhan tahun ini karena Allah Ta’ala." Kemudian Imam shalat mengajak jamaah saling bersalaman. Anak-anak berlarian menuju teras Masjid, memukul bedug sambil membaca shalawat. Namanya anak kecil, ada saja tingkahnya. Ada yang berjoged mengikuti iringan suara bedug. Saling berebut pemukul bedug yang sudah dipegang temannya. Ada juga yang saling berkejaran menambah suasana ramai pada malam ramadan.

Usai menabuh bedug, sebagian dari mereka mengangkat meja bundar di pojok masjid dan meletakkan di tengah lantai. Anak-anak mulai persiapan tadarus. Secara bergiliran mereka membaca Al Qur'an satu persatu. Datanglah ibu-ibu membawa makanan diwadahi baskom dengan penutup kain serbet motif kotak bergaris. Makanan yang berada di baskom itu disebut dengan istilah puluran.

Puluran dibagikan kepada jamaah dan tadarus Al Quran. Teknis pengadaan puluran disediakan oleh warga sekitar secara bergiliran sesuai jadwal yang ditetapkan. Mereka ikhlas dengan senang hati memberikan puluran sebagai ungkapan rasa syukur dan wujud sedekah makanan di bulan ramadan. Biasanya yang lebih dulu mengambil puluran adalah anak-anak kecil. Meski di rumahnya juga banyak makanan, namun saat di Masjid mereka mendapat nuansa lain saling berebutan puluran dengan teman-temannya. Suasana gembira menambah keakraban dan kebersamaan yang khas terjadi di bulan ramadan. Jamaah tua, muda dan anak-anak berbaur menjadi satu menikmati puluran. Mengisi waktu malam dengan berlama-lama di Masjid sambil simakan Al Quran dan belajar mengaji.

Puluran menjadi kisah penuh warna di bulan suci. Berkahnya menjadi inspirasi untuk terus berbagi. Puluran menyatukan kebersamaan mengisi bulan ramadan yang penuh keagungan. Istilah puluran menjadi pintu kebaikan yang sampai saat ini masih sebagai tradisi. Terus dijaga agar tetap ada, menanamkan pentingnya bersedekah sebagai momentum ramadan setiap tahun.

MAKNA PULURAN

Pererat kebersamaan, menjalin persatuan umat Islam sebagai ghanimah rabbaniyah atau hadiah termahal dari Allah SWT untuk meraih ketaqwaan.

Ulurkan tangan untuk saling peduli sesama, mumpung kita masih diberikan waktu untuk melakukannya. Bulan ramadan menjadikan kita sebagai bulan untuk lebih meningkatkan keimanan dan ketaqwaan.

Luangkan waktu sebanyak-banyaknya untuk meningkatkan ibadah di bulan yang penuh ampunan, hidayah dan bulan dikabulkannya doa-doa. Pahala yang dijanjikan Allah SWT untuk setiap amalan dan ibadah akan dilipatgandakan nilainya.

Usahakan menyegerakan saat berbuka, dan memperlambat saat makan sahur. Dijelaskan dari Sahl bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Muhammad SAW bersabda, “Manusia senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan waktu berbuka.” Memperlambat waktu sahur dalam Hadist Riwayat Ahmad "Umatku berada dalam kebaikan selama menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur."

Rencanakan bersama keluarga melakukan ibadah sunah pada bulan ramadan. Diantaranya tadarus Al-Qur'an dan mengkhatamkannya. Bersedekah dengan memberi makanan kepada orang yang berbuka puasa. Memperbanyak amalan dan doa, serta qiyam ramadan yaitu shalat tarawih dan shalat malam lainnya.

Ajak keluarga untuk membaca doa. Dipertemukan dengan bulan ramadan merupakan anugerah dari Allah SWT. Sebab tidak ada seorang manusia pun yang tahu tentang hidup dan matinya. Itulah mengapa kita perlu mengajak keluarga berdoa bersama memohon dapat dipertemukan dengan ramadan tahun berikutnya. "Allahumma sallimnii liaa romadhoona wasallim lii romadhoona watasallamhu minni mutaqobbalaa." Ya Allah, antarkanlah aku hingga sampai ramadan, dan antarkanlah ramadan kepadaku, dan terimalah amal-amalku di bulan ramadan.

Niatkan hati dan jiwa senantiasa bersyukur dengan ramadan kita dapat melatih kesabaran, membersihkan diri dari dosa, tetap berbuat baik karena bukan saja kebaikan yang dilipatgandakan namun juga kejelekan. Semoga spirit ramadan selalu menetap dalam kehidupan kita sehari-hari. Marhaban Ya Ramadan.

//

Magetan, 11 Maret 2024

Salam literasi

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Istimewa ulasannya pak, salam sukses dari Jember

11 Mar
Balas



search

New Post