Wong Jawa Aja Nganti Ilang Jawane
Wong Jawa Aja Nganti Ilang Jawane
Oleh: Sulastri
Guru TK Bandarjo II Kabupaten Semarang
Kita ketahui bahwa Indonesia terdiri dari ribuan pulau. Dari ribuan pulau tersebut, Indonesia terkenal dengan bermacam suku, budaya, adat istiadat yang berbeda antara satu dengan lainnya. Keberbedaan yang membuat kita harus bangga. Bangga karena tidak semua negara di dunia mempunyai keistimewaan seperti Indonesia. Itulah, yang harus kita lestarikan. Jangan sampai keunikan tersebut hilang lenyap dari bumi persada Indonesia.
Satu di antara keunikan budaya bangsa Indonesia adalah dari segi bahasa. Ada bermacam-macam bahasa dari berbagai daerah di Indonesia. Di antaranya, Bahasa Jawa.
Wong Jawa aja nganti ilang Jawane. Pepatah Jawa tersebut selalu teringat dan melekat dalam hati. Yang artinya orang Jawa jangan sampai hilang Jawa-nya. Pepatah yang selalu teringat karena penulis dari Jawa yaitu Jawa Tengah.
Dari data yang ada, Jawa Tengah mempunyai 29 kabupaten dan 6 kota. Dari berbagai kabupaten dan kota, mempunyai keunikan sendiri ketika berbicara. Kita mengenalnya dengan sebutan logat. Yang menurut KBBI berarti cara mengucapkan kata (aksen) atau lekuk lidah yang khas.
Meskipun sama-sama dari Jawa Tengah, sering terjadi kesalahpahaman dalam mengartikan ketika berbicara. Keunikan inilah, yang harus kita jaga dan lestarikan, jangan sampai hilang tak berbekas.
Namun, kadang yang terjadi, anak muda malu apabila mengucapkan atau berbicara dengan menggunakan logat daerahnya. Lebih seringnya anak muda menggunakan bahasa Indonesia, sehingga lupa dan melupakan bahasa daerahnya.
Banyak kejadian di sekitar kita. Hal ini tak hanya terjadi pada zaman dulu, tetapi juga terjadi hingga saat ini.
Ketika anak muda hijrah ke kota, logat dari daerahnya yang dianggap kampungan, ditinggalkan. Ia lebih senang dan bangga menggunakan bahasa yaitu Bahasa Indonesia, tetapi sudah termodifikasi. Tak lagi menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, tetapi menggunakan Bahasa Indonesia yang dianggapnya bahasa gaul. Jika sudah menggunakan bahasa gaul untuk berbicara, maka logat daerah asalnya pun lewatlah sudah. Takkan lagi dikenalnya logat daerah yang didengarnya sejak lahir.
Jika sedang berbicara, orang Jawa mempunyai tingkatan bahasa. Tingkatan bahasa akan berbeda ucapan ketika berbicara dengan lawan bicara.
Tingkatan bahasa yaitu Bahasa Jawa ngoko (kasar) diucapkan kepada teman seumuran atau lebih rendah, Bahasa Jawa krama madya diucapkan untuk menghormati orang yang seumuran atau tingkatan yang sama, dan Bahasa Jawa krama inggil diucapkan kepada orang yang lebih tua atau orang yang dihormati. Sebagai contoh dari kata kamu (Bahasa Indonesia), menjadi kowe (Ngoko), sampeyan (krama madya), dan panjenengan (krama inggil).
Sudah sepantasnya kita menyampaikan kepada putra-putri tentang Bahasa Jawa, agar mengenal dan mengetahui unggah-ungguh dalam berbicara.Memang terlihat susah, tetapi apabila kita mau belajar, maka semua akan menjadi mudah. Jangan sampai kita dibuat malu oleh bangsa asing yang mempelajari Bahasa Jawa. Jangan sampai ketika kita mengajak bicara dengan orang asing menggunakan Bahasa Inggris, tetapi dibalas dengan mengucapkan Bahasa Jawa krama inggil. Malu, kan. Mau diletakkan di mana wajah kita.
Mari bersama-sama melestarikan bahasa daerah kita masing-masing. Bahasa daerah yang mencerminkan budaya dan kekayaan bangsa Indonesia yang tiada duanya di dunia. Bahasa sejak lahir. Bahasa emak kita, bahasa awal saat mengenali dunia.
Tak kandhani. Aku asli Pati Jawa Tengah. Aku seneng crito nganggo boso Jowo logat Pati. Nteni saben dino Ahad nek nggone blog Gurusiana MediaGuru Indonesia. Ojo lali melu moco, yo. Nek sampeyan ngantek lali, iso tak jothak.
Biodata Penulis
Sulastri, lahir di Pati, Jawa Tengah. Bergabung di MediaGuru awal 2018. Ia bangga telah berhasil menempuh pendidikan di SMEA Negeri Pati jurusan Ketatausahaan. Alumni IKIP Semarang jurusan Seni Tari mengawali profesi sebagai guru tari di berbagai jenjang pendidikan, TK, SD, SMP, SMA, dan umum. Dan, alumni Universitas Terbuka jurusan PG PAUD, mantap menjadi guru di TK Bandarjo II Kabupaten Semarang Jawa Tengah. Ia memiliki FB dan Instagram: Sulastri Lastone Peot.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ulasan yang menarik. Keren, Bunda. Kayaknya lolos lagi deh hehe....
Nek sampeyan ngantek lali, iso tak jothak. Hahahaha. Ampun Bu Dhe Sulastri Lastone
Slmt dan sukses trs dik brow ..
Haha.. aku emoh dijothak. Ja samar, bakal tak waca tulisane suk Minggu. Tak enteni. Salam saka arek Suroboyo.
Keren sekali tayangannya, mantap, sehat dan sukses selalu Bu Sulastri
Asyik bangt santainya Bund say. Salm seht dan sukses sll
Lengkap sekali ulasannya Bu Sulastri. Salam literasi
Ulasan dalam bahasa jawa yang keren, semoga selalu sehat dan sukses.
Setuju wong jowo Ojo nganti ilang jowone. Ijin follow bunda Sulastri dan follow balik geh. Salam dari Blora.