Sulastri SPd

Salam kenal Sulastri SPd lahir di Kediri 14 Mei 1971, guru di SMA negeri mumbulsari Jember. Ownner di Sulastri lestari collection sentral busana kerja, relasi b...

Selengkapnya
Navigasi Web
Catatan Sakti Untuk Sang Pemenang

Catatan Sakti Untuk Sang Pemenang

     Pagi itu seperti biasanya setelah subuh aku langsung menuju dapur. Kubuka kulkas untuk mengambil beberapa sayur yang akan ku masak. Hari ini cukup masak sayur asem dan goreng telur. Karena jam 07.00 aku harus mengajar di kelas.

 

    Mulai kumasukkan minyak goreng di atas wajan. “Ibu”tiba tiba anakku memanggilku, si bungsu yang biasa kupanggil Alfan yang sekarang duduk di bangku kelas VI SD ini berdiri  di sampingku sambil membawa kertas dan pensil. “Ada apa nak?” tanyaku, “Ibu masih memasak ini, kalau PR nya belum selesai di selesaikan dulu ya di depan, nanti ibu periksa!” jawabku, agar Alfan mau beranjak dari tempat berdirinya sambil sesekali aku melirik jam dinding  di tembok sebelahku. Sudah pukul 05.00 waktu berjalan begitu cepat.

 

    “Ibu!” anakku memanggilku lagi dengan suara yang lebih kencang. “Iya nak?” kujawab panggilannya sambil memandangi wajahnya yang tampak bingung. Seketika kumatikan kompor yang berada di depanku. Kupeluk pundaknya sambil kutuntun dia ke ruang belajarnya. “Ini bagaimana?” si kecil mulai mengurai kebingungannya. Kupandangi wajahnya, “Apanya yang bagaimana?” aku masih belum mengerti yang dipikirkannya.

 

    “Ibu, hari ini alfan dipilih sekolah untuk mewakili seleksi pemilihan siswa berprestasi di kabupaten, masalahnya aku harus membuat karya tulis yang bertema tentang alam, aku belum dibimbing oleh guruku.” Kerisauankupun mulai sirna antara gembira, bangga bingungpun berkecamuk jadi satu dalam pikiranku. “O..itu masalahnya!”

 

    Bergegas aku membolak balik beberapa tumpukan buku yang ada di lemari buku di samping meja belajar Alfan. Sedikit berbekal pengalamanku yang pernah menjadi reporter, sering dikejar oleh deadline pengumpulan naskah harus cepat dan tepat waktu. Aku menemukan sinopsis buku yang berjudul “ Satu Orang Satu Pohon,” kebetulan sinopsisnya bercerita tentang terjadinya angin kencang yang sering melanda beberapa wilayah di jawa akhir akhir ini.

 

    Kuberikan buku itu ke anakku, “Yang ini di baca sebentar ya nak, 15 menit!” perintahku sambil menunjukkan halaman sinopsis buku itu. Akupun kembali ke dapur sudah pukul 05.30. Buru buru mengambil anduk dan ke kamar mandi. Aku kembali ke meja alfan “Sudah dibaca sayang, sudah mengerti isinya? Tanyaku, Alfan pun mengangguk pelan. “Nah nanti kalau mengarang intinnya, semakin sedikitnya jumlah pohon di bumi bisa di hubungkan ke suhu bumi, kesehatan manusia, sumber air, begitu ya nak ?” kujelaskan kepada alfan, “Terus, kalau mau membuat artikel intinya paragraph pertama berisi latar belakang, paragraph 2 dan 3 berisi sebab  akibat, peragraf 4 berisi kesimpulan, paragraph 5 berisi saran!” kucatat langgkah langkah itu pada selembar kertas agar dia tidak lupa. Lega rasanya kulihat wajah anakku yang mulai gembira lagi. “Ayo sekarang persiapan sekolah!, pasti bisa dan sukses!” kugenggam tanggannya dengan kuat untuk meyakinkan psikisnya. Dengan riang si bungsupun beranjak dari duduknya menuju kamar mandi.

 

    Pagi itu aku sudah berada di depan kelas XII IPS 1, tapi pikiranku masih belum bisa lepas dari peristiwa tadi pagi, Aku tidak bisa berhenti memikirkan alfan yang sedang menghadapi para yuri pengujinya. Aku tidak sabar untuk segera pulang dan mendengar cerita dari anakku tentang kompetisi itu.

 

    Pukul 15.15 menit tepat aku keluar kelas, menaruh buku absen di meja guru, dan bergegas menuju tempat parkir, Kunyalakan mesin kendaraanku sambil sesekali melihat layar hp mungkin ada kabar.   Sampai rumah gerbang pagar rumahku masiih terkunci rapat. Aku masuk rumah, kurebahkan tubuhku untuk istirahat, sambil mendengarkan suara kendaraan yang sesekali lewat depan rumahku.

    “Reeeeng,” kudengar suara mesin sepeda motor berhenti di depan rumah, dengan cepat aku beranjak dari tempat istirahatku untuk memastikan siapa yang datang. “Ibuuuu” Alfan berlari memelukku…dag dig dug rasanya, akupun berusaha tidak bertanya apa apa, dia keluarkan selembar kertas dari tasnya, “Terimakasih ibu, Alfan dapat juara satu.” Dia tunjukkan piagam itu kepadaku, ku baca satu persatu kata kata yang tertulis di piagam itu aku masih tidak percaya, lalu kupeluk erat erat anakku, tak terasa air mata menetes membasahi wajahku, airmata kebahagiaan yang tiada tara. Bimbinganku yang secepat kilat pagi itu, sedikit ilmu membuat karya tulis yang kuberikan kepadanya  dapat mengantarkannya pada sebuah kemenangan. “Selamat ya nak!” itu berarti nanti kamu bisa masuk SMP Negeri faforit tanpa tes, tetapi menggunakan jalur prestasi.” Terimakasih ya Alloh atas kemudahan yang selalu Kau berikan. Terimakasih  telah meluangkan waktu untuk membaca cerpen ini, mudah mudahan memberikan inspirasi.  Salam Untuk para penulis ..selalu semangat!!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Selamat ya Bund untuk keberhasilan putranya. Semoga Bunda sehat dan sukses selalu.

27 Jan
Balas

Amiin ibu Aisyah Jameela mudah mudahan putra ibu juga sukses selalu

28 Jan

Amiin ibu Aisyah Jameela mudah mudahan putra ibu juga sukses selalu

28 Jan

Amiin ibu Aisyah Jameela mudah mudahan putra ibu juga sukses selalu

28 Jan

Amiin ibu Aisyah Jameela mudah mudahan putra ibu juga sukses selalu

28 Jan

Amiin ibu Aisyah Jameela mudah mudahan putra ibu juga sukses selalu

28 Jan

Alhamdulillaah...Menginspirasi sekali...

27 Jan
Balas

Terimakasih Bu Ummi Royhana semangat selalu

27 Jan

Barokallaah...

27 Jan

Amiin ibu Aisyah Jameela, mudahan putra jenengan juga sukses selalu

27 Jan
Balas

Amiin ibu Aisyah Jameela, mudahan putra jenengan juga sukses selalu

27 Jan
Balas



search

New Post