Sulfiana Syaibun

Terlahir dengan nama Sulfiana dan akrab dipanggil Evi tepatnya 15 juni 1966 di kota Martapura Kabupaten OKU Sumatera Selatan anak ke 3 dari 9 bersaudara .jujur ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kangen papan gilasan ( papan cucian )
#Tantangan menulis hari ke 343 menuju G 365

Kangen papan gilasan ( papan cucian )

#Tantangan menulis hari ke 343 menuju G 365

#HARIIBU

Kangen papan gilasan ( papan cucian )

Oleh : Sulfiana Syaibun

 

Dalam rangka hari ibu tidak ada  yang bisa ditulis khusus special untuk ibu karena alhamdulillah ibuku masih sehat meski beliau sudah melebihi angka tujuh untuk usianya tepatnya tujuh puluh tiga, ini angka yang sangat super untuk usia di jaman ini karena kalau merunut usia kita dari Nabi Muhammad SAW, usia kita hanya terbatas enam puluh tiga tahun ini berarti ibuku sudah dapat bonus sepuluh tahun untuk tahun ini alhamdulillah hanya itu yang kupanjatkan untuk ibuku agar beliau selalu sehat istikomah dalam meningkatkan keimanannya yang akan berimbas pada perjalanan untuk pulang kampung akhiratnya hingga mendapatkan tiket ke syurga tanpa hisapa Aamiin ya Robbal Aalamiin.

Dari semua kenangan yang paling berkesan antara ibu dan pengabdian maka cerita tentang papan cucian ini yang akan menggelitik kenangan dengan ibu dna keluargaku.

di masa lalu.

Aku tulis ini sebab papan cucian ini panjang sekali kisahnya antara lain jamn dulu belum ada sumber air berupa sumur bor maupun PDAM seperti sekarang .

Kami mencuci pakaian itu umumnya di sungai yakni sungai kenangan yang tak akan habis ceritanya sepanjang jaman karena sungai ini adalah sungai kebanggaan kami yang tak akan pernah kering yah sungai terpanjang di Sumatera Selatan, bernama sungai Komering penuh kenangan dulu kini dan nanti selama sungai ini masih mengalir maka kerinduan untuk mengunjunginya selalu ada .

Dulu kami mencuci bermaia-ramai turun ke sungai terkadang bila sungai tidak pasang ( airnya besar ) atau kemarau kami mencuci di cincin yakni taing penyangga jembatan kereta api yang terkenal yakni jembatan kereta api sungai Komering yang heboh dibangun saat jaman penjajahan Bleanda itu infonya .

Sambil menyuci baju kami ngerumpi kata anak muda jaman now, terkadang pas lagi nyuci lewatlah si kereta api dari atas maka kamipun melihat kereta yang umumnya penumpangnya juga bererbutan memandang ke bawah yakni pemandangan yang super indah mengalir sungai yang besar airnya bening ,ada juga yang memanfaatkan kekayaan alam dari sungai ini berupa pasir dan sampai sekarang berkat  karunia Allah pasirnya tak pernaha habis-habisnya ,

Jaman telah jauh berubah lebih maju untuk tehnologi makin canggih, mungkin diantara seratus murid hanya tiga orang yang mengenal alat ini, alat yang dulu merupakan kebutuhan utama bagi ibu rumah tangga karena setiap hari harus menggunakan alat ini .

Alat ini pada jaman dulu dan mungkin juga masih ada segelintir ibu rumah tangga yang masih menggunakannya namun jarang terlihat ini terbukti saat kita ke pasar tradisional mencari papan cucian malah penjual banyak yang bingung tak kenal bahkan jawabnya baru sekali ini ada papan cucian ya ternyata begitu selorohnya .

Padahal kalau kita mencuci pakaian pakai papan ini tanpa mesin cuci maka pakaian akan lebih awet dan tidak cepat buruk dan rusak bahkan ada Sebagian yang berpendapat mencuci memakai gilasan ( itu sebutan orang jaman dulu) akan terlihat lebih bersih  dan bening sebab pakaian pasti terhindar dari kelunturan akibat bercampurnya pakaian  ynag putih dengna yang berwarna tanpa sadar ..

Untuk bahannya memang sangat jauh berbeda kalau dulu ada yang berbahan dasar kayu makanya disebut papan cucian yakni papan untuk mencuci, sedangkan sekarang ada yang terbuat dari busa lembut tapi tebal bahkan ada yang terbuat dari plastik umumnya ,kalau sekarang yang penulis dapatkan hanya yang berbahan dasar plastic nampaknya tak begitu kuat karena rasanya lebih garing ini terbukti saat disenggol sedikit saja ujungnya sudah pecah atau sompel.

 

Meski sekarang sudah umum untuk menyuci pakaian menggunakan mesin cuci namuan penulis masih menggunakan alat ini untuk mencuci lap ataupun pakaian yang tak perlu dimasukkan ke mesin cuci, sebab lap itu biasanya kadang lebih kotor bahkan kadang mengandung minyak bekas kita melap dapur ataupun lap lantai terkadang ada pasir yang menempel, nah itulah cerita tentang papan cucian adakah sahabat yang masih memakai nya ? ayok komen di bawah ini biar kita bertukar pengalaman ya .

 

Pangkalpinang Krabut city, Selasa 22 Desember 2020

Tantangan menulis hari ke 343 menuju G 365

#HARIIBU

Penulis : Sulfiana Syaibun WA 081271929166

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ibu memang sosok hebat

22 Dec
Balas

Benar Ibu itu tiada duanya 13456789he he trims Bu FITRYANY FEBBY ADIANA GUSTARINY

22 Dec

Benar Ibu itu tiada duanya 13456789he he trims Bu FITRYANY FEBBY ADIANA GUSTARINY

22 Dec

Sosok ibu selalu menjadi inspirasi. salam santun.

22 Dec
Balas

Alhamdulillah trims Pak Irwanto telah hadir salam

22 Dec

Sedikit lagi paltimun ya bun

22 Dec
Balas

Aamiin trims atas doanya bu ANDI ANILLAH

22 Dec

Aamiin trims atas doanya bu ANDI ANILLAH

22 Dec

Sip Bun

22 Dec
Balas

Alhamdulillah trims Bu Desnaini ,S.Pd

22 Dec

Alhamdulillah trims Bu Desnaini ,S.Pd

22 Dec



search

New Post