Sulistari Rahayu

Guru PAI SD. Tinggal di Jatilor Kecamatan Godong Grobogan Jawa Tengah. Suka menulis tetapi lebih sering menulis puisi....

Selengkapnya
Navigasi Web

JODOH

"Jika Nabi saja tidak mampu memilih jodohnya sendiri, mengapa kamu bersikeras memilih jodohmu?" ucap pria paruh baya yang selama ini menemaniku dari kecil hingga dewasa.

"Ingat, kamu bukan Tuhan!" lanjut beliau.

Percakapanku dengan Ayah kala itu sangat menusuk seluruh relung hatiku. Perkara takdir dan cinta ini pelan-pelan bisa membunuhku.

Kata-kata yang digunakan Ayah untuk menyadarkanku bahwa aku hanya makhluk yang tidak berdaya dengan takdikNYA, tetapi begitu keras menentang segala kemungkinan yang menjauhkanku dengan kekasih pilihanku. Aku tidak akan rela jika akhirnya Tuhan tidak sepakat dengan keinginanku.

Mengapa kita tidak bisa memilih dengan siapa kita menikah sebagaimana kita tidak bisa memilih dengan siapa kita jatuh cinta? Lalu mengapa Tuhan memilih dua orang yang berbeda untuk dicintai dan dinikai? Seolah Tuhan bermain-main dengan hatiku.

Seolah Tuhan sedang menegurku dengan lembut bahwa Dia adalah penguasa hatiku, bukan diriku sendiri. Lalu, siapa yang harus aku pilih? Seseorang yang sudah kucintai bertahun-tahun, atau orang asing yang tiba-tiba datang?

Arga kini sedang duduk berhadapan denganku. Di depan ada secangkir kopi hitam dan sebatang rokok. Ia bermain game dengan HPnya. Kafe ini serasa saksi bisa kecanggungan ini. Tak ada percakapan. Dia masih orang yang sama seperti yang kukenang 15 tahun yang lalu. Dingin. Tak banyak bicara. Pangeran es. Aku rela membatalkan janji reuni SMA demi kencan bersamanya, tetapi serasa dia berada di dunianya sendiri dan ada tembok besar di antara kami.

"Ar..."

"Hm?" dia mendongakkan kepalanya, melihat ke arahku. Lalu meletakkan ponselnya.

"Sudah masuk waktu ashar. Di kafe inia da musholanya, kan? Aku ke mushola dulu, ya..."

"Iya," jawabnya singkat, lalu kembali memainkan Hpnya lagi. Sesekali ia mengucapkan kata-kata sumpah serapah saat kalah dari permainan.

Aku selalu memaklumi semua tingkah lakunya. Dulu, aku selalu merasa misuhnya saja sangat imut. Bagaimana aku tidak jatuh cinta pada pria ini? Tetapi kini, setiap kali dia misuh, aku meragukannya. Bisakah dia jadi ayah yang baik untuk anakku kelak?

Arga masih tidak bergeming dari tempatnya. Tidak ikut menunaikan shalat ashar bersamaku. Bahkan saat di rumah, dia sudah tidak pernah menelpon untuk membangunkanku tahajjud. Entah dunia kejam seperti apa yang sudah merubah priaku ini. Dahulu, dia selalu membangunkanku untuk sholat tahajjud. Namun, kini jangankan untuk sholat sunnah, shalat wajib saja seringkali ia lewatkan. Setiap kali aku mengingatkannya, ia selalu berdalih, "nanti aku shalat kalau sudah di rumah."

Kini, ia sudah berubah. Semuanya sudah berbeda. Semua keresahanku menumpuk jadi satu. Ketakutanku bahwa dia bukan jodohku. Ketakutanku bahwa dia memang tidak lagi seperti dulu. Ketakutanku bahwa semuanya akan berubah menjadi lenyap.

Saat kita jatuh cinta, segala sesuatu terasa cukup. Bisa memandangnya dari dekat saja sudah terasa cukup membahagiakan. Bisa mengetahui bahwa dia sehat-sehat saja sudah cukup melegakan. Kenyataannya, seiring waktu bergulir, cinta saja tidak cukup. Faktor terbesar yang seringkali dilupakan manusia adalah Penciptanya sendiri. benarkah Tuhan menuliskan takdirku bersama Arga? Kami sudah menjalin hubungan selama lebih dari 5 tahun. Namun, tidak pernah ada pembahasan ke arah pernikahan. Apakah aku sedang berjalan ke arah yang salah? Atau, aku hanya tidak cukup bersabar dalam penantian ini? Senyap-senyap semua keraguan itu muncul perlahan seperti alang-alang yang tidak pernah ditanam tapi tumbuh sekehendaknya.

....

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Cerita nya keren dan menyentuh hati

25 Mar
Balas

Terima kasih kak, ini cuplikan dari novel "Teman Ta'aruf" kak...di Fizzo

30 Apr

iya, bun Risma... sy tersentuh sekali setiap membaca cerita ini. Salam sehat selalu semuanya..

13 May
Balas

iya, bun Risma... sy tersentuh sekali setiap membaca cerita ini. Salam sehat selalu semuanya..

13 May
Balas



search

New Post