Sulistari Rahayu

Guru PAI SD. Tinggal di Jatilor Kecamatan Godong Grobogan Jawa Tengah. Suka menulis tetapi lebih sering menulis puisi....

Selengkapnya
Navigasi Web

KEJADIAN TAK TERDUGA

Di sebuah rumah, tepatnya di ruang tengah suasananya nampak tegang. Seorang gadis berambut pirang dengan setelan putih abu-abu sedang menangis sesegukkan. Badannya sampai bergetar dan terlihat semakin memprihatinkan.

"Yah, aku mohon... dengarkan aku untuk kali ini. Aku benar-benar tidak bersalah, Yah." ucap gadis mungil yang kini sudah banjir oleh air mata. Ia terus memohon sambil terus berusaha meraih tangan sang Ayah yang sejak tadi menolak untuk didekati. Ia seakan seperti sesuatu yang menjijikkan.

"Aku memang berteman baik dengan Rere, tapi aku tidak terlibat dalam kasusnya itu, Yah. Tolong percaya padaku," pintanya dengan nada terdengar lirih, karena hatinya sesak menahan perih.

Siang tadi, ada kegiatan pemeriksaan rutin untuk murid-murid SMA Tunas Bangsa. Pemeriksaan ini berkaitan dengan pencegahan pihak sekolah dari hal-hal yang tidak diinginkan. Hal ini juga untuk melihat keseriusan anak dalam belajar dengan melihat barang-barang apa yang ada di dalam tas sekolah mereka. Pemeriksaan dilakukan oleh petugas khusus yang beranggotakan murid-murid dari perwakilan masing-masing kelas, dan dibimbing langsung oleh Kepala Sekolah. Kegiatan dilakukan mulai dari kelas per kelas. Dan tiba di giliran kelas paling ujung, tepatnya kelas sebelas IPA ditemukan ada beberapa murid yang membawa bungkusan yang diduga barang haram yakni narkotika.

"Itu bukan milik saya, Pak. Saya juga tidak tahu kenapa barang itu bisa ada di dalam tas saya." sangkal salah satu murid perempuan berambut pirang dengan jepit rambut di atasnya, nama Asyifa.

"Kalau bukan milik kamu, lantas milik siapa?" tanya seorang guru yang saat itu mendampingi petugas pemeriksaan, namanya Pak Reno.

"Saya juga tidak tahu pak," jawabnya.

"Maaf, Pak, ini saya juga menemukan barang yang sama dengan yang ada di tangan bapak," tiba-tiba seorang petugas menghampiri mereka sambil menunjukkan bungkusan plastik kecil di tangannya.

"Dari mana ini, Seno?" tanya pak Reno pada petugas yang disebut Seno.

"Dari dalam tas anak itu, Pak," tunjuk Seno pada seorang gadis bermata bulat di belakang Asyifa. Sontak, semua orang di dalam ruang kelas melirik ke arah gadis tersebut, termasuk Asyifa. Ketika Asyifa melihat siapa orang yang dimaksud Reno tadi, ia membelalakkan matanya seketika.

"Re..re..." lirihnya.

Ternyata gadis bermata bulat itulah pemilik yang sebenarnya barang haram tersebut. Karena ia tidak mengetahui kalau hari ini ada pemeriksaan, ia yang terburu-buru langsung menyembunyikan barang tersebut asal ke dalam tas yang ada di bangku depannya. Dan saking terburu dan banyaknya barang haram itu, sehingga masih ada yang tertinggal di dalam tas ranselnya.

"Mampus! Kenapa bisa ada yang tertinggal," gerutunya dalam hati.

.

.

.

bersambung..

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post