Sulistiana

Saya Sulistiana guru Bk di SMA N 1 Kebomas Gresik. Salam Kenal ...

Selengkapnya
Navigasi Web
CERDAS

CERDAS

#Tangangurusiana(170)

Setiap orang memiliki nurani untuk berbuat kebaikan. Tetapi pembelajaran yang telah terekam dalam memori akan mewarnai perilakunya sehari-hari.

Meski aku sudah menyampaikan komitmen sebelum kegiatan ulangan dilaksanakan, kulihat masih saja ada yang mencoba bertaruh denganku.

"Sepertinya lembar jawabanmu rangkap, ya?" tanyaku pada siswa yang sedang mengerjakan ulangan.

Serempak yang lain menoleh ke belakang. Pada tempat di mana aku menegur siswa yang mencoba berbuat curang.

Siswa yang merasa tertangkap basa sedang mengerpek tampak pcat pasi. Secara tetiba keringatnya mengucur deras. Dia sudah tahu aku selalu menegakkan kejujuran dalam mengerjakan ulangan.

"Maafkan saya, bu. Beri saya kesempatan?"

Aku mengeryitkan alis. Aku selalu memberi kesempatan pada anak untuk menjelaskan perilakunya.

"Saya ingin dapat nilai tinggi tetapi curang,"

"Komitmennya?"

"Beri saya kesempatan bu. Kerpekan dan jawaban saya kumpulkan. Tapi beri saya kesempatan untuk mengerjakannya lagi pada lembaran yang baru. 15 menit saja!"

Aku menatapnya. Aku selalu menyukai anak yang mampu menawar komitmen dengan sebuah tanggung jawab baru.

"Oke, 15 menit dan silakan mengerjakan di meja guru!"

"Siap, Bu!"

Aku melihatnya dengan bangga dan terharu. Dari perilakunya aku sudah dapat mengukur kapasitas potensinya. Tapi tidak banyak anak yang mampu bersikap demikian. Mengakui kesalahannya dan memperbaikinya di waktu yang sama.

"Sudah selesai, Buu," ujarnya setelah 15 menit.

Aku menatapnya takjub. Padahal aku sudah berniat menambah waktu untuknya. Hatiku selalu tersentuh oleh anak yang berani mengakui kesalahannya.

"Coba saya periksa,"

Dia mengulurkan lembar jawabannya. Kulihat semua nomor sudah diisi. 40 soal pilihan dan 2 soal isian. Aku mengeryit.

"Kok bisa terisi semua? Terus tadi ngerpek untuk apa? Nyatanya tanpa ngerpek bisa. Ngerjain saya, ya?"

"Tidak, Bu. Gak berani saya,"

Sejenak kelas ramai dengan suara tawa. Kemudian siswa mengumpulkan lembar jawabannya dan salim. Lain kali aku akan caritahu kenapa dia ngerpek kalau memang bisa mengerjakan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Cerita yang keren sarat makna. Sukses selalu dan barakallahu fiik

14 Aug
Balas

Terimakasih bu..

14 Aug

Cerpen Bu Sulis... Salam literasi, sukses selalu.

14 Aug
Balas

Terimakasih bapak...

14 Aug

keren bu,... salam literasi

14 Aug
Balas

Terimakasih pak...

14 Aug

Mantap bunda.Ijin follow bund.

14 Aug
Balas

Monggo baak...terimakasih...ntar aku follow balik...salamm

14 Aug

mantul bu

14 Aug
Balas

Terimakasih pak...

14 Aug



search

New Post