Sulistiana

Saya Sulistiana guru Bk di SMA N 1 Kebomas Gresik. Salam Kenal ...

Selengkapnya
Navigasi Web
DARING Vs PANDEMIK

DARING Vs PANDEMIK

#Tantangangurusiana(151)

Metode belajar saat ini menjadi berubah total semenjak pandemi Covid meluluhlantak semua segi kehidupan. Mau tak mau belajar sistem daring menjadi pilihannya.

Pagi itu suasana ruang guru sekolahku sedang berdengung. Saling bertanya dan saling ajar. Kegiatan workshop Implementasi Microsoft -365 untuk pembelajaran daring, wajib diikuti oleh semua guru. Tetapi tidak semua guru cepat dalam memahaminya, termasuk aku.

"Wadow..., rumit sekali," keluh guru yang tahun depan sudah persiapan pensiun. Wajahnya tampak menahan kesal. Aku juga merasakan hal yang sama. Tapi tak kuucap. Agar tidak diproses otak sebagai sebuah kesulitan. Berupaya saja, agar otakku juga mengikuti sebagai upaya yang kulakukan. Begitu ilmu yang kudapat dari pemilik komunitas menulis yang kharismatik.

"Tapi ini tidak wajib kan, Pak? tanyaku pada guru muda yang duduk di sampingku.

"Maksudnya, Bu?"

"Aku kan guru BK, materi lebih banyak pada pendataan. Pendalaman melalui konsultasi. WA masih mencukupi, DM pula,"

"Oh ya Bu, gak papa. Tapi coba ikuti dan pahami aja. Sepertinya materi ini bagus juga kok untuk BK,"

"Iya sih, tapi jatuhnya ya DM, Pak?"

"Bukan untuk kebutuhan pembelajaran saja. Sepertinya buat marketing juga bagus kok. Bu Lina berbisnis juga kan?"

"Begitu ya? Wah pandai sekali menggerakkan saya," ujarku dan kembali fokus pada materi.

Sebagai warga sekolah aku memang harus mengikuti trend yang saat ini sedang berlangsung, yakni memanfaatkan daring. Tetapi kesulitannya bukan hanya pada masalah pola pembelajaran daring, lebih utama kepada siswa yang tidak hadir tanpa keterangan. Tidak ada yang bisa menjawab jika ditanyakan pada kelas. Sangat susah mencarinya melalui pembelajaran daring.

"Bagaimana, Bu, sudah respon?" tanya wali kelas yang berpartner denganku.

"Tidak respon, Pak. Di call juga tidak diangkat. Di DM tidak diread, bagaimana gitu. Niat sekolah apa tidak. Sepertinya ini calon virus," kataku bersungut.

"Solusinya?"

"Home visit, Pak. Bagaimana lagi,"

"Kapan itu?"

"Hari ini, kan sudah tidak ada kesempatan lain. Tes TPA juga tidak ikut. Persiapan wawancara sudah saya chek satu-satu, siswa tetap juga tidak respon. Padahal semua wajib dilakukan untuk pilihan jurusan. Kalau gak ada datanya, mau dijuruskan ke mana? Masa jurusan Lamongan?" kataku asal karena kulihat data siswa kelahiran Lamongan.

"Hahaha..., itu kalau kota-kota, Bu. Bu Lina lucu juga kalau lagi senewen. Tapi sepulang kerja saya gak bisa, Bu. Kalau sekarang bagaimana?"

"Tanggung, Pak. Ini juga belum kelar. Biar saya sendiri saja yang home visit, gak papa. Searah kok!"

"Yakin?"

"Yups!" ujarku sambil melingkarkan ibu jari dan jari telunjuk. Setelah itu beliau kembali menuju ruang guru. Dan aku melanjutkan pengecekan untuk kegiatan wawancata esok hari.

Aku sudah berusaha mencari jejaknya. Nomor yang dicantumkan tidak merespon panggilanku, demikian pula nomor cadangan. Tetapi siswa bersangkutan telah mendaftar ulang. Di mana dia? Padahal kesempatannya terakhir hanya pada tes wawancara saja. Tes TPA tidak dilakukan.

Daripada terjebak dengan berbagai spekulasi pertanyaan, kuputuskan untuk melacak keberadaan rumahnya. Berdasar pada data pada angket daftar ulang, aku menyalin alamat rumahnya. Alamatnya tidak jauh dengan rumahku, bahkan aku harus melewatinya untuk mencapai rumah.

Tetapi saat aku mencapai pintu kampungnya, kampung itu telah terpasang pagar betis yang bertuliskan:

DAERAH ISOLASI MANDIRI. BUKAN WARGA DILARANG MASUK!

"Apa yang terjadi di kampung sebelah ya, Pak? Saya sedang mencari siswa saya yang tiada berkabar?" tanyaku sambil menceritakan kesulitanku dalam menemukan siswa baru melalui pembelajaran daring.

"Di kampung sebelah seluruh warganya diisolasi, Bu. Siswa yang ibu tanyakan orangtuanya habis menggelar hajat syukuran nikah. Tetiba ayahnya meninggal mendadak dan empat tetangganya ada yang sakit secara bersamaan,"

"Innalillahi wainaillaihi rojiuun...,"

Aku manggut-manggut paham. Tetapi hanya sebatas itu. Tidak dapat takziah dan tidak dapat mengetahui info selanjutnya. Pandemi ini telah membuat semuanya menjadi berjarak. Bahkan media telekomunikasi yang berslogan mendekatkan yang jauh, tak lagi berguna. Karena semua harus menjaga jarak!

Sesampai di rumah, iseng-iseng aku tekan kembali nomornya. Kutunggu sesaat.

[Hallo...,] kudengar suara wanita dari seberang.

[Assalamualaikum, Bu. Perkenalkan saya gurunya putra Ibu. Hanya mengabarkan bahwa besok tes wawancara jurusan, nggih. Mohon untuk bisa mengikuti. Mohon maaf, putranya saat tes TPA tidak mengikuti. Begitu nggih, Bu. Mohon untuk disampaikan pada putranya untuk siap mulai dari jam delapan]

Sejenak tidak ada jawaban, tetapi gawai belum dimatikan. Sesaat kemudian,

[Sepertinya anak saya tidak perlu mengikuti tes nya, Bu] jawab suara di seberang terisak. Hatiku mendadak terasa tidak nyaman.

[Semalam mendadak demam tinggi. Kami bawah ke rumah sakit. Dan sejam yang lalu sudah kembali pada sang pemilik, Bu] sambungnya tersendat pilu.

[Innalillahi Wainnaillaihi Rojiuun]

Secara terbata suara di seberang menerangkan bahwa siswa sedang sakit saat tes TPA berlangsung. Tidak sempat menyampaikan keadaan anak karena HP tak tahu dimana tempatnya. Saat HP sudah ketemu, panggilanku masuk.

Aku terpekur dalam diam. Sistem daring membuatku sulit mengetahui keberadaan anak. Bahkan telah berprasangka tidak baik. Maafkan aku Nak, semoga Allah memberimu tempat terindah. Aamiin..

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kreeen Bunda.,kuterhanyut dalam ceritanya...salam literasi

25 Jul
Balas

Terimakasi ya...

25 Jul



search

New Post