KENA BATUNYA
#Tantangangurusiana(139)
"Hoooowaaaahhh...," teriak Dena saat aku muncul di hadapannya dengan rambut menutup muka dan pupil mata saling mendekat ke arah hidung.
"Hahahahaha...," tawaku berkepanjangan melihat Dena tengkurap sambil menutup wajah.
"Gak lucuuu...," teriaknya sambil memukuliku berulang kali.
Tapi aku terus tertawa. Perutku terasa kaku dan mules, melihatnya berkali-kali berhasil aku kerjai.
"Aku gak mau tidur di sini!" teriak Dena meningkah tawaku. Tapi aku lebih cepat berlari ke arah pintu.
"Crek!" pintu dengan cepat aku kunci dan kumasukkan dalam saku celana piyamaku.
"Kau kejam, Tes! Kau takuti aku dan kau larang aku pergi," sungut Dena di bibir ranjang.
"Jangan kaya anak kecil. Serius amat sih! Udah aku minta maaf," jawabku sambil mengulurkan tangan. Tapi Dena melengos. Dia bahkan kembali tengkurap dan menutup sepenuh badannya dengan selimut. Dena tidur.
"Oke deh, kalau becandaanku kelewatan, aku minta maaf," kataku merayunya. Tapi Dena bergeming.
Sejenak aku kembali pada meja belajar. Kubuka-buka buku dan mulai mengerjakan makalah tugas kuliah.
"De," seruku saat sudah lima belas menit Dena tak berubah posisi. Sejenak aku menghampirinya. Kubuka selimutnya. Kutemukan Dena sudah tenggelam dalam pulau kapuk.
"Sebel deh, Den! Cepet baget sih tidurnya!" seruku keki. Aku kembali pada meja belajarku, dan tenggelam dalam tugas membuat makalah.
Aku sangat asyik dengan tugasku, hingga tak kusadari waktu beranjak malam dengan cepatnya. Kulihat jam dinding menunjuk pada pukul 24.00 Wib. Segera kubenahi meja belajar dan beranjak menuju kasur kos ku. Aku tak ingin besok kuliah dan tertidur di kelas.
"Haeeeemmm," aku menguap dengan keras. Kantuk tetiba menyerang dengan cepat. Dan tak membutuhkan waktu lama, aku sudah terlelap. Mengikuti jejak Dena yang sudah tertidur sejak sore tadi.
Entah berapa lama aku tertidur. Ketika kudengar suara memanggil namaku.
"Tes..., Tesa!"
Aku membuka mata masih dengan rasa kantuk yang sangat. Kulihat Dena duduk di bibir kasur.
"Anterin aku ke kamar mandi, yuk?"
"Aku ngantuk...," jawabku tak mampu membuka mata.
"Ayolah!" paksa Dena sambil membangunkan badanku. Aku mengikutinya dengan mata terpejam. Dena menuntunku. Aku merasa jari-jemarinya demikian dingin. Aku juga mencium aroma bunga kenanga bercampur melati dengan sangat kuat. Tapi semua itu tak mampu membuatku berpikir. Aku tetap berjalan dengan Dena yang menuntunku.
Entah berapa lama, aku tak menyadarinya. Aku tertidur dalam tuntunan jemari Dena yang terasa dingin aneh.
Aku merasa telah kembali ke kamar. Dan kembali tertidur. Ketika kudengar kamarku diketuk dengan keras.
"Apa ada orang di dalam?" suara itu keras dan bersahut-sahutan. Aku tergeragap dan segera membuka mata. Sejenak aku merasa kebingungan. Mengapa aku bisa tertidur di dalam kamar mandi?
"Hai...," suara itu kembali berulang.
"Bentar lagi...," jawabku berbohong. Segera kubuka pintu kamar mandi. Tiga wajah tampak menyembul pada daun pintu.
"Tesa? Kau tidur ya? Dari tadi gak nyahut dipanggil,"
"Ah, eh...," aku tak tahu harus menjawab apa. Rasa bingung masih menguasaiku. Segera aku berlari menuju kamar. Kamarku terkunci. Segera kuambil kunci dari dalam saku celana piyamaku. Dan kudapati Dena merengut di bibir kasur.
"Kamu terlalu ya, Tes! Godain aku mulu. Belum mandi tahu? Napa...,"
"Sttttt," ujarku menenangkan Dena yang kembali uring-uringan. Dengan badan gemetar dan merinding aku bercerita pengalaman pindah tidur di kamar mandi.
"Ha? Kau menakutiku lagi ya?"
"Benar! Kali ini aku gak berbohong. Kau membangunkanku minta diantar ke kamar mandi...,"
"Tapi semalam aku gak ingin ke kamar mandi," sergah Dena cepat.
"Kalau gitu aku kena batunya. Biasa menakutimu dan sekarang benar-benar dikerjain sama mbak kunti...,"
Sejak itu aku tak berani bermain-main dengan menirukan ekspresi mahluk astral.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ih serem...
Hehehe...terimakasih ya...
Seram..
Terimakasih ya...
He..he..semoga hanya..fiksi..
Hehehe...terimakasih...