Sulistiana

Saya Sulistiana guru Bk di SMA N 1 Kebomas Gresik. Salam Kenal ...

Selengkapnya
Navigasi Web
KETINDIHAN

KETINDIHAN

#Tantangangurusiana(165)

Cerita tentang nenek Gayatri pengasuh nonik rambut blonde itu meresap dalam memori Kasa. Membuatnya menciptakan gambaran dalam pikirannya.

"Ibu tiri Nonik Blonde sungguh kejam. Dia menfitnah Nenek Gayatri yang mengambil liontin peninggalan Ibu kandung Nonik Blonde," kata Mbok Mar, dukun pijat langganan Ayahnya setiap mudik ke desa.

"Terus?" tanya Kasa sambil merapatkan tubuhnya pada Mbok Mar. Saat itu mereka berada di teras depan rumah di desa. Ayahnya belum selesai pulang kenduren. Kesiur angin bediding pada bulan Juli membuat Kasa merapatkan tangannya menahan dingin.

"Nonik Blonde tidak percaya dengan laporan ibu tirinya. Tapi tidak demikian dengan papinya yang melihat fakta bahwa liontin itu ada di tumpukan baju Nenek Gayatri,"

"Maafkan Nenek Gayatri, Papi. Aku tak membutuhkan liontin itu lagi. Aku menghadiakannya padanya. Tapi aku lupa!" rengek Nonik Blonde pada papinya. Tapi lelaki tampan kelahiran Negeri Belanda itu tak mau dengar.

"Mami, mengapa tega memfitnah Nenek Gayatri. Bukannya dia saudaramu. Setanah air. Mengapa bisa setega itu padanya?" tanya Nonik Blonde pada ibu tirinya yang berasal dari Indonesia.

"Masuk kamarmu!" teriak papinya penuh amarah membela istrinya.

Dengan perasaan ketakutan dan berurai airmata Nonik Blonde berlari menuju kamarnya. Semalaman dia menangisi keadaan Nenek Gayatri. Setelah itu esoknya dia tak lagi menemui Nenek Gayatri di rumahnya. Tiga hari kemudian Nenek Gayatri ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa di sebuah parit menuju persawahan penduduk.

Berrrtttthhhhh!

Daun-daun pepohoban depan rumah bergoyang seiring angin yang berhembus. Teras dan halaman depan tiada penerangan. Cahaya di dapat dari ruang tamu. Itu juga tidak berlebihan.

Pak De memang bukan orang kaya, sangat berhemat dengan penerangan listrik. Sehingga gelap di mana-mana karena hanya dipasang lampu lima watt di beberapa tempat saja. Sehingga rumah besar ini tampak sangat menakutkan. Setiap Kasa berjalan selalu bayang badannya menyertai. Lebih besar dari tubuhnya sendiri.

Udara semakin dingin. Gigi Kasa saling bersentuhan dan meninggalkan bunyi gemelethuk. Kasa semakin merapatkan tubuhnya pada Mbok Mar. Ayahnya belum juga pulang, juga ibunya yang sedari sore rewang. Di rumah tinggal Bu Dhe yang sibuk dengan dirinya sendiri.

"Terus?" tuntut Kasa. Mbok Mar memutar sirihnya. Kasa heran mengapa juga masih ada orang memakan daun sirih di jaman sosmed seperti ini.

"Ternyata itu semua memang rencana ibu tiri Nonik Blonde. Karena sejak saat itu Nonik Blonde sering disiksa oleh ibu tirinya. Dipukul dengan sapu lidi yang biasa dipakai Nenek Gayatri membersihkan halaman rumah hingga bilur-bilur,"

"Apa bilur-bilur, Mbok?" selah Kasa.

"Bekas sapu lidi itu membiru di sekujur tubuh Nonik Blonde. Hal itu berjalan terus tanpa ada yang berani membelanya karena diancam akan dihabisi seperti nenek Gayatri. Hingga akhirnya Nonik Blonde jatuh sakit. Badannya sangat panas dan mengigau menanggil Nenek Gayatri,"

"Nenek, di mana kamu. Aku lapar, haus. Tolong aku," demikian Nonik Blonde memanggil-manggil Nenek Gayatri.

Malam semakin larut dan demam Nonik Blonde semakin tinggi. Papinya yang sedang bermabuk-mabukkan bersama tamunya tak menghiraukan keadaan anak tunggalnya.

"Dan esok harinya, Nonik Blonde tidak ada di dalam kamarnya,"

"Ke mana?"

"Tidak ada yang tahu dia di mana. Dicari kemana-mana tidak ketemu. Saat 40 hari sejak menghilangnya, suatu malam penjaga melihat Nenek Gayatri menuntun ke luar kamar Nonik Blonde,"

"Hiiiii," ujar Kasa semakin merapatkan tubuh.

"Tidak tidur, Nduk?" tanya Bu Dhe tetiba. Kasa beringsut berpindah merapat pada Bu Dhenya. Tak berapa lama muncul secara bersamaan ayah-ibunya beserta Pak Dhe pulang kenduren. Beriringan mereka masuk rumah. Mereka melingkar di ruang tamu dan membuka berkat kenduren. Kasa makan dengan lahap sementara ayahnya bersiap untuk pijat.

Setelah selesai makan Kasa mencari ibunya yang sibuk di dapur.

"Kenapa belum tidur? Sudah malam, tidurlah! Ibu bersih-bersih dulu,"

Kasa menggeleng. Perlahan badannya melorot selonjoran di bayan depan daur. Sambil menahan kantuk matanya terus memperhatikan kesibukan ibunya bersama Bu Dhenya. Entah berapa lama dia menahan diri hingga menyerah pada kantuk.

Kasa merasa sedang bermain-main di tengah sawah. Hari sudah menjelang sore. Ternyata dia telah tertinggal karena Pak Dhe dan Bu Dhe yang tadi mengajaknya ke sawah tidak ada di tempat. Jarak rumah dan sawah tidak terlalu jauh. Hanya sekitar 500 meter saja.

Kasa berlari-lari kecil menyusul pulang. Tetapi sesampai di rumah, keadaan rumahnya kosong.

"Buk, Yah, Dhe," teriak Kasa. Tapi tak ada seorang pun yang menjawab. Kasa menjadi takut dan panik.

Tetiba dia mendengar pintu belakang dibuka. Dia berpikir itu adalah orang-orang yang dicarinya. Segera dia menuju belakang. Tetapi apa yang dilihatnya? Seorang nenek-nenek dan seorang Nonik Blonde menuju ke arahnya.

"Nenek Gayatri?" pekiknya.

"Pergi, pergi! Herrrrghhh, herrrgghhh," Kasa mengusir dengan panik tapi suaranya seolah tertelan dalam tenggorakan. Kasa terus berupaya berteriak tapi tak memberi hasil apapun.

"Sa..., Kasa..., ada apa?" itu suara ibunya. Bergegas Kasa membuka matanya. Orang-orang pada mengelilinginya. Kasa tetap tak bisa bicara.

"Sepertinya kelindihen si Kasa," kata Bu Dhe. Kasa melihat ayahnya datang dan meraihnya dalam pangkuan. Entah apa yang dibacanya dan diusap di mukanya. Setelah itu Kasa merasa dapat bernapas lega.

"Nenek Gayatri mau menculikku," teriaknya keras sambil berurai airmata. Ibunya memeluknya erat-erat.

"Lain kali kalau mau tidur itu baca doa. Biar tidak kelindihen. Kau pasti sebelum tidur sudah merasa takut lebih dulu. Jadi terbawa mimpi," ibunya menerangkan dengan halus. Tapi mimpi bertemu Nenek Gayatri tak mampu dihalaunya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren Bu. Lanjutkan...

09 Aug
Balas

Terimakasih yaa..

09 Aug

Berdoa sebelum tidur Mantap Bu

09 Aug
Balas

Hehehe...terimakasih ya...

09 Aug



search

New Post