MBAK BEB
#Tantangangurusiana(153)
Boris menatap wajah sahabat di depannya. Tampak ada kepastian di wajah tampan itu.
"Apa salahnya anak SMA bilang cinta pada seorang mahasiswi?"
"Gak ada sih,"
"Terus keberatanmu apa?"
"Kau akan menjadi bahan ledekan. Gitu aja. Si gadis juga. Memang gak kasihan?"
Nuno terpekur lirih. Wajah Rida menari-nari di pelupuk matanya.
Nuno mengenal Rida secara tidak sengaja. Pagi itu dia sedang gowes dan menemukan seorang gadis yang tampak jongkok di depan sepeda gowesnya.
Rantai sepeda gadis itu tampak los, dan dia sibuk membenahi. Kepalanya menunduk seiring gerak tangannya. Nuno yang sudah melampauinya tergerak untuk mundur. Dia belum menawarkan bantuan. Melihat lebih dulu sejauh mana upaya si gadis. Tak lama tampak berhasil.
"Yachhh...," desisnya saat digerakkan rantainya los lagi.
"Coba aku bantu perbaiki," tawar Nuno. Gadis tinggi semampai itu menatapnya tajam. Saat Nuno menemukan wajahnya, dia melihat seraut wajah imut nan innocent. Wajah itu sangat menggoda mimpinya.
Nuno mencari tahu dengan kembali menuju bunderan depan kampus kesehatan di kota Malang. Dan dia kembali menemukan gadis itu bersama teman-temannya.
"Hai!" sapa Nuno. Gadis itu tersenyum dan memperkenalkannya pada teman-temannya.
"Kuliah di mana?" tanya salah satu teman gadis itu yang diketahuinya bernama Rida. Sejenak Nuno menyadari dengan siapa dia berhadapan. Tidak bisa disalahkan jika Nuno disangka sudah kuliah, karena saat ini dia sudah kelas tiga. Hobinya dalam berolahraga sekaligus sebagai kapten futsal sekolah, membuat tubuhnya jauh lebih tinggi dari teman SMA-nya.
"Rida tahu," goda Nuno. Sedang yang digoda merasa sedang dikerjain.
" Aku? Aku gak tahu. Aku gak pernah nanya kuliah dimana?"
"Mengapa gak nanya?" kejar Nuno. Rida yang merasa dipojokkan memerah pipinya.
"Ehem, ehem," goda tenannya dan satu persatu meninggalkan mereka. Rida akan melakukan hal yang sama ketika tangan Nuno menahannya.
"Boleh aku main ke kosmu?" tanya Nuno. Malu-malu Rida memberikan alamat rumah kosnya.
Sejak saat itu Nuno sering main ke kosan Rida, mahasiswi kesehatan semester tiga. Nuno merasa Rida juga tertarik padanya. Tapi Nuno belum berterus terang tentang keadaannya.
"Tunggulah satu semester lagi, maka jarak pendidikan diantara kalian tidak menjadi masalah. Jaman sekarang masalah usia tak lagi menjadi masalah," ujar Boris sambil menepuk bahu sahabatnya dan berlalu dari hadapannya.
Dan Nuno menuruti apa saran sahabatnya itu. Tapi di sisi lain hatinya merasa tidak tenang. Dia merasa sebagai pengecut dan pecundang cinta. Maka diajaknya Rida untuk menemuinya di suatu tempat.
"Aku ingin menyampaikan sesuatu padamu tapi semoga kau tidak menjadi marah,"
Sejenak Nuno meneliti wajah imut gadis di depannya. Siapa sangka dia seorang mahasiswi karena wajahnya yang lucu dan juga lugu.
"Aku menyayangimu, Rid," ujar Nuno lirih. Rida menjadi terkejut dengan keterusterangan yang tanpa basa-basi itu. Sejenak dia tak tahu harus berkata apa. Dia menunggu Nuno menanyakan perasaannya. Tapi Nuno tampak gelisah.
"Tapi aku masih SMA," berkata demikian Nuno menunduk. Dia tahu segalanya akan berakhir. Tapi itu lebih baik daripada dia berbohong dengan mengatakan bahwa dia adalah mahasiswa salah satu perguruan tinggi di kota ini.
"Aku sudah tahu," jawab Rida tak mampu menutupi senyumnya. Tak dipunglkiri bahwa hatinya sudah tertambat pada Nuno sejak pertama berjumpa. Nuno yang ada di depannya terkejut.
"Apa? Kau sudah tahu?"
"Kau masih memakai seragammu saat aku dan teman-temanku menemukanmu di Gramedia seminggu yang lalu," terang Rida hati-hati. Dia tak ingin membuat Nuno menjadi malu.
"Terus?"
"Apanya yang terus?"
"Pernyataanku?"
Sejenak Rida menunduk.
"Maaf..., aku tak bisa menerimamu...,"
Sejenak Nuno bagai tersambar petir. Sudah diduganya semua akan menjadi seperti ini. Rida merasa malu berpacaran dengan pemuda bercelana abu-abu.
"Datang kembali padaku setelah kau dinyatakan lulus SMA," ujar Rida selanjutnya.
"Kau?"
Rida tertawa lepas, merasa bisa menggoda Nuno.
"Pandai juga kau menggodaku,"
Rida masih tergelak saat Nuno meraih jemarinya.
"Satu hal lagi, jangan panggil aku mbak beb...,"
Nuno gemas merasa dipermainkan. Tapi perasaannya menjadi lega telah menyampaikan cinta pada seorang mahasiswi. Semangatnya untuk segera lulus SMA dan berganti celana semakin membusa saja.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Cerita yang bagus. Semangat ya Nuno. Semoga semester depan Rida belum menjadi milik orang.
Terimakasih ya...
Gita cinta mbak