Sulistiana

Saya Sulistiana guru Bk di SMA N 1 Kebomas Gresik. Salam Kenal ...

Selengkapnya
Navigasi Web

PERJALANAN DEDIKASI

Setiap profesi memiliki tantangannya masing-masing. Kecintaan pada profesi menjadikan tiada lelah berdedikasi.

"Terus bertahan pada keyakina akan membuatmu selalu menambah ilmu. Ada saatnya kesulitan yang kau hadapi berbuah manis, " ujar suami suatu saat. Setiap memberiku dukungan, matanya seolah pijar dalam gelap. Membuatku mampu melihat jalan ke depan dengan lebih jelas.

Aku memang wajib besyukur memiliki pasangan hidup yang terus membangun mental dan semangat. Sehingga setiap kesulitan justru menjadi ilmu.

"Buat siswa memiliki daya saing di dunia kerja. Persiapkan itu sejak dini dan terus matangkan di setiap tahunnya. Evaluasi dan perbaiki!"

Berapi-api suami membangun semangatku. Tangannya bergerak ke kiri dan kanan. Terkadang mengepal dengan keras. Suaranya lantang dan tegas seolah amunisi yang siap meledak. Energinya sampai ke padaku. Membuatku senantiasa bersemangat dalam berkinerja. Allah memang memberiku sekolah yang masih kecil. Tetapi kematangan ketrampilanku kelak kuperoleh dari sekolah itu.

"Jika kau mampu membuat gebrakan melalui output yang mudah terserap dalam dunia kerja, sekolahmu akan semakin dipercaya masyarakat. Yayasan pasti mempertimbangkan ruangan khusus untuk kantor BK!" tandas suami. Aku mengangguk penuh semangat. Selama menjadi Guru BK, aku harus rela satu ruangan dengan rekan TU. Ruang tamu dan ruang guru secara bergantian kupinjam saat memberikan layanan konseling.

Waktu berjalan begitu cepat. Aku semakin nyaman dengan profesiku. Peluang untuk siswa setelah lulus terus kuamati dan kusikapi. Siswa saat itu lebih memilih dunia kerja daripada kuliah. Aku membantu dan menyiapkan kematangan mereka sejak masuk sebagai siswa baru.

"Saya ingin mencoba membuka kerjasama dengan perusahaan luar negeri untuk lulusan kita, Pak!" usulku suatu saat.

Aku sudah terbiasa memberi masukan pada sekolah. Pimpinanku merupakan seorang yang menyukai ide-ide peningkatan SDM siswa. Aku menyukai dan merasa cocok bekerja dibawah talentanya. Sekolah juga semakin mendapat kepercayaan masyarakat dibawah kiprahnya. Perlahan tapi pasti sekolah sudah menjadi pilihan masyarakat.

"Terimakasih Bu Ika, atas kerja keras dan dedikasi pada sekolah ini,' ujar Kepala Sekolah secara khusus saat aku melaporkan persiapan siswa tes penerimaan pegawai.

Tanpa kusadari sepuluh tahun aku telah bernaung di sekolah sejak pertama menjadi guru BK. Banyak ilmu dan pengalaman yang kudapat dalam membangun pemahaman diri siswa. Namun begitu, ada satu hal yang masih menjadi pikiran.

Kudapati fakta bahwa kedisiplinan menjadi masalah terbesar siswa dalam belajar. Disiplin saat datang ke sekolah, kelengkapan atribut sekolah bahkan potongan rambut dan asesoris yang tidak layak dipakai saat belajar.

"Besok tidak saya pakai lagi, Bu," ujar salah satu siswa laki-laki yang kedapatan memakai kalung emas.

"Mengapa tidak lagi dipakai?" Pancingku.

"Karena memang begitu aturannya, Bu!"

"Bagus, jika sudah mengetahui alasannya," jawabku memuji. Siswa itu mengangguk. Matanya tidak berani menatapku. Aku yakin dia hanya butuh perhatian dengan ulahnya.

Siswa menghadapi masalah ketertiban yang ditentukan oleh sekolah. Apakah kemampuan tertib di sekolah adalah cerminan tertib di rumah?

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen cerpennya, Bunda. Salam literasi

13 Dec
Balas

Terimakasih pak...barokallah...

13 Dec



search

New Post