#Tantangangurusiana (123)

Pagi-pagi, aku mencari tahu. Takut dan penasaran berkumpul menjadi satu. Kami hanya berlima kamar.

"Adakah yang jam satu malam ke luar kamar?" tanyaku satu persatu.

Tapi sampai tiga kamar kutanya, semua bilang tidur nyenyak tanpa nglilir. Tinggal satu kamar, Tasya.

"Tasya...," ketukku. Tapi tak ada jawaban. Pelan kubuka kamarnya.

"Ya Allah!" pekikku dan reflek menutup kembali kamar Tasya. Yang lain terkejut.

"Kenapa, Kak?" tanya Aluna, penghuni kos terbaru semester satu.

Aku menggeleng kepala keras-keras. Aku melihat dalam kamar Tasya wanita dewasa dengan rambut hitam kecoklatan. Tasya tidak ada dalam kamar. Wanita dengan rambut hitam kecoklatan itu seperti rambut palsu Tasya yang terbaru.

"Kak?"

Aku tersentak dengan lamunanku.

"Tasya tidak ada dalam kamar. Apakah Tasya kedatangan tamu, ya?

Semua saling tatap, dan menggeleng.

Tetiba kudengar pintu kamar Tasya dibuka dari dalam.

"Ada apa ribut pagi-pagi?" Tasya berdiri depan pintu dengan rambut aslinya. Model cepak ala gadis-gadis tomboy.

"Kau ada tamu?"

"Tidak!"

"Tadi kuketuk kamarmu, karena tidak ada jawaban aku buka. Kulihat ada wanita berambut hitam kecoklatan, siapa dia?"

Tasya membuka pintu lebar-lebar. Rambut palsunnya ada di atas kasur.

"Semalam kupakai selfi, terus tertidur masih memakai rambut palsuku. Kenapa, kaget ya karena aku merasa bagai Putri Tidur yang menunggu untuk dicium pangeran...hahaha...,"

"Gak lucu!" sentakku sambil berlalu dari depan kamarnya. Juga yang lain.

Sesampai di kamar aku merenung. Mengapa rambut palsu itu seolah berubah bukan sebagai wajah Tasya? Kemarin tampak melotot, sekarang tampak bagai wanita dewasa yang menyeramkan.

"Ada apa sih dengan diriku?" gumamku bingung. Alhasil, aku tidak menemukan siapa yang ke luar kamar pada pukul satu malam.