Sulistiana

Saya Sulistiana guru Bk di SMA N 1 Kebomas Gresik. Salam Kenal ...

Selengkapnya
Navigasi Web
RUMAH AMBRUK

RUMAH AMBRUK

#Tantangangurusiana(121)

"Aaaaccchhh...,"

Suara teriakan seperti itu sudah biasa aku dengar. Teman-temanku yang pulang mengaji dan kemalaman, akan selalu berteriak setiap melewati rumah ambruk sebelah rumahku.

"Memang ada apa sih, teriak-teriak...,"

"Hiii..., seram. Ada anak gadis berbaju putih tanpa kepala,"

Aku tersentak.

"Masa? Aku gak pernah melihatnya?"

"Karena kau sudah dianggap saudaranya. Rumahmu kan tetanggaan...," jawab Utari sambil ngeloyor pergi. Aku sungguh kesal dengan jawaban itu. Dan tak pernah bertanya lagi.

Hingga lulus SMA tak ada kejadian apapun. Saat kuliah aku meninggalkan rumah untuk belajar di kota. Cerita horor rumah ambruk samping rumah sudah kulupakan.

"Mendadak sekali mau pulang. Ini sudah mahrib. Bisa jam sepuluh nyampe rumah,"

"Itu juga masih sore," selorohku.

"Gila! Meski kau Dan dua, ada yang tak mampu kau hadapi?"

"Siapa?"

"Mbak Kunti," sahut temanku dan berlalu menuju kamarnya.

Tapi entahlah, aku ingin pulang saja. Sudah hampir dua bulan, sejak terakhir aku pulang rumah.

Tapi sedang menjadi hari apesku. Bis yang kutunggu jam delapan baru datang. Dan sampai di terminal Purabaya, Damri yang menuju Jembatan Merah sudah tidak ada.

"Gojek aja, Non!"

Akhirnya aku sepakati. Aku tak bisa terlalu lama menimbang, mengingat hari sudah semakin larut.

Sesampai di JMP, tinggal satu angkutan yang akan menuju Gresik. Tanpa pikir panjang, aku masuk begitu saja. Isinya penuh dengan para lelaki yang menatapku aneh. Untung aku lebih terkesan tomboy, tidak terlalu menarik perhatian.

Tepat jam 23.05 WIB, aku nyampai di GKB. Baru saja aku hendak memanggil adikku lewat telepon genggam, ketika abang gojek menghampiriku.

"Boleh saya antar, non?"

Aku segera naik dan kusebutkan alamat rumahku. Hari semakin larut, saat abang gojek berhenti di ujung jalan.

"Kok berhenti di sini?" tanyaku mulai waspada.

"Maaf non, kok motor mendadak mogok, ya?"

"Kok aneh. Bensin habis ya," tanyaku. Tetiba aku merasa tidak nyaman. Hidungku mencium aroma bunga melati. Kuat sekali aromanya.

"Ok, aku jalan aja," putusku. Lagipula rumahku sudah tidak jauh, 500 meter saja.

"Non..., hati-hati lewat rumah ambruk, ya?"

"Beres!" jawabku mantap. Mungkin dia kira aku penakut.

Dengan santai aku berjalan. Kampungku terasa sangat sepi dan lengang. Samar-samar kudengar seseorang menyanyi. Aku berpikir itu adalah suara dari televisi. Tetapi kenapa suaranya serasa terdengar di telingaku? Jelas dan dekat!

Aku tak menghiraukan dan terus berjalan. Rumahku sudah tampak mata. Tinggal melampaui rumah ambruk, sampailah ada tujuan.

"Selamat malam...," aku mendengar sapaan itu.

"Malam...," jawabku dan mencari sumber suara yang menyapaku.

Saat aku menoleh, kulihat gadis seusiaku. Berbaju putih dengan rendah mengelilingi lehernya yang berdarah. Yang membuatku terpaku, dia memegang kepalanya sendiri. Aku merasa tak memijak bumi, ketika berteriak:

"Aaaaachhh...," setelah itu gelap pandanganku.

Beberapa saat aku membuka, beberapa wajah tampak di mataku. Aku sudah di kamarku.

"Kenapa berteriak?" tanya adik bontotku.

Sejenak aku tak mampu menjawab. Kukumpulkan seluruh ingatan. Aku adalah orang yang tidak gampang percaya dengan mahluk astral. Tapi apa yang kulihat tadi?

"Aku melihatnya,"

"Siapa?" tanya adikku.

"Nonik blonde tanpa kepala," desisku.

"Itu cerita masa kecil," sentak adikku.

"Tapi memang dia ada," jawabku tak mau kalah.

"Sudah, sudah. Makanya pulang jangan malam-malam," serga ibuku.

"Apa ibu juga pernah melihatnya?"

"Mungkin dia senang melihatmu pulang. Makanya dia menyapamu...," selah adikku sambil ngeloyor ke luar kamar.

Tapi sejak saat itu, aku selalu membaca surat-surat pendek saat melewati rumah ambruk. Hal yang tak pernah aku lakukan saat kecil.
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Jalan yg terbaik...

25 Jun
Balas

Terimakasih bu...

25 Jun

Csritanya seram bu... Mantap

25 Jun
Balas

Terimakasih ya...

25 Jun



search

New Post